Prolog

143 12 0
                                    

Hembusan angin menggemakan kepakan sayap makhluk angkasa. Hembusan angin meniupkan helaiannya yang jatuh seperti daun musim gugur.

Gugur... menyentuh tanah
bumi. Mengusap wajahku dan lenyap sebelum jiwaku tertidur lama, tenggelam dalam kegelapan pekat itu.

"Jangan pergi." ucapnya terisak, tak terima. Dua telinga ku ini sudah mulai kehilangan kemampuannya. Aku tak bisa mendengar kalimat lain darinya selain melihat bibirnya bergerak tertutup dan terbuka.

Udara juga tak bisa kunikmati dengannya lagi. Tanganku tak bisa jahil memainkan surainya lagi. Dan jantungku... hidupku... tak bisa menemaninya lagi.

'Maaf', tuturku dengan bibir yang membeku. 'Aku hanya menyisakan luka padamu.'

Semuanya kemudian senyap.

° ° °

Langit bergetar dan terpecah. Lantang suaraku yang menyeru jadi penyebabnya.

Panas... panas..

Aku tak bisa bernafas.

Tanah bumi ku cengkram keras. Dialah yang sebenarnya paling keras berteriak memekakkan telinga daripada aku.

Figur yang biasa kulihat tampak kabur dari pandangku. Aku buta tanpanya. Aku kehilangan arah tanpa dirinya. Aku tak terkendali tanpa.

Matikan tubuh ini!
Lenyapkan saja jiwa ini!

Kenapa begitu sulit??!!

Sampai kapan aku akan terus terjebak dalam neraka ku sendiri? Dalam emosi yang memakan jiwaku ini.

°°°

"Hormat kami kepada Onmyoji muda!"

"Sucikan tanah ini dari para Ayakashi kotor nan keji!"

"Untuk dunia sejahtera dan sentosa!"

"Hormat kami kepada Onmyoji muda!"

"Hormat kami kepada Onmyoji muda!"

°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

'Tidak akan kumaafkan...'

Seal Us, Onmyoji-sama! || Blue Lock Fan fictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang