Steve (2)

21 2 1
                                    


BRUK!!!

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

BRUK!!!

Aku sedikit terkejut mendapati Steve jatuh tersungkur tepat saat aku membuka pintu studio latihan anak-anak Nevel.

"Apa yang sedang lo lakukan?" tanyaku mengerutkan kening. Apa dia baru saja terpeleset?

"Posisi dia tadi salah dan malah nabrak gue. Ya gue dorong lah"

Itu suara Yulius. Astaga! Rupanya ini tindakan kesengajaan. Aku menegerti betul bahwa Yulius mendorong Steve karena dia jengkel tapi perbuatannya salah.

"Yeol?!" suaraku sedikit meninggi memuat mereka yang disana terkejut.

Dengan gerakan cepat aku berjalan kearah Yulius lalu menariknya keluar ruang latihan.

"Lo gila?" tanyaku, dan Yulius menaikkan alisnya, "Kenapa?"

Aku menghembuskan nafas kasar, sedikit jengah. "Lo kalau jengkel bisa gak gausah nyelakain anak orang?"

Yulius mengerti arah pembicaraanku, lalu ia menjawab, "Gue masih gak bisa terima Wira digantiin dev! Dan terbukti kan? Steve bahkan belum menguasai koreo. Dia belom belajar dengan baik"

"Ya inikan baru awal Yeol! Semua butuh proses! Gue minta kalian buat mastiin ya steve bisa buktiin omongan nya atau gak. Bukannya malah lu kerjain geblek!" omelku.

"aiishhh!" Yeol mengumpat, " Gue liat tu anak rasanya pengen gue gebukin terus balikin ke orang tuanya"

Kan, Yulius Chandra geblek jiwa tawuran!

"Ini bukan ajang adu jotos! Balik sana lo latihan! Inget ya, jangan diulang hal yang tadi" peringatku

"Kalau inget"

Astafirullah Yulius Chandra!

"YEOL?!"

"Bercanda! Galak amat ibu manager satu ini" Yeol mendadak terbahak. Anak ini gilakah?!

"Btw, lo gak mau cari tau soal kematian wira dev?" Yeol tiba-tiba bertanya soal hal yang memang ingin ku selidiki.

"Sebenarnya ada hal yang mengganjal sama tragedi wira cuma belom bisa gue kasitau sekarang karena gue baru akan mencari tau" jelasku jujur. Sepertinya memang mulai hari ini aku mencari tau agar aku tak dihantui terus-menerus oleh tragedi menyakitkan itu.

"Tolong kita dev.. gue belakangan ini gak bisa tidur karena mimpiin Wira terus. Seolah kayak Wira mau ngasitau sesuatu lewat mimpi itu"

Aku mengerutkan kening. Yulius bermimpi? Berarti bukan hanya aku saja yang dihantui rasa sakit akan kematian Wira. Astaga gue yakin anak-anak yang lain pasti juga mengalami hal yang sama hanya saja mereka mungkin tidak bisa menceritakannya.

Wir, apa sebenarnya yang terjadi sebelum lo pergi?!

"Gue akan berusaha Yeol. Sekarang lo masuk terus latihan lagi!"

Them.Место, где живут истории. Откройте их для себя