A. Pemandangan Menyakitkan

121 57 33
                                    

HAII HALO ANNYEONG

APA KABAR KALIAN? SEHAT SEHAT YA UDAH MULAI MASUK SEKOLAH NIHH 

UDAH DARI KEMARIN KEMARIN MALAH 

Tanpa perlu basa basi lagi kita langsung ke cerita aja ya

Happy Reading All

"Ma, Shen harus banget ikut jemput dia juga?"

Wanita empat puluh tahun itu mengangguk, "bukan cuma harus tapi banget banget harus, kalian kan temenan dari kecil dari bayi malahan." Fira, Ibu Shennina berbisik pelan, mereka bertiga bersama Ibu Raden kini berdiri menunggu Raden yang belum juga terlihat.

Shennina menunduk merapatkan topinya agar wajahnya tidak terlihat, dia benar benar menolak untuk bertemu dengan Raden sekarang. Tetangganya yang rese dan menyebalkan tapi ganteng itu.

"Raden!!" Ayu berteriak sembari melambaikan tangannya, membuat Raden Rafandra yang melihat itu mendekat pada mereka. Shennina bersembunyi di balik tubuh Ibunya, membiarkan kedua Ibu ibu itu sibuk.

"Astaga Raden kamu kurusan banget, kamu pasti kangen banget makan di rumah kan?" ucap Ayu melihat putranya. Mata Raden justru terpaku pada sosok misterius bertopi di belakang sana, melihat tingkah Raden akhirnya Fira pun buka suara.

"Oh itu si Shennina tadi maksa mau ikut."

Mendengar namanya di bawa bawa gadis itu berbalik hendak protes, "fitnah ya! Shen kan dipaksa ikut ke sini!" Dia kembali berbalik menutupi wajahnya.

"Shen ke mobil duluan."

"Dia kenapa?"

Fira tertawa pelan, "udah gak usah di pikirin, dia lagi masa puber."

Di sisi lain Shennina sudah menunggu di dekat mobil, dia tidak masuk karena sudah jelas dia akan duduk di sebelah Raden nantinya. Gadis itu berencana duduk di depan cepat cepat setelah mereka datang.

"Lama banget sih, mereka ngapain dulu di sana."

Kepalanya menengok ke sana kemari hingga menangkap seseorang yang dia kenal. David, kekasihnya bersama dua orang lain, laki laki dan perempuan yang sepertinya seusia mereka. Salahkan sifat penasaran yang dia miliki, entah kenapa ada dorongan kuat di kakinya untuk mengikuti mereka.

"Lah itu Shen mau kemana?" ucap Fira, Ibu Shennina yang sudah setengah jalan menuju mobil.

Shennina melihat mereka bertiga yang seperti akan berpisah, gadis itu menyalahkan dirinya karena terlalu berpikir negative. Namun langkahnya terhenti melihat David berpelukan mesra dengan gadis di sebelahnya. Gadis itu tidak ikut pergi, mereka hanya mengantar.

"Gak papa sayang, kita masih bisa hubungi dia lewat telpon kan?"

"W-what? Sayang? Perasaan dia anak tunggal, sepupunya?"

"Dav, jangan tinggalin aku ya? Jangan pergi keluar negeri atau kemana pun juga."

"Iya sayang, pacar aku yang cantik kan ada di sini jadi kenapa aku harus pergi?" Ucap David sambil mengusap surai gadis itu, merapikan anak rambut yang menghalangi wajahnya.

Perasaan Shennina hancur seketika, dadanya sesak hingga tak mampu melakukan apapun saat ini. Kejadian yang dia takutkan benar benar terjadi, terjadi begitu saja dengan cepat.

Gadis itu tertawa miris mengusap air matanya, "selama ini gue selalu berpikir buat ngelabrak siapapun yang selingkuhin gue, tapi nyatanya gue gak bisa apa apa. Drama yang bagus, Dave."

Being Boyfriend!Where stories live. Discover now