[04] Kalandra, si Bodyguard Pemberani

Start from the beginning
                                    

Apalagi dia sudah berani melarikan diri cukup jauh dari kota Jakarta. Dan sekarang dia harus kebingungan. Mengadu nyali dengan mencoba peruntungan..., atau tetap berada di kebiasaannya yang itu berarti dia harus memanggil pria itu....

Hanya pada nada sambung pertama, panggilannya terjawabkan dan suara berat itu segera menyapa telinga. Membuat Ellana gelagapan dan bibirnya mendadak kelu. Tidak mengira bahwa percobaan pertamanya akan langsung berhasil.

“Nona Ellana, Anda butuh sesuatu?”

“Ka-kamu—di mana? Aku mau pulang.”

“Nona tidak pulang bersama kekasih Nona?”

Entah mengapa pula Ellana harus merasa gugup hanya mendengar nada menelisik di seberang sana. Kesal menjadi reaksinya lantaran harus mengalami situasi tak biasa ini.

“Dia ada urusan mendadak. Nggak bisa nganter aku pulang.”

“Bagaimana dengan teman-teman Nona?”

“Mereka nggak ada.”

“Tidak ada karena ada urusan mendadak juga, atau memang tidak bersama Nona sejak awal?”

“Kamu kenapa banyak tanya, sih? Aku mau pulang!”

“Teman kamu ke mana, Ellana?”

Jantung Ellana seakan berhenti berdetak mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Pria ini bilang apa—maksudnya, kenapa pria ini tiba-tiba bicara begitu santainya pada Ellana?!

“A-aku nggak tau! Mereka nggak di sini!”

“Kamu ditinggal sendirian begitu aja?”

“Kamu mau jemput atau enggak?! Kalau enggak tinggal bilang enggak! Biar aku pulang sendiri!”

“Tunggu di Excelso. Aku ke situ tiga menit lagi.”

“Tiga men—halo? Halo?!” Ellana menatap tidak percaya layar ponselnya yang sudah kembali ke laman utama. “Berani-beraninya dia mutusin telepon duluan padahal aku belum selesai ngomong?!”

Atas kekesalannya, Ellana berlari menuju tempat yang sempat disebutkan oleh pria itu—sebentar, di mana tempat yang sempat disebutkan tadi?

Bodyguard menyebalkan! Apa-apaan dia? Sudah berani bicara seenaknya, menyuruh seenaknya pula padahal Ellana saja baru pertama kali datang ke tempat ini! Lalu dia bilang apa? Tiga menit lagi? Bukankah itu berarti dia sudah berada di sini yang dengan kata lain dia sudah mengikuti Ellana?!

“Kamu!!”

Ellana bersama napas tersengal, berhasil menemukan tempat yang dimaksud—setelah berputar-putar diiringi dumalan penuh kekesalan—beserta sosok yang ternyata sudah sampai lebih dulu. Menyambutnya dengan satu tangan tersimpan di saku celananya dan—wah, pria ini memang sudah mengikutinya sejak awal karenanya bisa berada di sini dengan cepatnya!

“Maksud kamu apa ngomong gitu? Kamu lagi ngelawan aku?!”

“Mobilnya di sebelah sana.”

Seakan sentakan Ellana bukan hal krusial, Kalandra melengos pergi lebih dulu. Meninggalkan Ellana yang sekali lagi terperangah akan perbuatan pria itu yang amat di luar nalarnya.

Merasa harga dirinya tengah diuji, Ellana pun berlari-lari mengejar, mencoba mengimbangi langkah lebar pria itu sampai-sampai dia harus terkagok-kagok menuruni pelataran area outdoor yang membuatnya semakin geram.

“Aku belum selesai ngomong sama kamu! Kamu tuh niat jemput aku enggak, sih?! Bodyguard macam apa yang malah bikin nonanya lari-lari kayak gini?!” Diabaikan sekali lagi, sangatlah cukup bagi Ellana untuk semakin menggelegak marah. “KALANDRA MAHESA!!”

The Bodyguard and His LadyWhere stories live. Discover now