Cahpter 3

25 18 29
                                    

Happy Reading
__________________

Manusia mana yang tidak merasakan insecure? Semua meresakan hal itu bahkan aku pada sahabatku sendiri.

_Rania Putri Anaya_

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 09 malam Saskia segera mengajak Rania untuk pulang. Saskia sedari tadi ia gelisah karena papinya yang terus-terusan meneleponnya juga notif yang dikirim Papinya.

MY DAD
Saskia pulang sekarang!!
Papi nggak mau tahu pokoknya jam 09 udah disini.
Mami kamu khawatir loh. Ingat kamu itu perempuan.

  Sekiranya begitulah isi chat dari Papinya. Saskia kaget bukan main karena banyak panggilan masuk dari Papinya. 15 panggilan tak terjawab, 30 pesan belum dibaca.

Saskia
Iya-iya, pih ini juga udah mau pulang ko.

My Dad
Cepat jangan pakai lama!

Saskia membaca pesan itu dan membuang nafas pelan, ia menyimpan heandphonenya dan segera fokus untuk menyetir mobil.

Rania sedari tadi hanya diam seraya memandang ramainya jalan dikota bandung malam ini. "Andai aja aku bisa hidup seperti, Saskia pasti keinginan aku cepat terwujud tanpa harus bingung memikirkannya." batin Rania.

Tapi Rania tetap bahagia dengan hidupnya yang paling penting tidak akan pernah membuat orang lain memikirkan kehidupannya. Itu saja.

Di pertengahan pulang Rania yang tadinya diam kini dirinya kaget karena ada sebuah dua motor yang ingin mencegah mereka berdua. Sama halnya seperti Saskia, ia berusaha untuk mempercepat mobilnya namun lagi dan lagi preman pengendara motor itu tetap melaju mengejar mobilnya.

"Berhenti woy!"

"Turun nggak lo!"

"Siapa sih? Ganggu aja nih orang." gumam Saskia yang dapat di dengar oleh Rania.

Kini mobil Saskiia berhenti tepat di depan motor preman itu. "Kia, kamu nggak boleh nekat. Ini preman dan mereka berempat kita hanya berdua, kan nggak seimbang!" ujar Rania kala melihat Saskia yang hendak ingin turun.

"Nia, tenang aja kita pasti bisa ko percaya deh sama sahabat mu ini." ujar Saskia seraya turun dari mobil.

"Kia! Arghh nih anak emang batu banget jadi orang." ujar Rania geran. Rania pun segera turun dari mobil dan menatap keempat preman dihadapannya itu.

"Mau apa lo semua?" ujar Saskia dengan suara sedikit keras.

"Widih cantik-cantik kok galak ya?" ujar salah satu temannya seraya mengangkat kening melihat teman yang satunya.

Rania yang setiap kali keluar selalu saja mengenakan jas hitam juga celana jeans yang hitam. Itu sudah kebiasaanya setiap keluar, karena kalau pakai baju kayak cewek feminim sih rasanya ribet baginya.

"Mau apa sih lo pada? Main ngejar-ngejar kita aja lo!" kata Saskia seraya menunjuk mereka semua.

"Haha pakai nanya dia." ucap salah satu preman itu diawal tertawa.

Preman yang satunya tersenyum miring, "Heh! Lo tau? Ini area kami jadi lo berdua jangan ngasal kalau lewat sini!" kata preman itu.

Kisah Rania (ON GOING)Where stories live. Discover now