12'(Masalah lain)

57 7 0
                                    

Nanase-San aku tahu perjuang sendiri rasa nya sakit,tapi kamu ingat kamu masih memiliki teman bisa kamu percayai."jawab Lori tersenyum kecil.

"Ingat aku masih di sisimu aku akan membantu mu dalam hal susah atau sulit Nanase-San!"tambah Lori senyuman semakin kian melebar menyemangati Riku.
_________________________________________

Lampu redup membuat ruangan yang di dominasi dengan dengungan suara berasal dari dapur. hingga tampak nya sebuah tangan meggenggam sendok pada benda keramik di sebut cangkir yang memiliki khas desain klasik jepangan, tangan tergerak mengaduk sendok tak tahu arah. detak jantung jam berdenting pelan lalu jarum jam panjang mengarah kiri menunjuk angka pukul 8, jarum jam pendek disebelah kiri menunjuk angka setengah 3. Sudah menandakan setengah jam lamanya bagi seorang Kujo Tenn menunggu hasil laporan kejadian lalu di kafe yang kini telah naik jumlah viwers dalam waktu sesingkat mungkin,banyaknya datang nomor telepon tidak dikenali, kiriman pesan-pesan tidak jelas, apalagi ada yang berniat menjatuhkan mental Tenn tapi ia tidak terpengaruh pada hal itu.

Helaan napas kedua kali nya keluar langsung dari bibir thin lalu kembali menatap cangkir di meja hadapan, tangannya sedari tadi mengaduk teh tanpa niatan meminum teh yang sudah mendingin sejak awal-pun melepaskan genggaman tangannya memegang sendok akhir terjatuh kesamping cangkir.
Di biarkan sendok itu jatuh dalam ke hampaan sama seperti dirinya tenggelam kedalam kegelapan jurang. Tidak ada seorang pun akan menolong bila sudah terjatuh kegelapan.

Mengadah keatas menatap langit-langit redup di hiasi oleh bola lampu kehabisan aliran statis listriknya dengan kembali ke pikiran melayang layak setungkai bulu terbang jauh lalu menghilang begitu saja tanpa niat kembali, berpikir keras apa selanjut harus kulakukan? Berdiam diri saja disini? Seperti orang tidak tahu apa-apa?

Pikir Kujo Tenn yang saat ini ia bertengkar pada pemikiran nya sendiri mengenai menyelesaian masalah foto diri dan Riku di kafe, sekarang ia harus lakukan ilalah menangkap pelaku memfoto dirinya itu dan meminta penjelasan pada orang itu apa maksud ia melakukan itu?

Dret..

Bunyi pintu terbuka membuyarkan pikiran Tenn kini terfokus pada pintu terbuka lebar menampakkan pria jangkung berdiri dengan bahu tegap postur tubuh sempurna begitu juga tonjolan otot-otot di lengan nya memberi kesan sebagai pria sejati. Gaya rambut panjang pendek sedikit agak gaya Medium Mullet kesamping sebagai poninya lalu mata tajam berbentuk elang, melayang menangkap mata pink milik Tenn.

"Bisakah kau jelaskan ini Tenn?"tanya Gaku pandangan tajam tidak pernah luput dari Tenn.

"Ya foto apa maksudmu?"tanya Tenn balik berpura-pura tidak tahu soal foto itu.

"Jangan berpura-pura bodoh, beri tahu aku"tuntut Gaku.

"Aku tidak sedang akting aku benar-benar tidak tahu soal foto itu!"sanggah Tenn sambil menggelengkan kepala.

"Jangan berbohong padaku."

"Aku tidak berbohong padamu."

"Tenn kamu berbohong padaku."

"Tidak!"

"Iya!!"

"Jujurlah padaku."

"Aku bilang aku tidak berbohong."

"Tenn jujur saja lah padaku."

"Baiklah,aku jujur."

Kepala ia tundukkan kembali mata menatap meja panjang berderet berisi kalengan makanan siap saji dari kalengan daging bergambarkan daging suir-suiran berjatuhan di piring kecil yang sisa kalengan buah-buahan,kacang polong,dll.

Tangan ia gerakan meraih cangkir teh sudah dingin, tangan nya berhasil meraih cangkir teh milik nya segera, meminum teh dengan leganya akhir dahaga terpuaskan sebelum ia meletakan cangkir kembali pada tempat.

Kepala mendongak lurus hanya mata tajam milik Gaku menunggu penjelasan tentang masalah ia dan Riku di kafe.

"Awal.. aku hanya menjemput Riku ke rumah sakit.. dan, mengajak ke kafe secara pribadi.."jelas Tenn ragu-ragu.

"Dan? Apa hubungan mu dengan Riku?"tanya Gaku penuh selidik.

"Yaa..hanya teman hubungan ku dengan Riku tidak ada hal baru."desis Tenn kepala tertunduk kebawah.

Gaku melihat Tenn masih berbohong juga segera, tangan meraih kedua bahu lemas Tenn mencengkram kuat-kuat hingga urat-berurat di kedua tangan muncul saking kesal nya ia pada Tenn bisa berbohong lagi padahal situasi sekarang sudah menegang tidak ada kata lucu.

Mengguncang bahu Tenn cukup keras hingga si empu segera kembali menatap Gaku wajah sudah memerah padam lalu kilatan amarah di matanya  terlihat jelas kalau ia sedari tadi menahan amarah nya.

"JAWAB JUJUR!"pekik Gaku.

Gelagapan sendiri Tenn bingung harus menjelaskan apa lagi pada Gaku sudah begini situasi nya susah bagi Tenn menjelaskan semua kalau situasi menegangkan.

Apa lebih baik aku melarikan diri saja? Tapi aku melarikan diri sama saja aku lari dari masalah ini, tapi-tapi bagaimana situasi tidak memungkinkan bagiku untuk menjelaskan semua sekarang.

Sudahlah lebih baik aku melarikan diri saja..

Pikir Tenn saat itu juga kaki jenjang di balutkan celana jens blue dark bergerak melangkah maju ke depan dan kaki lainnya di belakang lalu setelah, kaki di belakang bergerak ke maju dan bergantian begitu kaki melangkah dengan cepat menuju pintu keluar apartement.

Tapi sebelum sempat meraih gagang kenop pintu lengan Tenn di tahan oleh tangan kekar Gaku menahan gerakan tangan Tenn akan membuka pintu istilah lain Tenn melarikan diri dari masalah ini.

"Jangan pernah mencoba melarikan diri Tenn!"tegas Gaku mengertakan giginya kesal.

"Lepaskan aku Gaku!"geram Tenn.

Tenn tangan yang lain mencengkram tangan Gaku mencengkram tangan Tenn bagian kanan, tangan kiri Tenn meremas kuat hingga lengan panjang Gaku berkerut rapih seketika berantakan akibat remasan kuat nya  oleh Tenn.

Seperti kedua telah tersulut emosi dalam diri mereka.

Tbc.

Hai Mina-San bagaimana kabar kalian? Sudah lama author tidak update cerita ini^_^ gomen minna.

A Theard🪡 (糸) [IDOLISH7,TRIGGER] Where stories live. Discover now