23. Last Chapter

Mulai dari awal
                                    

"Masa sih? Tapi suaranya cuma sebentar"

"Tadi Jefran nelpon, aku yang jawab"

"Bang Jefran? Kenapa? Seingatku aku masih gak ada jadwal"

Tubuh Reksa bergerak naik, dia mensejajarkan wajahnya dengan Arkhan, sebelah tangannya juga ikut bergerak untuk mengusap pipi kekasihnya.

"He brought a very good news"

"Apa? Alpha udah boleh mating sama omega meskipun umur mereka belum genap dua puluh tahun?"

Tangan Reksa refleks memukul bibir Arkhan yang baru selesai bicara, bisa-bisanya dia berkata demikian padahal ada hal yang jauh lebih penting yang harus mereka selesaikan.

"Aw, sakit?" Keluh Arkhan "Harusnya aku dicium kayak tadi?" Lanjutnya lagi.

Reksa memutar matanya malas, suasana hatinya mendadak berubah karena ucapan Arkhan.

"Males, gak jadi aku kasih tau lah" Ucapnya sebelum berbalik, enggan menatap Arkhan yang mulai tertawa mengejek di balik punggungnya.

Dapat Reksa rasakan tangan Arkhan yang mulai melingkar di pinggangnya, telapak tangannya terasa panas ketika menyentuh perutnya yang hanya dilapisi kain tipis dari baju tidur yang dia pakai.

Kepala Arkhan juga bergerak di ceruk lehernya, napasnya yang hangat berhembus pelan dan berhasil membuat tengkuk Reksa meremang.

"Sweetie..." Bisik Arkhan tepat di telinganya, dapat Reksa rasakan bibir alpha itu mulai membubuhi beberapa kecupan di lehernya.

Dengan tenaga yang dia punya, Reksa menarik tangan Arkhan yang ada di perutnya, tapi usahanya sia-sia karena Arkhan justru semakin mengeratkan pelukannya di sana.

"Arkhan, Jefran nyuruh kita untuk pergi ke agensi nanti" Ucap Reksa pada akhirnya, berusaha menyadarkan Arkhan yang semakin mendekatkan tubuhnya.

"Nanti kapan?"

"Jam sembilan"

"Berarti kita masih punya waktu dong?"

"Waktu? Buat apa?"

"Buat ciuman di atas kasur sampai jam sembilan"

Dan kalimat Arkhan berhasil.

Berhasil membuat Reksa mendaratkan pukulan keras dengan siku ke perutnya dan membuat alpha itu mengaduh kesakitan, dan tanpa sadar melonggarkan pelukan mereka dan Reksa bebas untuk bangkit dari kasur lalu berlari menjauh dari Arkhan.

"Cepat bangun terus mandi! Kita harus pergi ke agensi!" Perintah Reksa yang sudah berdiri di depan pintu.

"Gak mau mandi bareng aja?" Tanya Arkhan yang kini duduk di atas ranjang dan berniat menyusul langkah kekasihnya.

Reksa menghela napas, dia menyesal karena tidak meninju mulut Arkhan yang terus mengucapkan berbagai kalimat mesum.

"Tunggu, tiga bulan lagi, kan?" Ucap Reksa, meledek Arkhan di jam tujuh pagi ternyata cukup menyenangkan.

Dan tanpa dia sadari, Arkhan mulai berjalan mendekat ke arahnya, meski tangan Reksa sudah berada di kenop pintu, tapi gerakannya kalah cepat dengan Arkhan yang memutar kunci tersebut dengan cepat lalu menarik benda yang terbuat dari besi itu dan melemparnya ke sembarang arah.

"Kalau sekarang, emang gak boleh?" Tanya Arkhan, Reksa berani sumpah kalau nada suara Arkhan membuatnya merinding seketika.

Jantungnya berdetak dengan cepat saat alpha itu menarik pinggangnya untuk mendekat, kedua tangannya dia letakkan di depan dada, berusaha membuat jarak diantara mereka.

ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang