Estrella mengulurkan tanganya untuk menyetuh pipi Davian, mengelusnya dengan lembut, "aku minta maaf soal kejadian terakhir oke? Seharusnya aku bisa mengontrol emosi lebih baik, dan tidak melakukan hal itu. Kamu bahkan sampai sakit. Maaf..." ucap Estrella dengan lembut. Dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

Davian melunak, ini yang dia butuhkan. Hanya satu kata maaf dari Estrella, "oke Vian maafin, tapi ada satu syarat," ucap Davian. Hey, meski dia sebenarnya sudah memaafkan Estrella, tapi dia juga harus bisa memanfaatkan momen ini sebaik mungkin.

Estrella menaikan sebelah alisnya bingung, "apa syaratnya?" Tanya Estrella sedikit waswas.

"Aku mau pergi jalan-jalan keluar, besok." Jawab Davian dengan girang.

"Besok?" ulang Estrella lagi.

Davian mengangguk, "iya besok, bisa kan?" Tanya Davian berbinar.

Estrella tidak langsung menjawabnya, dia terdiam sebentar memikirkan sesuatu.

Davian melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Estrella, "Sella?"

Estrella sedikit tersentak, "ya? Ah, oke baiklah," jawab Estrella akhirnya.

Mendengar jawaban dari Estrella, membuat Davian semakin mengembangkan senyumnya. Akhirnya dia bisa keluar dari mansion ini walaupaun cuma sebentar, dan mungkin juga dia akan keluar dengan Estrella.

Estrella ikut senang melihat Davian yang tersenyum selebar itu. Sekarang yang harus dia pikirkan adalah bagaimana caranya besok dia bisa keluar dengan aman bersama Davian. Dia sendiri sebenarnya tidak tau apakah bisa keluar besok. Tapi sudahlah, setidaknya Davian sudah mau memaafkannya sekarang.

"Sekarang giliran ku," ucap Estrella tiba-tiba.

"Giliran apa?" Tanya Davian bingung.

Estrella tersenyum misterius, "giliran ku untuk memberi syarat."

"Lho, Kok gitu?"

"Karena bukan hanya aku yang salah di sini, Babe." Ucap Estrella sambil menarik pinggang Davian untuk semakin menipiskan jarak di antara mereka.

Estrella mendekatkan wajahnya ke telinga Davian, "kiss me, babe." Bisik Estrella yang sukses membuat Davian meremang. Telinga adalat spot sensitifnya.

Davian berusaha mendorong bahu Estrella agar menjauh dari dirinya. Namun tidak bisa, karena Estrella yang memeluk pinggangnya erat, "Enggak, Vian nggak mau." Tolak Davian masih berusaha mendorong-dorong Estrella.

"OK, let's not hang out tomorrow either."

Ucapan Estrella barusan berhasil membuat Davian berhenti mendorong Estrella dan terdiam. "Ck, nggak adil."

Namun tak ayal, Davian tetap menurut. Dia sedikit berjinjit dan mencium Estrella tepat di rahangnya. "Udah," ucap Davian.

Estrella terkekeh pelan, "itu kamu sebut ciuman?" Tanya Estrella.

"Yang penting cium. Udah ah, aku mau ke ruang pustaka, bentar lagi kelasnya di mulai."

Estrella menatap ke arah bibir Davian sambil tersenyum smirk. Dengan cepat dia menarik tengkuk Davian dan menyatukan ke dua bibir mereka. Davian yang kaget hanya dapat terdiam mematung dengan pergerakan Estrella.

Perlahan, Estrella mulai melumat bibir merah muda milik Davian atas dan bawah secara bergantiam membuat Davian menutup matanya dan membalas ciuman Dari Estrella. Davian juga mengalungkan tangannya di leher Estrella agar ciuman mereka semakin dalam.

Ciuman itu terus berlanjut untuk beberapa saat, sampai Estrella melepaskan pangutan mereka. Dan mencup sekilas bibir Davian yang bak narkoba bagi dirinya sebagai penutup.

Estrella menatap Davian yang sedang mengatur napasnya dengan terkekeh, "itu baru bisa di sebut ciuman." Setelahnya, Estrella melepaskan tangannya dari pinggang Davian.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun lagi, Davian langsung saja berjalan cepat menuju ruang pustaka yang ada di mansion itu. Dia sedikit malu dengan ciuman tadi. Malu karena dia menolak di awal tapi malah menerima dan membalasnya di akhir.

Estrella hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tingkah Davian. Sampai dia merasakan getaran di saku celananya, tanda kalau ada yang menelpon dirinya.

Estrella mengeluarkan handphone itu dan melihat nama siapa yang tertera di layar. Setelah tau itu siapa, wajah Estrella langsung berubah menjadi datar. Dia pun akhirnya mengangkat panggilan itu dan mendekatkan handphone ke telinganya.

"Hallo Ms. Aubrey~ I have caught the items you ordered..." (hallo Ms. Aubrey~ saya sudah menangkap barang yang anda pesan...)

_________________________________
________________________

"Ini berkas yang anda minta Tuan Ranos." Ucap seorang pria berbaju serba hitam.

Ranos menerima berkas itu dan membukanya, mengeluarkan beberapa lembar kertas biodata seseorang dan beberapa foto. Foto yang memperlihatkan Estrella dan seorang pria muda di sampingnya.

Ranos kemudian membaca nama di kertas biodata itu sambil mengerutkan alisnya, "Cale Daviandra Jovannes." Eja Ranos.

Dia tidak percaya Estrella menciptakan kelemahannya sendiri seperti ini. Cukup bagus, membuat dia lebih mudah mencapai tujuannya.

"Tangkap dan bunuh dia."

_________________________________
________________________

Jangan lupa paket lengkapnya....

Tbc....

Sabtu, 6 januari 2024.
Ig : huswarelci
Ttk : huswarelci



D'E Sella Vian [End] [Terbit]Where stories live. Discover now