Kenzo Aldebara Maxsime.

Anak laki laki dengan rambut kuning pendek bermata abu terlihat manis, mengagguk antusias dengan sesuatu yang ia bawa di tangannya.

"Iya Enzo au ain cama mommy El uga"dengan tangan memegang sebuah gelang.

Mata Arland tertuju pada objek yang berada di tangan si kecil Kenzo ia penasaran bebda apa itu.

Menyadari tatapan mata Arland Kenzo menggembungkan pipinya marah" dak boyeh ini uat mommy nya El"mencoba menyembunyikan di balik badannya ketika Arland tertawa menanggapinya.

Arland memegang perutnya melihat wajah marah anak kecil membuatnya benar benar terhibur lucu ia semakin ingin menggodanya" Hahahaha, okey maaf paman tidak akan mengambilnya kok, Enzo yang membuatnya?"tanya Arland.

Kenzo tersenyum sangat manis" hmmm" antusias menceritakan" Enzo cayang mommy jadi Enzo kacih, aguskan? Papa ajak cini Enzo ceneng bisa ain baby El cama mommy" memperlihatkan gelang tangan buatannya.

Tak lama raut wajahnya cemberut"Lumah ain cendili telus Enzo, papa cibuk kelja bocen ain cama Oma"

"Dasar Mario!"batin Arland kesal mendengar penuturan Kenzo.

Iya, tak salah Mario. Kenzo putra yang di adopsi oleh Gloria dua bulan lalu.
Gloria menuntut cucu dari Mario membuat Mario tak ada pilihan lain selain mengadopsi seorang anak, ia masih trauma dengan masa lalunya bersama Lilyana.

Butuh waktu untuknya membuka hati di saat nama Elmira masih terukir di dalam hatinya.

Dan tak semudah itu melupakan cinta semakin kita berusaha melupakannya, maka semakin cinta itu tumbuh menggebu.

Sekarangpun ia masih proses pendekatan.

Arland melihat gelang yang di buat si kecil Kenzo, tersenyum meskipun terlihat berantakan ia tak bisa berkata jujur dan ia ingin menghibur Kenzo.

"Bagus mommy Elmira pasti suka apa lagi Kenzo membuatnya dengan kasih sayang"Arland mengusap Surai kuning itu dengan sayang.

Kenzo pipinya bersemu merah karena puji" papah uga biyang agus kenzo pintal"

"Papah Enzo telbaik"dan Mario menyadari ucapan yang di maksud si kecil Kenzo padanya pun menoleh.

Mario menghentikan aktivitasnya sejenak, menutup telepon. ia sudah selesai dengan urusannya beberapa hari ini ia sibuk di kantor dan Minggu lalupun ia membawa putranya Kenzo untuk mengunjungi Mansion Addison.

Kenzo begitu menyukai baby El dan juga keramahan Elmira dalam menyambut Kenzo ataupun cara penyampaian kasih sayangnya.

Mario berjalan menghampiri tak lama ia langsung menggendong tubuh mungil Kenzo lalu mengecup pipinya beberapa kali " Maafkan papa sayang lain kali kita bermain di luar mau ajak juga paman Arland, paman Arnov, om Edgar"

Kenzo menggeleng ribut di pangkuan Mario ketika nama yang di sebutkan adalah Edgar.

Bagi si kecil Edgar begitu menakutkan apa lagi tatapannya dan juga wajah datarnya jika ia mengunjungi Mansion.

Tap Kenzo tak pernah absen karena ia menyukai baby El yang ia anggap sebagai adiknya.

"Angan om galak dak ucah ikut papah. Enzonya akut, loh" ucapnya polos.

Arnov bersandar di kursi jika sudah membahas Edgar telinganya langsung gerceo menanggapi ingat ia masih menyimpan dendam dengan adik iparnya itu yang tak ada sopan santunnya" paman dukung gak usah ajak ajak om Edgar kita pergi piknik gimana?"

"Asik Enzo au!"

Sementara Arland memutar bola matanya malas menanggapi Arnov "Si Keyra juga ajak kasihan, dari tadi gue Mulu yang nerima telepon padahal dia nanyai Lo mulu"

"Cepet tembak sebelum di pepet orang tau rasa Lo!"

Arnov menghendikkan bahunya acuh kenapa harus membahas hal itu sih disini.

_

Elmira mengusap Surai gelap Edgar dengan tangan lentiknya saat ini dengan kepala Edgar tidur pangkuannya.

Sebelumnya Elmira Menitipkan putranya pada Maid.

"Aku mencintaimu dan menyangimu suamiku" sudah berapa kali Elmira mengulang kata kata seperti ini untuk Edgar.

Mereka sempat ber adu argumen hingga Elmira lelah di buatnya dan mengalah jika Edgar sudah cemburu maka sulit untuknya berkomunikasi.

"Hanya aku?" Edgar menatap wajah istrinya, Elmira mengulurkan tangan menyentuh pipi Edgar dengan sedikit cubitan gemas.

"Hanya kamu dan putra kita tak ada yang lain"menekankan kata katanya agar suaminya mengerti.

Edgar hanya diam tanpa menjawab dan Elmira tak mengetahui apa yang di pikirkan suaminya.

"Sayang aku mengerti kegelisahanmu takut jika cinta dan kasih sayang ku tercurah hanya pada putra kita"

"Kalian bagiku sama nomor satu dan jika kamu memilih antara aku menyangimu atau Eliano"

"Maka jawabanku adalah kalian berdua"

Tak mendapatkan respon dari suaminya Elmira harus bertindak tegas kali ini " Ed jika kamu tetap cemburu pada putra kita maka lebih baik aku dan El pergi dari sini jika kamu memang tak menginginkannya".

Edgar lansung bangkit dari pangkuan istrinya tatapan matanya menatap tajam istrinya.

"Apa yang kamu katakan El!"emosi Edgar.

"Coba ulang sekali lagi?" dengan tatapan jelas tergambar sebuah ketakutan besar.

Elmira hanya ingin mencoba agar suaminya berhenti cemburu pada putranya maka ia melakukan hal ini. meskipun tak tega ketika badan Edgar bergetar.




°°°°°°°°°°

Spam nexnya✓

Gimana chapter ini?

Day lagi gak enak badan hari ini semoga kalian mengerti.

1, 60 vote + spam nexnya 200







Votenya ❤️
See you next time 🖐️

Become An Important Figure's Wife🥀 [End]Where stories live. Discover now