BAB VI Part 2

5 0 0
                                    

Sore ini aku sudah selesai mandi, aku keluar melangkah menuju teras. Aku duduk di teras di samping rumah sambil memandangi tanaman bunga punya mama. Kembali ku teringat akan rian, Apakah dia disana sehat - sehat saja.. ???

"Sore Elyn. . . !! "

Sapaan winda mengagetkanku. Seketika lamunanku buyar, entah kenapa akhir -akhir ini aku sering sekali melamun mencemaskan apakah cintaku baik - baik saja.

" Hai Win, Sore juga.. " Balasku kaget

" Win ini motor baru lu yaa ?? Keren banget.. " Kataku mengelilingi motornya.

Winda teman sekolah SMA ku. Kami berteman sangat baik. Dia terkenal suka gonta - ganti model rambut. Dan sekarang rambutnya di cat warna hitam dengan model rata sedagu dan poninya di potong rata di atas alis. Hmmm..malah lebih mirip Dora yaa ??? Hehehe...

Dan minggu sore ini dia sengaja datang kerumah. Mengajakku jalan - jalan sore untuk melihat sunset sebelum besok dia berangkat lagi ke Pekanbaru.

" Bukan ini motor yang biasa di pakai bokap, kita tukeran pinjam. " Winda menjelaskan

" Ayooo cepat naik " Winda memerintah.

___Dipantai

Perasaan kecewa tidak bisa berbohong, terlihat jelas dari mukanya winda. Sepertinya memang tidak ada sunset untuk hari ini, kan seharian tadi hujan, gimana sih. Kami pun beranjak meninggalkan pantai yang sebelumnya kita sudah jajan dulu serta duduk - duduk santai di kursi payung tepi pantai sekedar nyobain kerupuk mie kuah dan cappucino cincau panas.

Ditengah perjalanan nggak jauh dari pantai, dari arah belakang ada sebuah motor N-max yang melaju lumayan cepat dan sepertinya orang itu sedang terburu - buru. Terlihat jelas dari kaca spion motornya Winda.

Winda sudah berusaha untuk menepi, tapi tiba - tiba .

"Brrouukkkkk...!!!!! " Kita berduapun terjatuh.

" AdUUuuuhhh. . ! ! ! " Teriakku parau menahan sakit terhimpit body motor

" Apa lo yang sakit Elyn ?" Teriak winda kecemasan berusaha berdiri dan mengangkat motor yang posisinya menghimpit kaki kita berdua.

Winda khawatir karna bagaimana pun dia yang mengajakku. Pikirnya mungkin begitu.

Tidak ada yang menolong. Hanya satu dua kendaraan saja yang lewat. Dan mungkin karna hujan seharian dari siang tadi. Jadi suasana jalanan lumayan agak sepi.  

Di waktu yang bersamaan seorang cowok berbadan agak gendut berjarak beberapa meter dari depan terlihat samar berlari - lari kecil menghampiri. Sepertinya dia adalah orang yang menyerempet kami berdua tadi.

" EE...Elynn... ??? "

Sapanya kaget saat mengetahui kalo yang di serempetnya barusan itu adalah aku elyn.

" ROo..ji.... !!!"

Mataku terbelalak saat tahu ternyata yang menyerempet aku berdua Winda barusan adalah Roji temannya Rian, pacarku. Sebelum aku dan Rian pacaran, Roji juga sempat menyukaiku itu kata Rian.

Buru - buru aku menunduk. Aku malu ketemu sama Roji. Dia pun terlihat berusaha membantu mengangkat motornya Winda.

"Lo berdua apanya kalian yang sakit gimana kalo kita ke bidan aja langsung ?? "  Tanya nya seraya menolongku berdiri.

Aku menolaknya dan berusaha hanya diam saja sambil memegangi tanganku yang sedikit tergores di aspal. Sedangkan Winda, sepertinya dia kelihatan sangat marah.

TANPA  KEJELASANWhere stories live. Discover now