Chapter 12 : Aksi dalam misi

50 3 0
                                    

Ruang pengap yang menjadi pilihan sementara itu cukup untuk menampung sepuluh orang disana. Segala macam benda ada, seperti; meja, kursi, bola, piring, bahkan ranjang pesakitan. Sebut saja tempat itu gudang, ditata apa adanya dan dibersihkan seperlunya. Membentuk lingkaran untuk berbagai keperluan.

"Formasi baru?"

Jay membuka bungkus lolipop lantas melahapnya. Menyapu pandanganya pada empat gadis yang baru saja menyambangi grupnya. Entah cara apa yang digunakan Jungwon untuk menggaet nya.

Sunoo berdehem, "biar ku jelaskan. Shani, dengan bakatmu berkarate kau bisa bertemu langsung dengan target. Ini menguntungkan karena mereka hanya bertiga, hm .. kau mengawasi Mark saja sepertinya dia yang paling berbahaya."

Yang disebut melotot tak terima, "kau ngasih aku yang paling bahaya? Yang bener aja, OGAH!"

"Jangan khawatir, Mark dijaga ketat oleh OSIS dan Benthala. Meski begitu kami tidak bisa bergerak leluasa, kami butuh bantuan mu untuk mendapatkan informasi tentang leader mereka," jelasnya santai.

Shani melengos dengan tangan bersedekap angkuh, "siapa partner ku?"

"Jay dan juga Jake," tukas Sunoo melirik keduanya.

Dengan mata yang membulat, Lita berseru, "aku, aku? Bagaimana dengan ku?"

Si kecil dari fivequeen rupanya cukup bersemangat, binar dari matanya menjelaskan. Sebelumnya Sunoo menatapnya penuh arti, "kau tidak bisa bela diri. Kalau begitu kau bersama Clara amati gerak-gerik Renjun, dia cukup payah bela diri tapi dia sangat manipulatif."

Lita bersorak girang mengundang delikan tajam dari Clara. Kini yang tersisa hanyalah Jingga yang menenggelamkan wajahnya pada tudung hoodie. Membuat Sunoo mengetukkan pena di dagu, berpikir sejenak untuk menangani sisa targetnya.

"Sebenarnya Haechan tidak seberbahaya itu, tapi dia seorang Spy--dia pasti cukup licik. Dan yang bisa mengimbangi kelicikan itu kau .. Jingga."

Sepasang netra oriental itu menatap datar pembicara. Bertanya lewat tatapan mata. Melihatnya Jungwon angkat bicara, "lakukan sesukamu yang penting jangan biarkan mereka bertiga berkumpul bersama."

"Haruskah aku pergi bersamanya?" tawar Niki.

"Kau atau Sunghoon yang pergi?"

Niki menatap Sunghoon yang asyik bersemedi, tak bergerak sama sekali. Hanya netranya yang kadang mengerjap tanda dia masih menyimak. Sebelum bicara dia menarik napas dalam, "kau saja aku ada urusan."

Sunoo tersenyum puas, "bagus kalau semua sudah mengerti, bubar sekarang."

"Tunggu, lalu kalian ngapain?"

"Aku dan Jungwon ada urusan juga hehe,"

Masing-masing dari mereka membubarkan diri termasuk Niki dan Jay yang sempat bertanya. Sedang Jungwon dan Sunoo masih berbincang ringan sebelum mulai beranjak. Perlahan-lahan senyap mulai mendekap.

"Siapa penyusupnya?" Suara Jingga memecah keheningan, rupanya dia belum beranjak.

"Kalian tahu kalau Nabastala akan datang tiga orang. Dari mana kalian tahu?" tanyanya diperjelas meski tetap menjaga nada bicaranya.

"Sunoo yang melakukannya. Kenapa, ada yang menganggu mu, nona?" ejek Jungwon dengan seringai diwajahnya.

Jingga mengatupkan bibirnya menatap datar pada kedua sosok yang mulai menjauh. Rasa jengkel menghinggap dibenaknya. Terlebih saat mengingat posisi dirinya yang tak setara dengan mereka.

Nabastala vs Benthala Kde žijí příběhy. Začni objevovat