chapter 15

63 8 1
                                    

Happy reading

" Gue mau lo jadi milik gue seutuhnya ra!" - Ucap Malven dengan tangan yang mengusap sebelah pipi Moura

" Oke....

" Ra ? Beneran ? Gak bohong kan ?" - tanyanya dengan wajah terkejut, Moura hanya mengangguk sebagai Jawaban disertai senyuman di wajahnya

" Ra gue seneng banget" - ucap Malven dengan memeluk erat tubuh Moura

" Karena kita udah resmi pacaran kamu mau apa dari aku ? Jalan jalan ? Belanja ? Atau apa ?" - ucap Malven sekali lagi setelah melepas pelukannya

"Gue gak mau apa apa dari lo, gue cuma mau kepastian lo dan seberapa serius lo sama gue ven" - jawab Moura dengan tatapan serius

" Pasti dan aku janji" - Malven sambil mengulurkan jari kelingkingnya dan Moura pun membalasnya

" Dan satu lagi ven kalo suatu saat lo tau kebenaran tentang gue.... lo bisa milih untuk pergi atau tetep bertahan!"

Mendengar ucapan Moura yang seperti itu membuat Malven tertegun sejenak karena ia masih belum mengerti apa maksud perkataan kekasihnya.
" Dan saat aku tau semua tentang kamu, aku harap aku akan selalu ada di samping kamu ra" - jawabnya dengan kecupan di dahi Moura

........

Sedangkan di sisi lain di tempat Alvaro dan Kale berada, keduanya sedang duduk di kursi taman sekolah dengan Kale yang menyender di bahu varo.

" Jadi sekarang kita udah resmi kan ?" - ucap varo dengan mengusap pipi kiri Kale

" Iyaaa...... - jawab Kale lalu bangun dari bahu varo dengan menatap wajah varo dari samping

" Kenapa hmm ?" - ucap Alvaro yang masih terus mengusap pipi Kale

" Enggak aku cuma mau ngeliat aja" - jawabnya disertai senyuman

" Haha kamu lucu, btw aku mau nanya sesuatu" - ucap Alvaro di sertai perbedaan nada bicaranya yang membuat Kale menjadi menatapnya intens

" Apa ?" - tanya Kale dengan kepalanya yang di miringkan

" Kok gemes banget astaga, ehem jadi waktu kita di hadang waktu itu.... Kamu kok berani ngelawan mereka dengan cara yang lumayan sadis kaya gitu ?" - ucapnya diselangi wajah yang lumayan salting

" Kan aku udah bilang kalo aku jago beladiri jadi yaa bisa" - jawab Kale dengan wajah yang masih biasa saja

" Tapi yang aku liat beladiri kamu berbeda dari beladiri yang aku tau"

" Perasaan kamu aja mungkin padahal menurut aku sama aja"

" Bisa jadi juga si sayang"

" Udah gak usah di pikirin lagi itu udah lewat mendingan kita balik ke kelas aja" - saran Kale lalu menarik tangan varo

Alvaro yang tidak mau ambil pusing hanya pasrah saja tetapi jauh di benaknya ia masih memikirkan hal itu dan jika di pikir kan kembali mengapa Kale langsung mengubah topik pembicaraannya.

" Ah udah lah" - ucap Alvaro dalam hati

****

Sekarang The Lion sedang berada di rumah Moura tapi minus Anggara karena ia bilang akan datang telat sedikit

" Sumpah sebenarnya sampe kapan gue harus kaya gini cuy ?" - tanya awan pada yang lainnya

" Sebelum kebusukan dia terungkap" - jawab Moura

" Sumpah gue sempet kesel waktu dia ada di rooftop sekolah tadi mana mukanya bener bener polos banget lagi, tapi gue masih kuat buat gak bongkar topeng dia" - ucap Kale

the secret of the six darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang