Anjing yang mempertemukan kita 🐕

1 0 0
                                    

Panggilan Aveira itu Veve ya dan panggilan Sevanya itu anya jadi kalau ada dua nama itu berarti itu mereka,semoga di pahami.

***

"Astaga Ve, kau ini aku bilang beli rasa cokelat kenapa malah rasa vanila?"
teriak Sevanya di hadapan wajah Veve

"Maaf kak,aku lupa harus membeli rasa apa lagian yang penting ice cream kan? syukur syukur aku beli"
ucap Vece panjang lebar sambil bersidekap dada, Sevanya menahan amarah nya ice cream yang di beli Veve mereka anggurkan di atas meja ruang tamu yang mereka tempati

"Sudahlah ga usah di perpanjang,kau tinggal beli lagi"ucap Sevanya mata Veve sinis mendengarnya

"Membelinya lagi? aku gak mau ya ini udah mau sore"tolak Veve

"Oh kau ga mau?"tanya Sevanya mengancam,Veve menggeleng.Sevanya berjalan mendekati laci yang di atasnya terdapat telpon rumah,ia ambil gagang telpon lalu menekan angka demi angka yang ada

"Kalau begitu hanya ada satu cara yang bisa aku lakukan"ucap Sevanya
Veve masih terdiam di tempat. Apa yang akan dia perbuat?batin Veve penasaran

"Aku akan menelpon papah dan bilang kalau ternyata kau juga sama denganku"ucapan Sevanya sontak membuat mata Veve melotot,itu adalah kata keramat yang selalu di gunakan Sevanya untuk mengancam Veve yang masih sangat normal ini

"Ya sudah! Apa yang harus aku lakukan?! cepat sudah hampir malam"ucap Veve dengan nada yang sangat malas,Sevanya tersenyum penuh kemenangan

"Tentu saja membelikannya lagi,ingat rasa cokelat! COKELAT!!!!"ujar Sevanya lalu melenggang pergi ke kamarnya di atas, Veve hanya bisa menghela nafas sabar atas sikap kakaknya itu,ia melihat ke arah jam sudah pukul 16:15 sebentar lagi matahari terbenam.
Jika saja kalimat keramat itu tidak ada ia tidak mungkin akan menjadi budak suruhan seperti ini,bukannya tidak ikhlas hanya saja ia malas jika harus keluar kerumah disaat pw-pwnya.

"Berarti belinya pake duit aku dong?sialan banget"gerutu Vevr terdengar hingga lantai atas lalu tak lama kemudian Sevanya berteriak dari arah atas

"RESIKO!!!!"

***

Veve sudah berada di dalam super market yang ia datangi tadi,super market ini sudah menjadi langganannya sejak menduduki bangku sekolah menengah pertama hingga saat ini ia juga lumayan akrab dengan sang kasir,usia mereka pun tak terlalu jauh namanya Chesy usianya 20 tahun. Chey sudah bekerja disini dari umur 16 tahun,ia tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikannya dan memilih untuk bekerja saja dengan sedikit kebohongan Chesy bisa mendapat pekerjaan nya ini.

"Kenapa kau balik lagi Ve?"tanya Chesy dengan raut wajah yang terlihat bingung

"CK.......kak anya memintaku membeli rasa cokelat tapi aku malah membeli rasa vanilla jadi aku di suruh balik lagi,padahal sudah sore. Dasar kejam!"ucap Veve dengan nada kesal ia mengambil ice cream yang di minta oleh Sevanya lalu meletakkannya di atas meja kasir dengan kasar.

"Hahaha.....kasian sekali,yang sabar ya dia memang seperti itu orang nya"kekeh Chesy di balas delikan mata oleh Veve

"Kau selalu membelanya Chesy.Menyebalkan!"ucap Veve,Chesy hanya tersenyum dan melakukan transaksi jual beli setelah selesai ia memberi kantong keresek kecil yang berisi ice cream kepada Veve

"Selamat tinggal Chesy"ucap Veve menerima kresek itu lalu melenggang pergi keluar super market

"Dahh"balas Chesy sambil melambaikan tangan.
Kenapa Veve memanggil Chesy tanpa embel-embel kak? Itu Chesy yang minta,katanya biar mereka terlihat seumuran.nasib!

Tak Kala Takdir BerkehendakWhere stories live. Discover now