Part 14: Krypton

759 137 130
                                    

Heyoo sesuai janji yaa. Makasii teman-teman kerja samanya!!! Selamat membaca 🫶🏻

____

Ana termenung memandangi gedung menjulang tinggi, ia menelan segala kegugupan sekaligus semangat bergejolak setibanya di depan perusahaan Krypton

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ana termenung memandangi gedung menjulang tinggi, ia menelan segala kegugupan sekaligus semangat bergejolak setibanya di depan perusahaan Krypton. Ia bergerak masuk, matanya berpendar pada langit-langit dan lantai berkilau. Detik pertama membuatnya terpesona kemegahan arsitektur interior nan menawan.

Ia berinisiatif menemui resepsionis, tetapi belum sempat bertanya, seorang lelaki berumur sekitar 30 tahun dan bermata sipit menghampiri sembari mengulurkan jabatan tangan yang ragu-ragu diterima oleh Ana.

"Saya Raja Dewantara. Head of  food and beverage division. Untuk hari ini saya akan memberi arahan, setelah itu saya harus rapat pukul sepuluh. Anda bisa melakukan pekerjaan anda saat makan siang," ungkapnya terkesan sangat tegas.

"Saya Sirena Isadora."

"Mari ikut saya." Raja memimpin jalan guna masuk ke dalam lift. "Terdapat dua kafetaria di sini, lantai 15 dan lantai 30. Sesuai perintah, anda di tempatkan di kafetaria utama, lantai 30. Kafetaria kedua lebih banyak karyawan dan staff, berbeda dengan kafetaria yang didominasi oleh manager dan ekspariat."

Ana menangguk paham, masih juga memuji luasnya bangunan tersebut meski sudah memiliki 41 lantai.

Ketika mereka sampai, Ana kerap mencermati setiap panduan Raja. Ana terkesiap meninjau rambut anburadul di pantulan kaca, lekas ia merapikannya, pagi ini dia begitu ceroboh.

Pertama, ia memang bangun seperti biasa, tetapi melupakan tabung gas kosong dan menyita waktunya. Kedua, ia buru-buru mengantar Shea sekolah meski tidak terlalu jauh. Ketiga, tatkala ia menaiki kereta, ia tersadar salah membawa dompet karena mencari kartu kereta di dompet yang lain.

Seiring melewati koridor-koridor, Ana tak mampu menyembunyikan senyum kecilnya. Pemandangan sibuk para karyawan yang sibuk, berpakaian rapi, dan berfokus pada pekerjaan mereka, memberinya keyakinan bahwa dia berada di tempat luar biasa meski terpaksa.

Sesampainya di kafetaria bak restoran, Ana menatap jendela besar, memperlihatkan pemandangan ramainya kota. Dari ketinggian ini, dia bisa menjumpai keindahan dan hiruk-pikuk aktivitas.

Raja menjelaskan secara gamlang dan detail mengenai tugas Ana, dia juga mengajaknya menelusuri berbagai tempat lebih dulu. Ana cukup memahami prosedur dan strategi dalam melayani setiap pekerja Krypton.

Selepasnya, briefing dilakukan sebelum mulai bekerja, di sanalah Ana memperkenalkan diri lebih banyak di hadapan rekan-rekan barunya.

Ana memberikan senyuman ramah sebagai penutup kalimat, "Panggil saya Ana saja."

"Welcome." Mereka sahut-menyahut menyambut.

"Terima kasih."

Semua berjalan lancar. Ana sudah mengenakan apron, berdiri di belakang meja di mana banyaknya hidangan terletak. Ia sangat tidak percaya perusahaan ini menyajikan setumpuk menu secara gratis setiap hari, dan lagi masakan asli dari pegawainya. Keluarga Kailash memang mencapai kejayaan, Ana sampai pening sendiri.

ARCHETYPEWhere stories live. Discover now