Baginya, Ariel adalah alasan dia merasakan artinya hidup dalam dunia ini.
Aku mengerti perasaannya karena telah kehilangan Liana—Kekasihku yang meninggalkanku dengan pria lain. Akan tetapi, aku beruntung masih memiliki impian untuk menutupi rasa putus asa setelah kehilangan wanita yang sangat kucintai.
Saat masih kecil, kita selalu takjub dan terkesan kepada aksi para pahlawan dan membenci para Villain yang menebarkan penderitaan pada orang lain. Akan tetapi, saat kita dewasa, kita mengerti kenapa para Villain melakukan apa yang ia perbuat untuk mengambil kembali apa yang telah hilang darinya.
As a Child, we admire the Hero ... As Adult, we Understand The Villain ...
***
[Valeria PoV]
Besok, kita akan sampai di lokasi ujian tahap ketiga dan melaksanakan ujian dimana para peserta bisa kehilangan nyawa mereka.
Sebelumnya, aku dan Raul berhasil finish di urutan pertama saat menjalani ujian tahap kedua. Kami mendapatkan poin sebanyak 300 setelah kemenangan ini.
Senang sekali rasanya akhirnya aku bisa mendapatkan peringkat pertama pada salah satu ujian bertahan hidup ini.
Saat ini, aku sedang berjalan di sekitaran tempat peristirahatan rombongan peserta untuk mencari Raul. Akan tetapi, aku sama sekali belum menemukannya dari tadi.
"Dimana dia kira-kira, ya?"
Mencari ke sana kemari, aku melihat seorang pria dan wanita tengah duduk berdampingan di bawah sebuah pohon. Kalau tidak salah, mereka berdua anggota komite disiplin yang dipimpin oleh Raul, bukan?
Melihatku menghampiri, mereka berdua kemudian berhenti mengobrol.
"Apakah kalian melihat Raul?" tanyaku pada mereka.
Mereka memandang satu sama lain mendengar pertanyaanku. "Kapten, kah? Dia tadi berjalan ke arah barat kalau tidak salah, dia bilang ingin menyendiri sebentar sebelum melanjutkan perjalanan," kata sang wanita.
"Baiklah, terima kasih."
Meninggalkan mereka berdua, aku pergi berjalan sesuai arah yang ditunjukan wanita itu. Tidak lama kemudian, aku melihat pria berambut hitam yang sedang duduk bersandar di bawah pohon.
Berjalan mendekat, aku menyadari pria itu sedang tertidur. Terlihat sebuah Mark berwarna hitam bersinar di tangannya.
"Huh? Ini Mark pengaktifan sebuah Codex bukan?" gumamku sedikit terkejut dengan apa yang kulihat. "Apakah Raul sudah membangkitkan Codex miliknya? Tetapi, mengapa dia tidak pernah menggunakannya sama sekali?"
Berbicara mengenai sebuah Codex, aku bahkan belum sama sekali membangkitkan milikku. Itu karena tidak ada cara yang pasti untuk membangkitkannya karena setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Ughhh ... Apakah aku akan tertinggal lagi darinya? Tanpa menggunakan Nature Mana pun dia sudah sangat mengerikan. Apa jadinya jika dia menggunakan kedua kekuatan itu saat bertarung?
***
[Raul PoV]
Profound Codex merupakan macam-macam Skill khusus yang dimiliki oleh seseorang yang telah membangkitkan Codex mereka. Contohnya Brian yang memiliki Codex dengan tema Justice, Bravery dan Tenacity.
Jika Mental Codex Brian telah bertambah, maka skill yang dapat digunakan akan lebih banyak juga. Masing-masing tema memiliki tiga skill untuk dibuka.
Untuk karakter Raul sendiri, dia memiliki Codex dengan tema Hated, Anger, dan Bloodlust. Masing-masing memiliki skill dengan kemampuan yang berbeda-beda. Akan tetapi, yang paling berbahaya untuk digunakan adalah skill-skill dari tema Bloodlust.
Raul di dalam game tidak pernah dapat mengendalikan diri saat mengaktifkan skill ini.
"Kau datang kemari untuk mengaktifkan Skill-mu bukan?" tanya Raul yang kini sudah lebih tenang setelah melampiaskan amarahnya.
"Kau benar," jawabku dengan santai.
"Aku sudah tahu itu," ucapnya seraya berdiri. "Saat aku tersadar di tempat ini, tiba-tiba kepala terasa sakit karena banyaknya informasi aneh yang masuk secara bersamaan."
Jadi begitu, kah para Guider mendapatkan informasi mengenai Codex seseorang? Di dalam game, hal ini tidak dijelaskan secara detail. Para Guider tiba-tiba muncul jika Player memilih menu Soul Room di dalam game untuk berlatih.
"Ini sudah menjadi tugasku bukan? Membantumu untuk menjadi lebih kuat?" kata Raul menatap mataku secara langsung. "Aku akan memberikan aktivasi skillnya jika kau berjanji satu hal padaku."
"Katakanlah padaku."
"Tolong lindungilah Ariel dengan kekuatan ini."
Walaupun tanpa ia pinta sekalipun, tentu saja aku akan melindungi manusia sepenting Ariel. Dia yang akan menjadi Saint dan menyelematkan dunia ini dari serangan iblis.
"Tentu saja, serahkan saja padaku."
Mendengar jawabanku, Raul terlihat bernafas lega.
"Sebelum aku pergi, aku ingin menanyakan satu hal, Raul," tambahku.
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Sebenarnya, organisasi pembunuh mana yang kau sewa untuk membunuh Brian pada ujian tahap ketiga ini?" tanyaku padanya.
Sebelumnya, aku mendapatkan surat misterius yang mengatakan bahwa persiapan untuk membunuh Brian saat ujian bertahan hidup sudah selesai. Dengan mengetahui organisasi asal mereka, setidaknya aku bisa mempersiapkan sesuatu ketika bertarung dengan mereka nanti.
"Ughhh ... Mengenai itu ... " gumam Raul terlihat tidak yakin. "Kalau tidak salah, namanya adalah Ouroboros."
***
[3rd PoV]
Malam harinya, satu hari sebelum ujian ketiga dimulai.
Terlihat tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan sedang berkumpul tidak jauh dari Hutan Monster—tempat ujian bertahan hidup akan dilaksanakan.
"Aku sudah mengintai area sekitar, rombongan peserta itu baru saja sampai dan sedang beristirahat di luar hutan," kata seorang Pria berambut cepak. Dari penampilannya, dia adalah seorang Brawler.
"Kerja bagus, Ape," kata pria yang memiliki sebuah pedang terikat di pinggangnya. "Kapan kira-kira ujian akan dimulai?"
"Kurasa besok pagi, mengingat mereka baru saja datang dan harus beristirahat sebelum ujian dimulai," kata seorang penyihir dengan jubah coklat. "Menurut informasi yang kudapatkan, terdapat delapan instruktur yang akan menjaga hutan itu."
Kedelapan instruktur masing-masing akan berjaga di titik-titik dimana para peserta akan mulai memasuki hutan. Mereka akan memastikan siapapun tidak akan mengganggu jalannya ujian ini dari luar.
"Foxy, mereka adalah bagianmu bukan?" panggil pria berpedang itu pada satu-satunya wanita dalam kelompok ini.
"Iya, iya ... Jangan khawatir, Marlin. Aku akan memberikan kalian waktu dengan menarik perhatian instruktur-instruktur itu," kata Foxy terlihat percaya diri.
"Kami mempercayakan tugas ini karena kau yang paling cepat diantara kita berempat."
Besok para peserta akan melaksanakan ujian tahap ketiga. Akan tetapi, mereka tidak mengetahui bahwa bahaya yang sebenarnya harus mereka takutkan bukanlah monster-monster di dalam hutan, melainkan para pembunuh bayaran ini yang akan mengacaukan jalannya ujian besok.
Arc 1 Chapter 48 : Profound Codex
Comenzar desde el principio
