ENIGMA || TAEGYU || TAEHYUN X BEOMGYU

Enigma 7

Jarak mereka sangat dekat, tangan Yeonjun juga sudah beralih di pinggiran meja. Beomgyu menelan ludahnya, mulutnya hendak berucap namun dia telan kembali karena bingung harus memulai dari mana.

"Apakah semua itu bohong? Yang kau katakan padaku malam itu"

Beomgyu semakin tidak mengerti. Pemuda? Bohong? Sebenarnya apa yang siapa dan bohong karena apa yang Yeonjun bicarakan.

"Tunggu, aku benar benar tidak mengerti maksudmu"

Beomgyu berusaha mendorong tubuh Yeonjun namun gagal karena Yeonjun lebih kuat. Dan Beomgyu harus tetap pada posisi nya yang menahan tubuh Yeonjun dengan salah satu tangannya. Karena tangannya yang lain menahan tubuhnya sendiri di meja.

"Kau sama sekali tidak ingat malam itu? Apakah kita harus mengulangnya lagi? "

Kali ini Yeonjun tidak akan menahannya. Persetan dengan perasaan yang di pendam selama ini. Karena dia juga butuh kepastian akan hatinya. Toh dirinya akan pergi ke Jepang sebentar lagi. Dan tidak akan bertemu pemuda manis itu dengan waktu yang tidak tau sampai kapan.

Alis Beomgyu semakin menukik, ia berusaha mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Namun nihil, ingatan itu tidak ada satu pun yang terlintas. Terakhir kali Beomgyu hanya mengingat Yeonjun yang menuang kan alkohol ke dalam gelas mereka yang entah ke berapa.

Karena terlalu kalut pada pikiran nya sendiri Beomgyu tak sadar jika Yeonjun semakin mendekat kan dirinya. Sampai akhirnya Beomgyu tersentak setelah merasakan sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya. Rasa ini, Beomgyu seperti pernah mengalaminya. Sayup sayup pemuda manis itu mulai mengingat kembali ingatannya.

Beomgyu menyandarkan kepala nya di meja dengan satu tangan sebagai bantalan. Karena kepala nya yang semakin berat membuat pemuda itu tidak sanggup menahannya. Sedari tadi ia hanya mengamati Yeonjun yang menuangkan wine ke dalam gelas.

Mereka sedang duduk dibawah di antara meja dengan sofa. Yeonjun menaruh gelas milik Beomgyu didekat kepala sang empunya. Beomgyu tersenyum tipis melihat itu.

"Hyung"

Mendengar namanya dipanggil, Yeonjun menoleh dan melihat Beomgyu yang menatap lekat kearahnya. Laki laki itu sedikit tersentak kala tangan Beomgyu tiba tiba terulur menyibak poni rambutnya yang sedikit menutupi mata.

"Jangan pernah meninggalkan ku, aku tidak tau apa yang akan terjadi jika kau tidak ada"

Mendengar Beomgyu berkata seperti itu Yeonjun lantas tersenyum. Dia tidak mungkin melakukan hal itu kecuali kalau Beomgyu yang menyuruhnya. Sampai kapanpun tidak akan pernah, karena Yeonjun telah bersumpah dengan nyawanya sendiri sebagai taruhannya.

"Kau pasti tau, jika itu tidak mungkin terjadi"

Lagi, Beomgyu tersenyum tipis mendengarnya. Tangan kurus nya juga masih setia memainkan poni yang lebih tua.

"Kenapa tidak kau saja yang menikahi ku, selama ini... Bukankah kau yang selalu mengurusku dengan sangat baik"

Yeonjun yang masih dalam keadaan sadar, jantungnya berdetak lebih cepat mendengar ucapan Beomgyu saat itu. Perlakuan Beomgyu, perkataan Beomgyu, kali ini benar benar diluar kendalinya. Yeonjun menelan ludah saat merasakan jari jemari Beomgyu yang mulai menelusuri wajahnya.

Ia memberanikan diri untuk memegang tangan pemuda manis tersebut. Menggenggamnya dan membawa tangan itu untuk merangkum pipinya. Merasakan apakah ini semua benar benar nyata atau hanya halusinasi nya.

Beomgyu hanya diam mengamati apa yang dilakukan Yeonjun. Karena saat ini yang dia rasakan adalah kepalanya yang semakin berat. Alkohol sudah mempengaruhi isi kepalanya telak.