Extra Chapter

379 33 4
                                    

Play Fiend by James Reid ft. Just Hush ♪

×

“You are my addiction nothing I want more.” —Arya Praditya.

***

"Akhirnya trimester pertama terlewatkan juga," ucap Arya seraya menaruh segelas susu Ibu hamil ke hadapan Cya.

Cya yang sedang mencemili kacang almond, lantas tertawa pelan. "Kasian, Mas Arya. Kamu pasti tersiksa banget ya, karena harus muntah-muntah terus, aku jadi merasa bersalah," ucapnya.

Arya ikut duduk di sebelah Cya, kemudian satu tangannya mengusap-usap kepala sang istri. "Enggak apa-apa, Sayang. Dengan gini ‘kan aku jadi tahu kalau ternyata hamil itu gak gampang, aku malah gak tega kalau kamu yang harus ngalamin morning sickness. Rasanya gak enak banget, Sayang, tiap masuk makanan pasti keluar lagi," tutur Arya dengan wajah ngeri.

Cya tersenyum, calon Ibu itu lantas menyandarkan kepalanya ke dada bidang Arya. "Makasih ya, Mas Arya. Makasih karena udah nemenin aku ngelewatin trimester satu, meskipun yang ngalamin gejala morning sickness-nya kamu, tapi aku tetep seneng karena pas hamil ditemenin suami," katanya seraya itu memberikan kecupan singkat ke pipi Arya.

"Sama-sama, Sayang. Udah jadi tugas aku sebagai suami ‘kan buat dampingin istri?" balas Arya seraya menatap Cya dengan tatapan penuh kasih, "Ya udah diminum susunya, habis itu tidur. Ini udah mau jam 10 lho, gak baik Ibu hamil begadang."

Cya langsung mengangguk, kemudian ia mengambil susu hangat yang Arya berikan tadi dan meminumnya perlahan sampai habis. "Ayo, tidur!" ajaknya dengan semangat.

"Kamu ke kamar duluan ya, aku mau cuci gelasnya dulu. Biar gak ada cucian kotor," perintah Arya, tapi Cya malah menggeleng.

"Besok aja aku yang nyuci," kata Cya seraya menggandeng lengan Arya, "Ayo ke kamar."

"Satu gelas aja kok, Sayang. Lagian kamu gak boleh capek, biar aja aku yang urus pekerjaan rumah," timpal Arya sembari melepaskan gandengan tangan Cya.

Cya tampak cemberut, tapi kemudian berkata, "Ya udah, tapi jangan lama-lama, ya!"

Arya mengangguk patuh sembari mengusap kepala Cya dengan sayang. "Ya udah sana ke kamar."

Cya mengangguk kemudian melenggang pergi, sedangkan Arya bergegas ke dapur.

***

Sekembali dari dapur, Arya melihat Cya yang tengah asik dengan ponselnya. Lelaki itu pun menghampirinya seraya mengambil duduk di bibir kasur. "Lagi chattingan sama siapa? Seru banget," celetuk Arya.

Cya menoleh, lalu menunjukkan layar ponselnya. "Sama Laura, dia ngirim foto-foto Aby yang lucu, aku jadi gemes," katanya sembari terkekeh pelan.

Dahi Arya tampak berkerut, dia lantas menatap Cya yang kembali asik berbalas pesan dengan Laura. "Kamu beneran gak masalah deket sama Laura ... apalagi sama Gabriel?" kata Arya.

"Kenapa? Kamu gak suka, ya?" Cya membalas tatapan suaminya itu.

"Bukan, tapi kalau ngeliat ke belakang, kamu pasti gak lupa ‘kan sama apa yang udah dia perbuat? Kamu beneran okay sama itu?" jelas Arya.

Cya menaruh ponselnya ke paha, kemudian berkata, "Ya, dia nyebelin banget sih kalau inget waktu dulu, tapi semuanya udah beres, ‘kan? Laura juga udah minta maaf dengan tulus, soal Aby juga ... kupikir dia gak ada salah apa-apa sama aku, jadi gak ada alesan buat aku benci sama dia."

Arya tersenyum, lantas tangannya mengusap pipi Cya lembut. "Syukurlah kalau begitu, aku cuma takut selama berhubungan sama mereka, kamu masih ngerasain sakit, tapi semisal kamu udah okay, aku gak bakalan ngelarang kok," balasnya.

Cya tersenyum semringah. "Kamu tenang aja oke, gak perlu khawatir. Everything is going alright!" katanya seraya memeluk Arya.

"Oke, kalau gitu sekarang kita tidur, gak baik buat Ibu hamil kalau tidur terlalu malam," titah Arya seraya menarik selimut ke sebatas dada.

Lampu utama sudah dimatikan, tapi mata Cya masih terbuka seraya memandang Arya. Yang dipandang jelas merasa, Arya lantas menoleh menatap mata sang istri yang tampak berbinar. "Kenapa? Mau sesuatu?" tanyanya dengan tatapan yang belum lepas dari Cya.

"Enggak, aku cuma mau bilang makasih aja," ungkap Cya, "Makasih karena udah jadi suami yang super sabar ngadepin tingkah istrinya, juga makasih karena tetep milih stay sama aku meski kemarin hampir pergi."

Arya tersenyum, sebenarnya yang harus berterimakasih adalah dirinya. Arya sangat berterimakasih karena Cya mau sabar menunggu kebenaran dari masalah yang menimpa kemarin. Apalagi, Cya mau jujur soal kehamilannya, bagi Arya itu sesuatu yang mengharukan.

"Terimakasih kembali, Sayang," ucap Arya seraya mencium kening Cya lama.

***

Segini dulu aja Extra Partnya, hehe. Maaf harus tunggu waktu lama yaw, krn banyak banget yg perlu diurus dari Mas Arya.

And yeah, partnya dikit banget, tapi tenang okay, aku bakal ngasih Extra Part lainnya sampai Cya or Arya junior lahir.

Meski sebenernya, aku pengen nerbitin Mas Arya jadi novel cetak, but I won't do that, biarlah para pembaca Mas Arya nikmatin karya ini kapanpun mereka rindu sama tingkah Cya dan Arya.

Last but not least nih, makasih banget udah baca Mas Arya! 1000× makasih pokoknya! Dan selamat merayakan 77k views untuk Mas Arya!

Mahal kita! 💗

Mas Arya 2022 | Lengkap ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang