'10(Maafkan Aku)

71 9 0
                                    

Terdengar suara pintu dibanting membuat tubuh Riku kembali bergetar lagi.

"Maaf..maaf.. aku telah berbohong padamu.."

"Maaf!!"

Maaf..

"Maafkan aku Sogo-San.."

_________________________________________

napas panjangku dari sekian lama lagi aku merasa gagal menjadi teman baik bagi mereka. Semua terjadi ini tidak adil bagiku. Takdir tak selalu berada di pihak ku kali ini. Begitu banyak tantangan masalah harus dilewati jangan berharap lebih pada manusia..

Kepalanya tertunduk seketika Menghembuskanendongak keatas. Menatap pintu sudah tertutup rapat-rapat. Perasaan kecewa melanda diriku lagi, kali ini lebih sakit dari sebelumnya,ntah kenapa mulutku bisa terbuka dengan sendiri mengatakan sebenar pada rekan kerja ku sendiri.

Rasa kecewaan saja tidak akan cukup,untuk mengulangi kembali masa-masa yang tadi sudah terjadi tidak bisa terulang lagi dengan mudah. Andai aku memiliki kekuatan memundurkan waktu dari kejadian tadi mengulang nya tidak akan mengucapkan kata-kata itu padanya..

"Sebuah khalayak ku sendiri belaka,"ucapku pelan sedikit meringis rasa sakit dari belakang punggung ku terasa akibat diriku selama seminggu penuh terbaring dirumah sakit membuat seluruh tubuhku semua mati rasa.

Aku bersandar di penyangga tempat tidurku berbentuk lengkungan tidak rata dengan bahan dari kayu jati putih kokoh. Ini membuatku sedikit rileks akhirnya bisa bersantai sebentar menjernihkan pikiran sampai aku tertidur akhirnya.

_________________________________________

Langkah kaki terasa berat untukmu melangkah berjalan terus ntah kemana.
Tujuan mu yang ingin kau tuju sama seperti Sogo melangkah kaki secara linglung merasa perasaan berat membuat melangkah kaki saja terasa berat untuknya menyampai anak tangga.

Penuh perjuangan untuk Sogo sampai anak tangga. Sampailah ia di anak tangga segera saja kaki jenjang menuruni setiap anak tangga,perlahan-lahan ia menuruni anak tangga hingga terbesit sebuah pikiran tiba-tiba di pikirkan nya Riku baru saja memberitahu nya rahasia terbesar yang disembunyikan darinya? Sekarang pertanyaan di otak adalah apa maksud Riku tidak memberitahu mereka apa di takutkan oleh Riku sampai harus berbohong memikirkan semua hanya akan membuat kepala pecah saja, gelengkan kepala menjauhi pikiran itu jauh-jauh darinya.

Akhir nya Sogo berhasil menuruni anak tangga lanjut jalan nya, tatapan mengedarkan ruangan disekitar mencari dimana keberadaan rekan-rekan kerja berkumpul. sampai menangkap sosok berambut hijau sedang berada diruangan tamu bersama seseorang rambut biru dikenal sebagai,Tamaki.Sedang memakan puding nya di samping Yamato. Sudah tepar duluan akibat minum sake terlalu banyak hal kebiasaan Yamato tidak bisa di hilangkan dari awal mereka bertemu.

Terkadang Yamato akan berhenti minum bila sudah ada Mitsuki yang datang menghampiri mengomeli layak anak sedang di omeli ibu nya sesuatu kesalahan dilakukan oleh sang anak itu sendiri.

Menggelengkan kepala nya tak habis pikir pada kelakuan leader mereka ini yang tidak bisa di hilangkan saja. Helaan napas keluar lagi dari Sogo ia akhirnya memutuskan untuk mendekati Tamaki saja. Daritadi ia perhatikan Tamaki asyik makan puding nya sudah berapa banyak. Puding di makan oleh Tamaki. Harus berapa kali di bilangi kalau makan puding sering-sering tidak sehat bagi kesehatan nya.

"Tamaki-Kun kau benar-benar memancing emosi ku kali ini.."geram Sogo merasa kesal pada apa yang dilakukan Tamaki.

Langkah kaki semakin dekat pada tempat Tamaki duduki. Aneh nya bocah ini tidak merasa terancam akan masalah di hadapi nanti Tamaki tetap duduk tenang di tempat nya masih memakan puding, apa yang terjadi dalam diri Tamaki sebenar.

Tap...Tap... Tap...

Ketukan langkah kaki sudah mendekat pada posisi Tamaki tiba-tiba saja kedua bola mata Tamaki melebar melihat sosok berdiri dihadapan sekarang adalah...

"So-chan?!"pekik Tamaki terkejut hampir saja akan melompat dari tempat duduknya.

"Tamaki-Kun.. kau baik-baik saja?"tanya Sogo dengan nada lembut biasa.

"A-aku baik-baik saja.."jawab Tamaki gelagapan bingung apa yang harus ia jelaskan nanti!

"Seperti ada puding ditanganmu, sebuah kejutan."balas Sogo masih mempertahankan nada lembutnya tetapi ada suatu menyeramkan dalam nadanya itu.

Rasa dingin menjalari punggung Tamaki perasaan tidak enak menghampiri sebuah masalah akan terjadi pada dirinya. Bergidik ngeri saat menatap senyuman Sogo sudah terulas senyuman hangat,lembut?? Bukan senyuman maut Sogo! Telah muncul ini pasti sudah dimengerti oleh Tamaki sendiri kalau senyuman mautnya Sogo ia akan memarahi dan menceramahi panjang lebar hingga sampai ia menyesali perbuatan.

Dan benar saja tebakan Tamaki ia di ceramahi oleh Sogo itu membuat Tamaki tidak kuat mendengarkan celotehan yang keluar dari mulut nya Sogo.

Satu jam berlalu sampai hembusan terakhir di hembuskan oleh Sogo, ceramah panjang telah selesai. Lalu mata menatap tajam mengarah Tamaki diri coba memperingati Tamaki agar jangan mengulangi perbuatannya lagi. Memakan puding sebanyak 4 kali dalam sehari itu sudah kelewat dari nasehat di berikan pada Tamaki untuk makan puding hanya satu kali saja.

Dret..

Bunyi pintu ada seseorang baru keluar dari kamar nya siapa itu? Mata beralih dari menatap Tamaki menatap seseorang keluar dari kamarnya perhatian melihat seorang pemuda yang kurang memakai pakaian celana panjang hitam dan kaus merah. Dan lalu mata menangkap warna rambut seseorang itu merah dia adalah Riku baru keluar kamarnya memperhatikan fitur wajah terlihat baru saja menangis?! Riku menangis siapa membuat menangis? Apa-apa jangan diriku membuatnya menangis karena perkataan ku sebelum nya.

Seketika raut wajah dari kesal menjadi sebuah kekhawatiran terhadap Riku takut ucapan menyakiti perasaan Riku.

Riku sendiri sebenarnya memang menangis karena ulah nya sendiri dianggap kalau ia salah dalam permasalahan antara Sogo dan dia.

Mengucek mata menyingkirkan air mata akan jatuh lagi ke pipi. Berjalan keluar kamar sedikit mata melirik kearah Sogo membeku di tempat,mengabaikan kebekuan Sogo melanjutkan jalan. Menuju dapur.

Sampailah diri di dapur segera melangkah cepat menuju meja makan menatap sebentar di sekelilingi,tangan meraih teko berisi air putih, tangan satu memegang gelas menuangkan teko nya mengarah gelas kosong menjadi terisi air.

Teko diletakan pada tempat nya lagi sisa meneguk minuman di tuangkan tadi.

"Riku.."panggil seorang di belakang Riku.

Sedikit menolehkan kepala menatap seorang mengajak berbicara. Mengenali orang adalah Sogo.

"Apa?"tanya Riku.

Selesai minum gelas dipegang Riku ditaruh di meja samping dekatnya.

"Aku minta maaf atas perkataan ku tadi.."mata bertemu dengan mata merah milik Riku membalas menatap.

"Sore wa mondaide wa arimasen."balas Riku.

"Hontoni?"tanya Sogo pelan.

Mengangguk-angguk Riku sebagai balasannya.

"Tapi untuk pembicaraan kami jangan beritahu yang lain dulu."

Baiklah,aku tidak akan memberitahu yang lain."

_________________________________________

Tbc.

Telat update gomen( '-ω-)

A Theard🪡 (糸) [IDOLISH7,TRIGGER] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt