65

1K 79 8
                                    

Frank mengajak Shawn untuk pulang ke Central. Ia tidak bisa tinggal di sini lebih lama karena pertengkaran tadi.

Shawn pergi ke kamar Elena dan mengetuk pintu. Ia hanya ingin pamit pada ibunya.

"Mom...".

Bunyi kecil pada pintu menandakan kunci telah dibuka. Shawn mendorong pintu dan masuk. Ia langsung memeluk ibunya erat.

"Apa sesuatu membuatmu sulit?".

"Katakan padaku lalu mungkin hatimu sedikit lega".
Tambah Shawn.

Elena mengeraskan rahangnya untuk tidak menangis. Ia menengadah ke langit-langit kamarnya dan menelan ludah. Kemudian melepaskan pelukan mereka.

"Ayo duduk di sana".

Keduanya duduk di sofa dekat jendela. Elena tidak melepaskan tangan Shawn.

"Shawn... Kau benar, saat ini ibu dalam masa sulit. Karena itu ibu telah memutuskan untuk menjaga jarak dengan ayahmu...itu... Karena...".

Elena ragu sejenak. Tapi perkataan Shawn kemudian membuatnya terkejut setengah mati.

"Aku tidak apa-apa jika kalian bercerai. Ibu harus bahagia. Aku lelah jika ibu dan ayah terus bertengkar".

"Siapa yang mengatakan itu? Apa ayahmu?".
Shawn menggeleng.

"Aku mendengar ibu bicara di telepon dengan seseorang. Lalu, Dorette mengatakan hal yang sama. Jangan cemas, aku dan Mattew sudah dewasa".

"Jadi...jadi bolehkah ibu melakukannya?".

Shawn menunduk dan memainkan ujung sepatunya dengan lantai.

"Sebenarnya, aku tidak mau. Semua tidak akan sama lagi. Aku bahkan mungkin akan diolok teman-temanku. Tapi, melihat ibu berubah seperti ini, aku tahu itu sangat sulit untukmu. Ayah juga, dia seperti orang lain sekarang. Tenang saja, aku tidak akan memilih siapapun. Aku tetaplah Shawn Jensen anak ayah dan ibu".

Elena sudah terisak di tengah kalimat- kalimat Shawn. Ia sadar, kesibukannya telah membuatnya lupa bahwa Shawn bukan anak kecil lagi. Caranya bicara melebihi anak seumuran dirinya.

"Maafkan ibu Shawn".

Shawn memeluk Elena erat.

"Jangan menangis. Ibu harus bahagia. Kakek akan sedih jika tahu ibu seperti ini. Bebaskan diri dari hal yang menyakitkan".

Shawn mengurai pelukan mereka dan ia menatap Elena.

"Ijinkan aku pergi ke Central. Ayah mengajakku jalan-jalan ".
Elena mengangguk tanpa berpikir.

"Jika kau butuh uang, beritahu ibu".

"Aku bersama ayah. Apa ibu lupa?".

Elena tersenyum pahit.

"Pergilah. Hati-hati di jalan. Kabari ibu jika sudah tiba di Central".

"Baiklah".

Shawn mencium pipi Elena lalu berjalan keluar. Ia terkejut ayahnya ada di luar. Frank memberi isyarat agar membiarkan dirinya masuk.

Elena terkejut saat mengangkat kepalanya karena bunyi langkah Frank. Ia mengusap wajahnya agar terlihat baik-baik saja. Wajahnya melihat ke luar jendela.

"Bisakah aku membawa Shawn ke Central?".

Tak ada sahutan. Frank menelan ludah.

"Ijinkan Shawn pergi bersamaku. Lalu aku akan membawanya kembali dengan selamat".

Masih tak ada sahutan. Frank menarik napas berat.

"Jaga dirimu baik-baik El".

Frank berbalik pergi karena Elena sama sekali tidak memberinya muka. Ketika mencapai pintu dan membukanya ia menoleh sekali lagi.

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now