Gagal Berduaan Bersamamu

16 7 0
                                    

Esok paginya mereka kesekolah untuk membalikan buku yang telah dipinjam dan pergi jalan-jalan. Selama perjalanan Asya banyak bertanya kepada Derren karena dirinya yang bengong terus.

" Kamu kenapa sih? Kenapa diam mulu? Ngomong dong, sepatah atau dua kata gitu atau jangan-jangan kamu ada masalah ya? "
" Ah maaf, tadi sepertinya aku terlalu fokus menyetir hingga lupa ada seorang bidadari disebelah aku. "

" Kamu ini selalu ngalihin topik. " Asya memalingkan wajahnya yang mulai memerah karena gombalan yang tiba-tiba Derren ucapkan.
" Kamu jujur aja sama aku sebenarnya kamu mikirin tentang masalah keluarga kamu kan? "

Hening, hanya kata itu yang dapat mengambarkan suasana didalam mobil itu. Derren tak menjawab pertanyaan itu hingga mereka sampai ke sebuah cafe yang biasa mereka berduaan. Mereka memesan beberapa makanan dan minuman, mereka langsung mengambil tempat yang sepi setelah pesanan mereka selesai dibuat. Saat Asya mau mulai makan tiba-tiba Derren memulai pembicaraan.

" Kamu ingin tau tentang apa yang aku pikirin? "
" Iya sih tapi kalau kamu nggak mau ngasih tau juga nggak apa kok. " Ucapannya tetapi dengan wajah yang cemberut tapi itu yang disukain oleh Derren.

" Kamu ini mau buat aku diabetes ya? "
" Kenapa kamu bilang gitu? Perasaan aku nggak pernah ngajakin kamu makan yang manis-manis malahan aku aja yang makan kalau itu manis. "
" Tapi makanan-makanan itu kalah manis sama kamu kalau lagi ngambek. "

" Apaansi. " Derren pun tertawa yang membuat Asya semakin kesal.
" Kamu ini aku nanya serius kamu bercanda mulu. "
" Maaf ya kalau aku nggak serius ngejawab pertanyaan kamu. "
" Nggak mau maafin, jawab pertanyaan aku nggak serius apalagi ngajak aku ke jenjang serius. " Cicit Asya namun masih bisa didengar Derren.
" Emang kamu mau aku seriusin? "

Hanya anggukan kecil yang diberi Asya yang semakin membuat Derren tertawa karena gemas dengan tingkah Asya. Tak lama kemudian saat mereka selesai makan Derren pergi ke toilet.

Tapi tak seperti biasanya, Asya menunggu Derren begitu lama untuk kembali dari toilet. Sampai hpnya berbunyi karena ada yang menelponnya. ' Derren? Kenapa nelpon? ' Tak pikir panjang Asya mengangkat telpon itu.

" Kenapa Derren? "
" Asya kamu tolong turun dan langsung pergi ke gang deket cafe ini. "
" Baiklah tapi kenapa? "
" Kamu ikuti saja perkataan ku nanti aku akan memberitahu apa yang terjadi dan makanannya sudah aku bayar. "

Tanpa basa-basi lagi Asya langsung pergi menuju parkiran, saat menuju pintu keluar dia melihat seorang perempuan yang menarik perhatiannya karena perempuan itu umurnya sekisar Audrey tapi kelihatan sangat dekat sekali dengan seorang laki-laki.

Kedekatan mereka seperti suami istri tapi Asya tak terlalu memperdulikannya dan menghampiri Derren. Saat Asya sudah masuk kedalam mobil, Derren langsung melajukan mobilnya ntah kemana.

" Kamu mau ngajak aku kemana? "
" Sudah kamu duduk manis saja, nanti kamu juga bakal tau. "
" Yaudah, tapi kamu tau? Aku tadi ngeliat ada sepasang kekasih yang deketnya kayak suami istri. "
" Kau melihat pasangan itu? "
" Apa maksudmu dengan pasangan itu? "

" Tidak ada, lanjutkan ceritamu dulu. "
" Aku ngeliat mereka kayak suami istri aku takut nanti ada hal yang tak bisa dibayangkan terjadi. Tapi wajah laki-lakinya tadi kayak udah tua. "
" Baiklah kita sudah sampai. "

Asya kaget dia tak menyangka kalau mereka akan kerumah Baskara dan Maudy, Asya kebingungan kenapa tiba-tiba Derren mengajaknya pergi kesini. Mereka sudah disambut oleh Baskara, Maudy dan pamannya.

" Senang berjumpa dengan anda tuan muda Navanendra. "
" Senang berjumpa dengan anda juga tuan Andreas William. "

Andreas William• Paman dari Asya Amara dan Audrey Laurence• Si paling humoris kayak anaknya si Baskara dan sugar daddy banget

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Andreas William
Paman dari Asya Amara dan Audrey Laurence
• Si paling humoris kayak anaknya si Baskara dan sugar daddy banget.

" Aish malah jadi formal gini, ayo masuk dulu. " Ucap Andre sambil terkekeh.
" Terimakasih sudah meluangkan waktu anda pak William. "
" Tidak masalah karena hari ini saya free makanya saya terima permintaan anda. "

" Asya lebih baik kamu ikut aku aja pergi ke taman biarkan para laki-laki ini mengobrol, nanti kita balik setelah urusan mereka selesai. " Ucap Maudy tanpa aba-aba sambil mengeret Asya keluar.
" Hati-hati kalian berdua ingat pulang sebelum malam. "
" Iya paman. "

" Baiklah tuan Andreas, ke- "
" Andre saja biar nggak canggung tuan. "
" Kalau gitu papa panggil dia Derren saja kan biar nggak canggung. "
" Baiklah lanjut ke topik utama, saya ingin mengajak anda untuk berkerja sama. "

" Apakah ini berkaitan dengan perjodohan yang lu cerita waktu itu? "
" Tebakan mu benar. Tapi apakah ayah saya pernah membicarakan ini kepada anda? "
" Tentu saja ayah mu cerita kesaya kan kami berdua bersahabat dulu dengan ibunya Asya. "
" Baiklah, apakah paman mau membantu aku untuk membantu menghancurkan perjodohan ini? "

" Kau tepat meminta bantuan kepada saya karena saya tau keburukan dan kelemahan keluarga itu. "
" Baiklah, terimakasih paman sudah mau membantu saya. Nanti aku akan memberikan uang sebagai imbalan. "
" Tidak, aku tidak butuh uang tapi aku ingin kau berjanji untuk menjaga keponakan saya. "
" Tentu saja, baiklah jadi mari kita bahas tentang rencana kita. "

Di sisi lain, Maudy dan Asya sudah sampai ke taman tapi mereka bukan ke mall berdua tetapi bertiga. Asya jadi kesal karena dia hanya jadi nyamuk diantara Maudy dan Garendra.

" Maaf ya Asya kamu jadi bete karena jadi nyamuk. "
" Iya nggak apa kak tapi aku nggak bete karena itu. "
" Pasti karena nggak bisa berduaan sama Derren kan? " Asya hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Garendra.

" Loh itu kenapa ada si Dharma? Emangnya udah pulang ya? " Ucap Maudy.
" Nggak mungkin, ini aja baru setengah dua belas. Kalau misalnya baru pulang harusnya dia masih pakai seragam. " Ucap Asya membalas ucapan Maudy.

Akhirnya mereka bertiga menghampiri Dharma untuk mencari tahu yang sebenarnya.

" Dharma kamu nggak sekolah? " Yang ditanya seketika kaget.
" Santai bro, kita nggak bakal ngelapor ke sekolah. "
" Iya kak, sebenarnya aku sudah mau berangkat sekolah tapi nggak jadi. "
" Karena apa? " Asya semakin penasaran dibuat.

" Karena ada sesuatu. "
" Sesuatu? Apa ema- Aishhh siapa sih yang nelpon. "

Maudy langsung mengambil hpnya dengan ekspresi kesal namun seketika berubah setelah melihat suatu nama. Maudy langsung mengangkat telpon itu dan suaranya berubah seketika membuat Garendra dan Asya menerka-nerka siapa yang menelpon Maudy.

" Hallo, ada apa? "
" Ada ini baru ketemu. "
" Hmm, baiklah sekarang aku ke sana. "
" Apakah tidak terlalu cepat? "
" Yaudah, sampai jumpa. "

" Siapa itu sayang? "
" Kamu tau kok orangnya. Sekarang kamu ikut kerumah aku. "
" Aku? Buat apa kak? " Dharma menjadi kebingungan terutama Asya dan Garendra.

" Nanti juga kamu tau, ayo kita harus cepat. "
" Baiklah. "

Hanya Kamu Didalam HatikuWhere stories live. Discover now