15 | Attack to the Heart

922 145 8
                                    


Suara alunan musik beserta percakapan yang mengiringinya samar terdengar dari balkon, dimana dua keluarga besar sedang duduk melingkar berhadapan dengan satu sama lain.

Pada mulanya hanya ada Amanda, Jayson, Conrad, dan William. Namun ditengah perbincangan, tiba-tiba keluarga mereka yang lain turut datang menghampiri. Berhubung sangat jarang bagi para tetua untuk bertemu, mereka akhirnya memutuskan untuk menjadikan acara malam ini sebagai kesempatan untuk bercengkrama.



~~~~~



Gelak tawa dari kedua pihak terdengar kala Amanda menceritakan masa-masa mereka di akademi. Ia bercerita mengenai pertemuannya dengan Charles, juga tentang bagaimana ia bisa mengenal Jessa dengan baik.

Dengan masuknya mereka ke topik tersebut, Jessa kemudian mengambil kesempatan untuk angkat bicara. "Jadi bagaimana rencana mu dengan William kedepannya, Jay?" Tanyanya dengan nada yang berubah menjadi serius.

Jay yang tiba-tiba ditembak dengan pertanyaan semacam itu jadi menegang. Melihat tatapan lembut Jessa yang entah bagaimana terlihat menakutkan, ia menelan ludah.

"Aku telah berbicara pada kedua orang tua ku terkait hal tersebut, Madam. Aku harap dalam waktu dekat kami dapat berkunjung secara formal ke kediaman Charlestein."

Di sebrang meja, Jessa menangguk mempertimbangkan rencana Jayson sementara Conrad mengangkat alisnya—tertarik untuk mengulik lebih jauh tentang pemuda bermata elang tersebut.

"Oh? Sudah sejauh apa memangnya kamu membicarakan hal ini dengan orang tua mu?" Tanya Conrad sambil melirik Charles yang sedari tadi berusaha untuk menghindari tatapannya. Di sisi lain, Jay tergagap untuk menyusun jawaban yang tepat dibenaknya, sementara William rasanya ingin tenggelam saja sekarang.

Kenapa ayahnya rese banget sih?!

Diam-diam ia menendang dan menginjak kaki ayahnya sambil melirik sinis. Namun bukannya berhenti, Conrad malah makin termotivasi untuk menggoda anak bungsunya tersebut. Tepat ketika Will menginjak kaki ayahnya lagi, tiba-tiba ayahnya mengaduh.

"Aduh, Will hati-hati, dong. Ini sudah keempat kalinya kamu menginjak kaki ayah."

Seketika empat pasang mata lainnya refleks menatap William dan membuatnya mati gaya. Ayahnya ini memang benar-benar cari mati. Menyikapinya, Will hanya tertawa kecil sambil menahan malu yang tergambar jelas melalui rona merah di pipinya.

"Ayah, pembicaraan seperti ini bukankah lebih baik dibicarakan secara privat? Sepertinya Will dan Jay perlu bicara empat mata juga."

Bagaikan malaikat yang datang untuk membawa kedamaian, Ethan tiba-tiba berkata pada ayahnya.

"Seperti Keluarga Westwood, keluarga kita juga perlu berdiskusi dengan serius. Bagaimanapun juga, hal-hal yang menyangkut hubungan dua keluarga seperti ini perlu banyak pertimbangan." Lanjut Ethan sambil menatap ayahnya dengan serius.

Ada rasa ketakutan tersendiri dibenak Ethan bahwa kejadian yang sama akan terulang lagi pada adiknya. Untuk sesaat, ia juga mengalami kilas balik ketika keluarga di depannya bukanlah Westwood, melainkan Altair.

Setelah ia perhatikan, Jayson memiliki latar belakang keluarga yang baik, sopan dan paham akan etika bangsawan, serta cerdas dan memiliki masa depan yang menjanjikan. Jayson juga terlihat sangat menyukai adiknya. Terlebih lagi, Jayson membuat adiknya bahagia.

Persis seperti Benjamin dulu.

"Kau benar, Ethan. Mungkin kita bisa melanjutkan perbincangan ini di tempat yang seharusnya." Charles menanggapi usulan Ethan dengan raut yang menjadi serius. Berbincang tentang hal ini dengan suasana perayaan yang ceria terkesan menggampangkan. "Kalau begitu bersiaplah, karena Westwood akan segera mengirim proposal ke kediaman Charlestein." Lanjutnya.

Reverie | JaynooWo Geschichten leben. Entdecke jetzt