- About Delilah Park -

74 15 0
                                    

Delilah itu sebenarnya bukan seorang Amerika tulen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Delilah itu sebenarnya bukan seorang Amerika tulen. Ayah dan ibunya adalah orang Korea, hanya saja Delilah lahir dan besar di sini, di kota ini. Boston—ibu kota dan kota terbesar di Massachusetts di Amerika Serikat. Meskipun begitu, Delilah juga tetap menguasai bahasa Korea.

Delilah anak tunggal. Dia tidak memiliki adik atau kakak seperti beberapa temannya. Delilah juga lahir pada saat kedua orang tuanya sudah tidak terlalu muda lagi. Jadi Delilah kecil selalu kesepian dulu. Dia selalu meminta kakak ataupun adik sama seperti temannya pada saat itu. Tapi sayang ayah dan ibunya tidak bisa mewujudkan itu.

Menginjak usia delapan belas tahun, sang ibu sakit hingga seminggu setelahnya menghembuskan napas terakhirnya. Tentu saja itu membuat Delilah dan sang ayah cukup terpuruk selama beberapa waktu. Tapi tidak menunggu lama mereka kembali bangkit dan mulai ikhlas pada keadaan yang ada.

Sayangnya, tiga bulan setelah kepergian sang ibu, sang ayah sempat sakit-sakitan selama beberapa minggu hingga akhirnya pergi menyusul ibunya. Mungkin beliau kesepian setelah kepergian sang istri. Hanya ada Delilah sendiri sekarang. Delilah tidak berpikir hidupnya menyedihkan setelah kepergian kedua orang tuanya. Sang ayah cukup sering mengajarkan dirinya banyak hal tentang hidup. Dan Delilah akan terus mengingat itu. Jadi dia harus bangkit dan kembali melanjutkan hidupnya.

Delilah sempat bekerja paruh waktu di sebuah toko roti sambil kuliah tentunya. Delilah bisa dibilang berasal dari keluarga yang berkecukupan. Kembali lagi, dia adalah seorang anak tunggal dan otomatis semua warisan jatuh ke tangannya setelah sang ayah meninggal. Hanya saja gadis itu adalah seorang pekerja keras. Meski memiliki banyak simpanan uang, dia tetap ingin bekerja. Menurutnya, jika terus sibuk dia tidak akan memiliki waktu untuk melamun kemudian menangis saat kembali mengingat kedua orang tuanya. Dia hanya terus bergerak; kuliah, lalu bekerja, dan setelah kembali ke rumah dia sudah terlalu lelah, hanya belajar sejenak lalu tidur.

Di umur dua puluh dua tahun, Delilah akhirnya lulus. Dia menjadi seorang perawat. Sebenarnya pada awalnya dia memilih untuk menjadi dokter. Tapi melihat salah satu temannya yang mengatakan menjadi dokter itu cukup membosankan, dia mengurungkan niatnya itu dan memilih menjadi seorang perawat. Dan itu terwujud. Kedua orang tuanya pasti sangat bangga melihat putrinya dapat hidup dengan baik sejauh ini.

Sesuai dengan arti namanya. Delilah adalah seorang wanita yang lembut. Banyak pasien yang menyukainya jika Delilah datang untuk mengecek keadaan mereka. Bahkan pasien anak-anak pun menyukai wanita itu.

Delilah memiliki kekasih. Jean Gabriel namanya. Mereka sudah berkencan sekitar dua tahun lamanya. Tepatnya satu tahun setelah Delilah lulus kuliah.

Bersama Jean, Delilah tidak terlalu kesepian di kota ini. Memang sih dia memiliki banyak teman. Tapi yang dekat hanya satu atau tiga orang saja. Dan entahlah, Jean berbeda. Mungkin inilah rasanya memiliki seorang kekasih.

Apalagi jika kekasihnya seorang pria yang perhatian seperti Jean. Tidak hanya perhatian, dia juga tampan. Hanya saja, poin minusnya, Jean itu gemar sekali menggodanya! Pria itu bisa tiba-tiba mengeluarkan pick-up lines nya yang menurut Delilah cukup cheesy. Tapi anehnya, Delilah menyukai itu. Rasanya seperti ada yang kurang kalau Jean sehari saja tidak menggodanya.

"Kau tidak akan pernah meninggalkanku, 'kan?"

"Tentu tidak. Aku kan sudah sering mengucapkannya padamu. Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Tidak. Maksudku, kalau kau meninggalkanku... aku pasti akan sangat sedih."

"Tenang saja. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu."

<>
[231008]

December 1st, 2023 —

DecemberWhere stories live. Discover now