Pangeran Ricard menggelengkan kepala "Ahh, tidak ada!" Jawabnya. "Lalu, kapan kita akan turun untuk menyergap mereka?" Tanya Pangeran Ricard kemudian.

"Besok Pangeran. Ada 2 rombongan yang akan datang."

Pangeran Ricard mengangguk.."Baiklah, persiapkan ksatria terbaikmu! Lakukan penyergapan sebaik serta serapi mungkin! Jangan sampai pergerakan kita terendus oleh mereka. Dan yang lebih penting tangkap mereka semuanya, jangan ada yang terlepas satu orang pun!" Perintah Pangeran Ricard yang di sambut anggukan Duke Herry.

"Aku akan turun langsung membantu dan memantau rombongan yang bergerak di malam hari." Ujarnya kemudian.

***___***

Raja Liam dan istrinya menikmati kebersamaan mereka. Dibawah langit senja duduk berdua di gazebo dengan hamparan taman bunga yang luas membuat keduanya merasa rileks. Berbagai warna, macam rupa, dan harum bunga menerpa tubuh mereka yang sudah tua termakan usia.

Ratu Julie menyesap teh herbalnya sedikit demi sedikit. Sesekali, matanya terpejam menikmati aroma teh yang menenangkan pikirannya. Raja Liam memandang jauh ke depan, meskipun sosok Raja satu ini tampak diam dan tenang. Tapi, pikirannya tidak pernah melakukan hal demikian.

Ia masih memikirkan penyebab fenomena langka yang dialami rakyat Orthello terkhusus untuk para wanita yang sedang hamil muda.

Tidak hanya satu atau dua orang saja yang mengalaminya, hampir setiap rakyat yang sedang hamil muda akan timbul suatu penyakit dan akibatnya ialah janin mereka luruh. Segala upaya telah ia lakukan, ide, saran, dan penanganan dari RS pusat juga sudah optimal.

Tapi tetap saja angka keguguran masih belum turun. Paling miris sang Ibu juga ikut meninggal.

"Huft, kalau begini rakyatku akan habis terutama para wanitanya. Karena mereka ibu yang melahirkan generasi penerus kita." Ucap Raja Liam tertunduk. Ia menghela nafas kasar.

Ratu Julie menatap datar suaminya, sudut bibirnya samar-samar terangkat keatas. "Tenanglah, suamiku! Segala permasalahan pasti ada solusinya." Kata Ratu mencoba menenangkan suaminya. "Minumlah lagi, agar kau bisa tenang, sayang." Sahut Ratu Julie.

"Terimakasih sayang, aku tidak tahu kalau seandainya aku tidak bertemu denganmu setelah kematian Onix. Kau seperti dirinya, selalu membuatku semangat dan selalu mendukungku,"

Senyuman Ratu Julie menghilang seketika. "Kenapa kau membahas wanita gila itu, sayang? Tak pantas kau menyebutnya karena dia itu wanita terkutuk. Ia hanya seorang wanita penghibur yang berkhayal menjadi istri raja. Dan lagi, tak ingatkah kau dengan mata merah darahnya itu telah mampu membuat kekacuan seluruh negeri ini? Dia itu wanita terkutuk, wanita iblis. Bahkan kini, putranya hidup di kerajaan ini. Padahal kau juga tahu anak itu juga memiliki mata merah terkutuk dari ibunya.. Mata merah mereka itu membuatku was-was, sayang."

Raja Liam menatap Ratu Julie sendu "Dia tidak demikian sayang, Onix itu wanita baik. Dia bukan wanita penghibur."

Ratu Julie merasa jengkel, ia pun berdiri "Kalau dia wanita baik, dia tidak akan menjebakmu hingga kau tidur dengannya. Dia juga tidak akan berusaha merebut posisiku sebagai Ratu. Beruntung waktu itu dia mati dan bukan aku. Meskipun sudah mati dia tetap menyusahkan dengan meninggalkan anak haram hasil perbuatan bejatnya padamu,"

"Onix tidak melakukan hal demikian sayang. Aku yang salah di sini, aku terlalu banyak minum hingga tak sadar dan memaksakan kehendakku padanya. Aku ingin mempertanggung jawabkan dengan menikahinya dan menjadikannya selir. Tapi kau menentangnya."

Ratu Julie menatap tajam pria dia di depannya "Aku sangat menentang kau memiliki selir wanita penggoda lelaki itu. Karena perbuatannya aku hampir kehilangan nyawaku, tapi beruntungnya dia sendiri yang mati terlebih dahulu." Amarah Ratu Julie tak terbendung.

Sang Raja menatap istrinya dengan tatapan sendu. Wajar jika istrinya marah karena dia telah menghamili wanita lain, bersamaan dengan hamilnya Ratu Julie. Sang Raja memang mengutuk dirinya sendiri karena telah berbuat jahat pada seorang wanita yang telah membantunya ketika ia mabuk dan merasakan ada yang aneh dengan tubuhnya.

Onix memang penari yang di undang ke istana bersama dengan penari lain, ketika pesta kemenangan menguasai kerajaan Whenz kala itu, ia terlena dan terbawa suasana pesta. Raja Liam mabuk dan merasakan tubuhnya panas seperti ada gejolak yang harus ia keluarkan, ketika hampir tak sadar ia bertemu Onix.

Netra merah wanita itu mengingatkannya pada Ratu sebelumnya yang meninggal akibat racun, padahal umur pernikahan mereka masih 3 bulan. Raja Liam memang menyadari ada yang tidak beres dengan dirinya.

Sang Raja tak bisa mengendalikan diri dan nafsunya yang sudah memuncak, akhirnya ia pun memaksakan kehendaknya kepada Onix hingga wanita itu hamil bersamaan dengan istrinya Ratu Julie yang sudah hamil 3 bulan.

I WANT YOUWhere stories live. Discover now