Bagian 25

679 73 2
                                    





🌟Happy reading🌟







Malam ini Sridevi sedang bekerja di tempat biasanya yaitu di Cafe yang saat ini tengah ramai di datangi oleh pengunjung, menunya dan tempatnya pun sangat menarik banyak perhatian orang-orang.

Sridevi sudah bolak-balik dari tadi, mengantarkan pesanan ke meja para pembeli, dan saat ini Sridevi akan mengantarkan minuman ke meja nomer 2 , dirinya melangkahkan kakinya dengan cepat takut pembeli menunggu lama.

"Permisi ka, mau mengantarkan pesanan, benar ini no 2..." Ucap Sridevi terhenti saat cowok itu mendongak ke hadapannya.

"Sridevi, Lo Devi kan?" Ucap Rakha, kakak kelasnya di SMA Andromeda.

"Iya kak, ohh iya ini kak pesanan nya" Ucap Sridevi seraya menaruh minuman itu di meja.

"Dev, Lo kerja disini?" Tanya Rakha to the point .

Sridevi mengangguk, lalu tersenyum.

"Dev, Lo bener-bener cewek pekerja keras, gue salut sama lo" Tutur Rakha dengan masih menatap Sridevi.

"Biasa aja kak"

"Sendiri aja kak?" Tanya Sridevi

"Hmm, tadi mau ngajak pacar gue, tapi dia nya masih ngambek" Jawab Rakha

"Yaudah kak, permisi dulu" Pamit Sridevi karna masih banyak pesanan yang harus di antarkan ke meja pembeli lainnya.

"Iya, semangat kerjanya, Dev"

"Iya kak" Ucap Sridevi seraya pergi dari meja Rakha.

Jam menunjukkan pukul 11 malam. Cafe ini sudah jam tutup karena sudah tidak ada pelanggan lagi yang datang.

Semua karyawan Cafe ini sedang berkumpul di meja nomor 1 bersama manager cafe, Pak Tama selaku bos manager cafe ini mengeluarkan beberapa amplop cokelat dari tasnya, tepat hari ini karyawan disini menerima gaji sebagai upah dari kerja keras mereka selama sebulan.

Manager itu langsung memberikan amplop itu sesuai nama yang tertulis di depan amplop tersebut.

Sridevi menerima amplop itu pada urutan terakhir. Dirinya sangat senang menerima gaji pertamanya di Cafe ini. Dirinya sudah merencanakan uang ini digunakan untuk membayar kost dan kebutuhan sehari-hari, untungnya Sridevi mendapatkan beasiswa jadi dia tidak perlu membayar spp.

Setelah mendapatkan amplop satu persatu, akhirnya karyawan Cafe ini pulang ke rumahnya masing-masing, dan kini Sridevi tengah berjalan menuju kontrakannya.

Disisi lain, Afan kali ini pulang larut malam, suasana sudah mulai sepi, lampu di ruang tamu juga sudah di matikan, Afan melangkahkan kakinya begitu pelan sehingga tidak menghasilkan suara, jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul satu dini hari, harapan Afan sekarang adalah semoga seisi rumah tidak ada yang terbangun.

"Kamar gue kenapa ada di atas sih?" Ucap Afan sendiri seraya melangkahkan kakinya pelan, dan mulai menaiki satu persatu anak tangga.

Dan kini Afan sudah berada di depan pintu kamarnya, sebelum Afan membuka pintu kamarnya, tiba-tiba ada suara dari arah belakang.

"Dari mana kamu?"

Degg

"Jawab mama, Afan! Dari mana kamu jam segini baru pulang"

Afan membalikkan badannya dan ternyata ada sosok mama nya di belakang "pergi sama temen"

"Bau apa ini? Kamu mabuk lagi, iya?" Bentak Anita, mama Afan.

"Hehehe iyaa ma, maaf"

"Mama capek sama kelakuan kamu, kapan sih kamu mau berubah, Fan?" Marah Anita pada putranya ini.

"Maafin afan ma, udah ya ma gak usah marah-marah terus, Afan capek mau istirahat dulu, Afan ke kamar dulu ma" Ucap Afan seraya masuk kamar.

Di kamar Afan segera masuk ke dalam toilet untuk membersihkan seluruh tubuhnya, sebenarnya dia tidak mabuk berat, karna tadi dirinya hanya minum satu gelas saja.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Afan langsung berbaring di kasur , dan membuka ponselnya , pertama yang dirinya buka ialah WhatsApp, memastikan tidak ada yang penting, akhirnya Afan mematikan ponselnya.


...000...



Seperti biasa sebelum berangkat sekolah mala duduk di meja makan untuk menyantap sarapannya kali ini ia sarapan tanpa ada Afan, adiknya.

Gadis itu makan dengan lahap biasanya ia paling malas sarapan pagi, karena itu bisa membuat perutnya sakit.

Afan juga tidak ikut sarapan pagi, entah apa yang cowok itu lakukan di kamarnya, sejak tadi Anita berteriak memanggil putra satu-satunya itu untuk ikut sarapan bersama tapi Afan terus saja mengatakan sebentar.

Sebenarnya Anita masih marah terhadap Afan karena kejadian tadi malam, tapi bagaimana pun, Afan tetaplah anak nya.

ketika Mala sudah habis dengan makanannya, tiba-tiba Afan turun dari tangga dan menuju ke meja makan, Mala menarik tangan Afan yang baru saja ingin memasukkan roti ke mulutnya.

"Lo apaan sih"

"Ayo buruan berangkat!!" Mala menarik-narik tangan Afan.

"Hah? Biasannya Lo juga berangkat sendiri, sana udah gue mau makan dulu"

"Hari ini gue ikut nebeng Lo"

"Apaan, gak mau gue" Tolak Afan





Selamat tahun Baru🥳🥳
Harapannya apa nih di tahun baru?

Jangan lupa vote and komen ♥️



1 Januari 2024





CINTA DAN RAHASIA Место, где живут истории. Откройте их для себя