4 | Memories of the Original 2

1.2K 163 2
                                    

William senang karena dansanya dengan sang kekasih mendapatkan begitu banyak perhatian. Beberapa kali ia mendengar bisikan yang memuji keserasian keduanya.

Karena baiknya respon tamu undangan pada malam itu, William menjadi sangat bangga dan senang. Hatinya berbunga-bunga membayangkan masa depannya dengan sang kekasih.

Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul 7 malam. Waktunya acara selanjutnya dimulai.

William izin pamit kepada Benjamin dan sang raja untuk melakukan recheck pada semua rundown dan aspek pada acara debutante ini.

Acara debutante adalah salah satu acara terpenting bagi seorang anak bangsawan yang biasanya diselenggarakan ketika anak tersebut berusia 13-15 tahun. Ini adalah acara dimana mereka akan diperkenalkan secara langsung pada masyarakat sebagai anggota dari suatu keluarga bangsawan, terlebih lagi apabila mereka adalah calon penerus keluarga. Oleh karena itu, William harus memastikan acara ini berjalan dengan lancar.

Setelah usai melakukan recheck di bagian dapur, William mendengar alunan nada lagu dansa kedua telah diputar. "Eh? Sudah waktunya berdansa lagi?" pikirnya panik. Ia menghabiskan terlalu banyak waktu untuk melakukan recheck hingga lupa susunan waktu di rundownnya.

Ia berlari kecil ke Ballroom sampai ia melihat para undangan telah memulai grup dansanya. Ketika mencari dimana tunangannya berada, ia tak sengaja melihat seorang gadis dengan gaun super besar yang memiliki desain heboh dengan kerlap kerlip glitter di seluruh bagiannya.

William menerka setidaknya gaun itu memiliki 13 lapisan kain melihat betapa beratnya langkah sang gadis. Warna pink terang yang memantulkan cahaya dari lampu pun turut membuat matanya sakit hingga ia menyipitkan matanya. Jujur, William sedikit merendahkan selera fashion gadis itu sampai ia menyadari dengan siapa gadis itu berdansa.

William yang tidak percaya berusaha untuk mendekati keduanya untuk memastikan bahwa pasangan dansa gadis itu benar adalah Benjamin.

Lagu yang diputar untuk dansa tersebut bukanlah lagu romantis dengan tempo lambat seperti yang diputar pada saat perayaan ulang tahun. Melainkan, lagu bernada upbeat yang penuh gairah.

William datang tepat ketika lagu itu akan berakhir. Dan ia mengetahui pose akhir dari dansa ini.

Jantungnya berdegup kencang. Rasa panas memenuhi dadanya ketika melihat betapa dekat dan betapa erat sang tunangan mendekap gadis tersebut. Dengan dentingan nada terakhir, ia melihat bagaimana pasangannya itu merengkuh dan mendekatkan wajahnya pada sang gadis.

Hati William sakit melihat dan mendengar tawa kecil yang Benjamin tujukan pada pasangan dansanya tersebut.

Ia kesal. Ia marah.

Tatapannya kemudian bertemu pandang dengan sang kekasih. William melihat bagaimana binar bahagia dan kerutan senyum di sudut matanya menghilang dari wajah Benjamin.

Itu adalah pertama kalinya William mengenal cemburu.

~~~

"Kenapa wajahmu selalu murung belakangan ini, Will?" Tanya sang putra mahkota kepada kekasihnya.

Saat ini mereka sedang berada di paviliun perpustakaan istana, tempat pertama kali mereka bertemu. William yang masih gundah mengingat kejadian dua minggu yang lalu hanya diam dan melanjutkan kegiatannya.

"Kita masih harus menyalin BAB XI dari buku ini, kak. Segera selesaikan bagianmu." Jawab William sambil mengacuhkan pertanyaan Benjamin.

"Aku tidak mengerti apa salahku kalau kamu tidak mengatakannya." Benjamin menyeret kursinya tepat ke sebelah kursi William, berusaha untuk menatap William yang sedari tadi menolak untuk menatapnya.

Reverie | JaynooWhere stories live. Discover now