BAB XIII

43 13 6
                                    

📍Boston,January 1st, 2024

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

📍Boston,
January 1st, 2024

Delilah tidak bisa tidur semalaman, dia terus menangis setelah membaca surat dari Jean. Hingga pagi ini juga ia memutuskan untuk menemui pria itu. Dia tidak tahu Jean ada di rumahnya atau tidak, tapi biarkan dia berusaha mencari pria itu dahulu.

Delilah menatap pantulan dirinya di cermin. Oh, dia terlihat menyedihkan. Dengan jejak air mata di pipinya, mata sembab, dan rambut berantakan. Dia langsung mandi setelah merapihkan tempat tidur.

:
:

Delilah memberhentikan mobilnya di depan rumah Jean, dia tidak melihat mobil pria itu. Apa itu berarti Jean tidak ada di rumah? Sepertinya begitu. Delilah kembali menancap gas dan tujuannya sekarang adalah restoran pria itu.

Benar saja. Sesampainya disana mobil Jean sudah terparkir cantik di dekat jendela tak jauh dari pintu masuk.

Delilah langsung memarkirkan mobilnya lantas turun dan masuk ke dalam sana. Senyumnya terukir tatkala melihat pria itu sedang membantu pelayan lainnya mengantar makanan.

Jean menyadari kehadiran Delilah di depan pintu. "Oh, Delilah?" Dia berjalan mendekat.

"Jean,"

"Apa yang membawa mu kesini? Duduklah," Jean memmpersilahkan Delilah untuk duduk.
Oh, bahkan pria itu bersikap seolah tidak ada yang terjadi sebelumnya. Dan itu membuat air mata Delilah kembali menggenang di pelupuk matanya. "Hei, kau menangis?"

Delilah menunduk, air matanya akhirnya menetes. "Jean, maafkan aku."

Jean langsung menuntun Delilah untuk duduk di kursi yang ada di pojok restoran. "Duduklah,"

Delilah menatap pria itu dengan mata yang berair. "Kenapa kau bersikap seolah tidak terjadi apapun?"

"Aku? Apa maksudmu, Delilah?" Jean terlihat bingung.

Delilah mengeluarkan surat itu dari tas nya. "Kau yang mengirim ini ke rumah ku? Iya, 'kan? Kau membuatku menangis semalaman, kepalaku sangat sakit saat bangun. Apa yang kau inginkan?" Ucap Delilah masih terisak.

Jean terdiam sejenak. "Delilah, aku minta maaf karena tidak bisa menjadi apa yang kau mau,"

"No!" Ujar Delilah sebelum Jean berhasil melanjutkan ucapannya. "Jangan pernah bicara seperti itu. Kau pernah menjadi pria yang aku sayangi. Kedua setelah Papa ku sendiri." Jelasnya. "Aku minta maaf karena tidak seharusnya kita menjadi asing walaupun kita sudah bukan lagi sepasang kekasih. Dan aku datang kesini untuk mengakhiri hubungan kita dengan baik."

"Aku mengerti itu, Delilah. Kau pasti kecewa padaku saat itu." Ucap Jean. "Sudah. Jangan menangis lagi. Aku tidak mau melihat dirimu sedih di hari terakhir ku disini. Mau ku traktir?"

Delilah menggeleng. "Tidak, terima kasih. Aku sudah makan disini semalam dengan Arthur."

Jean tersenyum, tepatnya dia mencoba menahan rasa sesak yang ada di dada nya. Mencoba mengingatkan dirinya kalau Delilah bukan lagi miliknya. "Oh ya? Kalian pesan apa saja? Kau pasti sudah melihat makanan yang kau usulkan ada di buku menu, 'kan?"

DecemberNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ