Rizki (Last)

51 5 3
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rizki Anugerah

31 Januari 2000 – 31 Maret 2023

Yulius menatap sendu batu makam dihadapannya. Ia kehilangan, lagi. Kalau dibilang menyesal, tentu ia punya penyesalan karena telah gagal lagi dan lagi menjadi seorang kakak. Jika Hasbi mengamuk, menyesal, menangis sejadi-jadinya saat melihat Rizki sudah tidak bernyawa, Yulius hanya bungkam melihat tubuh adiknya yang sudah dingin pada saat itu. Air matanya tak bisa keluar disaat ia akhirnya mengetahui semua fakta dibalik kematian Rizki.

Merasa bersalah? Tentu saja! Bahkan mungkin seumur hidup Yulius akan merasa bersalah atas hal-hal yang dulu pernah ia lakukan pada Rizki. Namun Yulius bukanlah tipe orang yang bisa mengungkapkan kesedihan didepan banyak orang. Lain hal-nya jika dia sedang sendiri. Tuhan menyaksikan bagaimana hancurnya lelaki itu semalam sebelum Rizki dimakamkan. Jika ada CCTV di kamarnya, akan terekam jelas Yulius bersimpuh memohon ampun sambil menangis keras kepada Tuhan atas kepergian adiknya.

Dia hancur, dia kehilangan, dia menyesal. Iya seperti itulah kondisi Yulius saat ini. Namun semua yang ia alami adalah resiko yang harus ia tanggung.

" Riz, can I say sorry again? gue minta maaf atas perlakuan gue selama ini ke lo. Bilang saja gue orang gagal karena faktanya memang gue gagal jadi abang buat lo dan juga Deril"

"Perlu lo tau Hasbi depresi Riz. Beberapa kali gue mergokin dia nyilet tanggannya sendiri, menangis tengah malam nyebut nama lo, minta maaf berkali-kali saat dia lagi termenung. Dia merasa paling bersalah karena dia yang paling sering mukul lo dan sekarang dia sedang dalam masa pemulihan"

"Lalu soal diri lo, kenapa lo gak bilang kalau lo sakit? Gue sempet marah sama lo saat tau ternyata lo kena tumor otak disaat lo udah gak ada tapi gue sadar gue gak ada hak buat marah"

"Maaf... seharusnya gue jaga lo"

"Gue kehilangan. Sangat. Bahkan hari-hari gue terasa kosong"

"Setiap malam gue selalu teringat lo dalam sebulan ini. Namun gue gak bisa keluarin air mata gue"

"Jujur, gue gak akan menangis lagi mungkin? Atau gue akan tenggelam dalam kesedihan tak berujung"

"Kepergian lo buat gue belajar kalau gue harus menghargai apapun yang ada disekitar gue Riz"

"Dek, gue bakal jaga Hasbi sebaik yang gue bisa bahkan disaat gue berkeluarga nanti, anak-anak gue harus tau kalau mereka punya tiga paman hebat di dunia ini"

"Terimakasih ya sudah menjadi adik sekaligus kakak terbaik bagi keluarga kita. Lo hebat! Tuhan sayang sama lo melebihi apapun"

"Gue pamit pulang dulu ya! Minggu depan gue bakal berkunjung lagi kesini"

Seseorang memperhatikan Yulius yang sedang mengobrol dengan batu nisan adiknya layaknya dua orang yang sedang mengobrol langsung.

Winda mendengarkan kalimat demi kalimat yang dilontarkan Yulius. Rasanya ia ingin menghampiri kakak lelaki itu untuk menangis dihadapannya mengatakan bahwa dunianya juga hancur setelah kepergian Rizki. Namun ia tak mungkin melakukannya karena ia ingin memberikan ruang untuk mendiang Rizki mendengarkan curahan isi hati kakak sulungnya.

Them.Where stories live. Discover now