⁰⁴/"Bagaimana?" (2)

213 24 0
                                    

Oke, ku tarik kata kata ku di chapter sebelumnya. Ternyata melupakan seseorang bukanlah hal yg mudah, sekarang sudah jam 00.23 dan aku masih terjaga dari tidurku.

Aku sudah kembali ke rumah, aku pulang karena nanti mau sekolah tapi aku malah terjaga. Aku sudah berusaha melupakan Sho, tapi bayangan wajahnya selalu muncul di benakku. Lagian mana bisa aku melupakannya hanya dalam satu hari?!

Tubuhku ku gulingkan ke kanan dan ke kiri membuat kasur ku berantakan, memang sudah berantakan dari awal sih. Ku tebak, pasti nanti saat di sekolah, aku akan di buat pusing dengan berjibun pertanyaan, terlebih dari Toro, Amu, dan Upi.

Tak pasti tapi sepertinya aku terlelap dalam tidurku sekitar pukul 01.05. Aku bangun sekitar pukul 04.20 , wah? Tumben sekali, biasanya kalau bergadang aku malah terlambat. Tapi syukurlah.

Aku menatap cermin, ee- mataku sekarang terlihat seperti panda. Wajar sih selama dirumah sakit, tidurku sangat tidak teratur. Di hari pertama aku tidak tidur sama sekali, karena terlalu khawatir dgn keadaan mama. Di hari kedua aku hanya tidur sekitar 1 jam. Di hari ketiga juga begitu.

Aku bersiap siap menuju sekolah, dengan langkah yg lesu aku berjalan menuju sekolah. Di perjalanan aku bertemu dengan seorang bocil menyebalkan, "Kakak kayak hantu! Pucat, mata kakak juga hitam!" Katanya.

Aku hanya membalasnya dengan senyum kecut, aku ingin sekali memukul anak itu. Tapi ku urungkan melihat sang ibu dari bocil tadi tak jauh darinya. Memangnya seburuk itu ya?

Di gerbang sekolah aku bertemu dengan Enzo, ia kaget melihat mataku. Ada apa sih?! Memangnya menyeramkan ya?! "[Name] ? Kamu baik baik saja? Mending ke Uks deh, bareng" Tawar Enzo. Oh jelas aku menolak, kalau Upi tau bisa habis aku.

Aku berjalan di lorong kelas, ramai seperti biasa. Biasanya aku selalu nimbrung ketika kelas lain sedang asik mengobrol, tapi sekarang tidak dulu. Jika di pikir pikir lagi.. aku sokab banget ya ke anak kelas sebelah?! Baru nyadar!

Di kelas aku menidurkan kepalaku ke meja yg menjadi tempat dudukku. Kemana semuanya? Entah, belum datang mungkin. Aku ingin tidur, tapi takut kebablasan. Kan nggak lucu kalo aku di hukum lagi.

Aku merasakan tepukan di pundak ku, sontak membuat ku membalikkan tubuhku. Salah satu murid yg waras namanya Qoqom menatapku khawatir, dibelakangnya ada.. oh, Toro!

"Wajahmu pucat, kamu sakit [Name] ?" Tanya Toro mengkhawatirkan ku, aku menggelengkan kepalaku menandakan 'tidak' .

"Kamu udh sarapan?" Tanya nya lagi, sekarang aku mengangguk menandakan 'iya' .

"Kamu kemana aja tiga hari?" Tanya nya lagi, aku enggan menjawab. Mungkin nanti saja aku ceritakan kepada teman temanku.

"Begitu ya.." Toro mengerti jika aku tak ingin menceritakannya sekarang, lantas dia mengusap punggungku dengan lembut lalu menyemangati ku, hal itu membuatku sedikit senang.

" [NAME] !!! AKU KANGENNN !!" Ucap Upi dan Amu yg langsung memeluk ku dengan brutal, aku sampai sesak napas. Untung saja Toro melerainya.

"MUKA MU KOK PUCET [NAME] ?!!" Tanya Amu yg baru menyadarinya, aku hanya tersenyum kikuk sebagai jawaban.

"LAH IYA, LELAKI MANA YG MENYAKITIMU [NAME] ?!!" Kini giliran Upi yg bertanya, yhaa- aku lagi dan lagi hanya tersenyum.

"TOROO, INI BUKAN [NAME] ! NGAKU KAMU SIAPA!" Upi menguncangkan tubuhku, ayolah Upi masa kamu ngira aku orang lain.

"Apa sih Upi, ini aku beneran" Upi akhirnya selesai menguncangkan tubuhku, ee- kepala ku puyeng dikit.

"Ke Uks sana" Aku kaget mendengar suara itu, pasalnya itu suara Sho. Aku menggeleng.

"Yaudah [Name] , kamu istirahat aja" Toro memisahkan ku dengan Upi, lantas aku mengangguk dan kemudian menaruh kepalaku ke meja.

***

Istirahat, cuman aku yg berada di kelas. Yg lain sudah pasti pergi ke kantin, tapi kali aku sangat tidak bersemangat untuk beristirahat.

Lalu, Upi datang bersama Amu, sepertinya mereka berdua membawa roti (?) Entahlah pandanganku berbayang.

Tepat didepan mejaku, Amu dan Upi berdiri. Oh roti tadi untuk ku kah? Tapi kenapa banyak sekali? Sampai satu pcs yang dibeli? Aku tidak makan sebanyak itu! Bisa bisa meledag perutku yang ada.

"[NAME] AYOO MAKANN, CEPETT" Upi memukul meja ku, lantas aku mengangkat kepalaku, menatap Amu dan Upi kemudian menggelengkan kepala.

Amu dengan brutal mengambil roti yang tadi dan menyumpalnya ke mulutku, apa coba? Bukannya menolong, Upi malah menertawai ku dan mendukung Amu. Kurang akhlak emang.

Untung Toro sebagai orang ter waras datang melerai ku, ahahaha- Toro the best dad!

Tapi Amu dan Upi ada benarnya, kalau aku nggak makan yang ada mokad. Tapi lagi gamau makan tapi takut mokad, gimana ya?

#[Name]bingung

Yasudahlah, daripada aku mati sebelum ketemu Gojo mendingan makan sekarang walaupun sedikit.

Ku ambil roti yang masih utuh dengan bungkusnya, membuka bungkus roti itu, lalu memakannya. Rasanya coklat, tak ada yang spesial. Yhaa- aku bisa melihat ekspresi Amu dan Upi- oh iya, jangan lupa Toro yang senang. Ayolah? Aku hanya memakan roti, apa yang istimewa?

"Kenapa?" Ucapku sambil mengunyah roti coklat berbentuk lingkaran itu.

"PAKE NANYA, YA SENENGLAH!" Upi kembali mengguncang tubuhku, Toro langsung melerainya, sedangkan Amu hanya menyoraki. Siklusnya selalu berulang tapi aku merasakan selalu ingin siklus itu terjadi.

***

Sekarang jam pelajaran kedua, aku kembali teringat kepada kejadian tadi saat istirahat. Banyak juga ya orang yang peduli kepadaku, dan aku? Seperti tak punya semangat hidup seperti ini.

Senyumku terlihat, mengingat betapa perhatiannya Toro dan Upi, walaupun Upi kadang nyebelin. Lalu.. Amu dan Kiki yang selalu baik kepadaku, yaa- Kiki juga sama nyebelin nya sih kayak Upi. Dan.. Sho, ah- dia sama baiknya seperti Amu. Tapi, sikap baiknya itu tak lebih hanya karena menganggap ku temannya.

Bagaimana jika aku tidak bertemu dengan mereka semua? Mungkin aku gak bakal rasain apa yang namanya 'persahabatan' , bertemu kalian adalah suatu hal yang paling berharga bagiku.

Lantas..

Bagaimana mereka kalau tidak ada aku?



<><><><><><><><><><><><><><>

rawr.

halo, naa up lagi.
naa rencananya mau bikin sad ending, walaupun ga bisa 😁 .

semogaa sukaa.

jangan lupa vote ya?





--ᝰ໋᳝݊ Loᵛe ⊹ Sho x ReadersWhere stories live. Discover now