Chapter 3: In Front of Me [1]

Start from the beginning
                                    

"Sangat!"

"Ini aneh."

"Aneh apanya?"

"Biasanya, saat kita bertemu seseorang yang kita benci, kita tidak lari. Mereka bukan sejenis kecoa atau laba-laba, bukan?" North berpaling dari layar permainan dan memutar kursinya untuk menatapku.

"Entahlah. Yang aku tahu, aku tidak sanggup menatap wajahnya atau membiarkan dia melihatku lagi."

"Um... Kenapa?"

"Karena aku membencinya."

"Apa hal itu membuatmu kesal?"

"Emh... tidak juga. Aku tidak yakin, tapi menurut tidak."

"Dan kalau misalkan kau harus berdiri menatapnya selama sepuluh menit. Bisakah kau melakukannya?"

"Tidak, pastinya tidak."

"Kenapa?"

"Kenapa aku harus menatap wajah orang yang tidak kusuka?"

"Jadi jika dia yang melihatmu, bagaimana perasaanmu?" Oh North, apa yang kau lakukan? Apa kau belajar teknik atau psikologi?

"Aku...akan merasa tidak nyaman." Aku memilih menjawab jujur.

"Apa kau yakin membencinya? Menurutku itu aneh. Menurutku, kau lebih terlihat menyukainya."

"Sialan North!! Itu mulut atau sepatu?!" Aku memarahinya karena menjadi idiot! Siapa yang menyukainya? Wow, aku tidak ingin berbicara dengannya lagi!! "Siapa yang ku suka? Berhenti membicarakan hal ini."

"Kenapa kau marah? Aku hanya mengatakan apa yang kupikirkan. Kau terlihat seperti sedang mempermalukan dirimu sendiri."

"Cukup,North. Kalau kau mengatakan aku menyukainya lagi, kau akan melihat coklat yang kubawakan untukmu menghilang dalam sekejap."

"Hahahaha, oke, lalu apa yang akan kau lakukan?"

"Mana ku tahu ? Menurut mu, apa yang harus ku lakukan?"

"Menurutku tidak akan ada masalah jika kau tetap diam. Kau bersikap seolah-olah tidak akan terjadi apa-apa. Jika dia yang datang bertanya, kau jawab dengan biasa dan hindari saja. Adapun orang yang kau bilang kau benci, bertingkahlah seolah kau tidak melihatnya."

"Dan kalau karena suatu hal kita bertemu lagi seperti hari ini?"

"Kalau begitu, jangan lari. Berpalinglah perlahan atau berjalanlah ke arah lain. Yang pertama harus kau lakukan adalah berpura-puralah kau tidak peduli."

"Mudah sekali kau mengatakannya! Sepertinya lebih mudah berlari daripada memikirkannya."

"Dengan begitu, justru itu menunjukan padanya kalau dia mempengaruhimu dan kau seolah malu dan salah tingkah karenanya."

"Dia tidak mempengaruhiku!! Baiklah, aku hanya harus melakukan apa yang kau katakan, kan?

"Ya. Dan jangan lupa ceritakan padaku detailnya ya."

"Hoii, kenapa dalam hal ini, aku hanya bisa berkonsultasi denganmu!" Jika aku pergi dan berkonsultasi dengan Foam dan Ai' Phoon, mereka pasti akan tambah pusing.

.

.

Keesokan harinya, 09:12

"Halo, Easter." Khun Time datang menyambutku seperti biasa saat aku tiba di depan ruang klub. Sepertinya kemarin tidak ada yang melihatku atau tidak peduli, karena tidak ada yang menatapku dengan aneh.

"Apa yang terjadi kemarin? Aku melihatmu berlari di stadion."

"Uh, oh, tidak ada apa-apa." Aku melakukan apa yang diperintahkan North, tidak tahu apa itu akan berhasil atau tidak.

EAST: TAG! YOU'RE MINEWhere stories live. Discover now