Chapter 7. Waktu luang.

65 7 1
                                    

Pergi menuju pantai, dengan keranjang besar yang terdapat panahnya dipunggung akhirnya kedua kakimu kini menapaki pasir ditepi pantai begitu melompat dari pohon terdekat. "Hangat." Gumammu ketika alas kaki batu telah dilepas membiarkan kedua kaki telanjangmu merasakan hangatnya pasir itu.

Menurunkan keranjang terlebih dahulu, Kenzie kemudian melepaskan jubahnya yang sudah bertengger ditubuhnya selama ini. Terlihat jelas ia mengenakan pakaian berwarna biru yang mirip dengan milik Chrome, berbeda dengan tas selempang milik Chrome yang menyimpan bahan - bahannya.

Di kedua sisi pinggangnya Kenzie ada belati bersarung yang sudah diikat, terdapat bambu terisi anak panah dipinggang kirinya dimana ia akan ditempatkan disana jika keadaannya tak terlalu memerlukan panahan. Ia juga membawa satu tas selempang kecil berisi hal tertentu yang ia arahkan untuk berada dibawah belati disisi kanannya agar tidak terganggu jika saja dia menarik belatinya buru - buru.

Melepaskan benda yang mungkin akan mengganggu pekerjaannya, diletakkannya diatas batu besar didekatnya, kecuali kedua belati yang masih terikat dipinggangnya. Walau pun keadaan damai, ia masih perlu waspada akan kedatangan hewan liar yang bisa membahayakannya.

"Yosh!"

Mengambil keranjang dan menyenderkan panah dibatuan tadi, Kenzie kemudian mengumpulkan kerang - kerang. Meski dengan kecepatannya, Kenzie membutuhkan waktu cukup lama mengumpulkannya sampai penuh dikeranjang.

Memakaikan perlengkapannya kembali, diletakkannya panah diatas keranjang –penuh dengan kerang– dan ditutupi oleh jubahnya. Kenzie menggendongnya dipunggung dengan tali dikedua bahu layaknya tas. Hari sudah mulai sore, tapi walau begitu kau tetap berjalan santai.

Sebelum kembali kedesa untuk mengaluskan kerangnya, kau mendatangi Yuzuriha terlebih dahulu dan memintanya membuat sesuatu. "Bisa tolong buatkan?" Perempuan itu sendiri mengangguk senang dengan berbinar - binar dan segera membuatkannya untukmu secepat kilat.

Kembali melanjutkan perjalananmu, kau berterima kasih sebelum pergi. Hari sudah sore begitu sampai didesa, tak berhenti disitu saja Kenzie juga langsung mengolah kerang yang telah dikumpulkannya. Senku dan yang lainnya kembali dengan kambing liar yang akan menjadi makan malam mereka nanti.

Disaat itulah kau juga baru saja selesai mengerjakan pekerjaanmu dan bermain bersama anak - anak.

"Kau sudah selesai dengan urusan sibukmu?" Senku kakakmu nampak berjalan mendekatimu, dia baru saja masuk kedesa begitu balom udara telah turun dan dirapikan.

Kenzie yang memang mengetahui keberadaannya sedari tadi pun mengarahkan anak - anak kembali masuk untuk bersiap makan malam. Berbalik dan tepat didepan, si ilmuwan itu menatapmu penasaran. "Urusan apa yang kau kerjakan?"

"Tumben sekali kau ingin tahu." Balasmu dengan alis terangkat heran. "Hanya memastikan bahwa kau tidak melarikan diri untuk bermalas - malasan, bocah."

Terkekeh, kau menatap teman - temanmu yang sibuk mempersiapkan makanan bersama warga desa. "Hanya pekerjaan kecil. Yah, jika kau tahu mungkin kau akan kegirangan." Kembali menatap Senku, kau melanjutkan ucapanmu. "Kalsium karbonat." Mata sang ilmuwan itu sedikit melebar seakan mengerti maksudmu sebelum dia terkekeh dengan bibir menyeringai.

"Khukuku, bagus juga ternyata kinerjamu. Walaupun bukan hal yang besar."

"Sebelumnya aku mencarinya sebab Taiju menyebutkan itu, kukira kau mempunyainya. Kupikir kau kehabisan karena tak menemukannya, entah memang kau menyembunyikan benda itu atau tidak."

Kalian berdua saling menatap dengan bibir yang tertarik keatas, menyeringai. Kohaku yang memang ikut bagian memasak memanggil kalian begitu makanan siap disantap.

Piece By PieceNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ