Chapter 1. Paxley Bersaudara

39 7 0
                                    

Please don't be a silent reader, vote and coment untuk menghargai suatu karya.

[How to End The Curse on Paxley]

◕☬◕

TRANG!

BRAAKKK!

Suara kericuhan terdengar di sepanjang lorong, dimana seorang anak kecil berlarian dengan sangat kencang. Bukannya ketakutan, justru ekspresi gembira yang tertera di wajahnya saat berlarian di lorong.

"GUSIOOOONNN!!!"

Beberapa pria tinggi di belakangnya mengejar dan meneriaki dirinya.

Gusion Paxley, anak keempat dari House Paxley ini hampir setiap harinya membuat keributan di Kastil. Dia selalu membuat orang-orang yang berada di dalamnya, mengalami sakit kepala karena tingkahnya. Sebagai keturunan Paxley yang berbakat dalam sihir, Gusion menurunkan darah Paxley dalam nadinya. Dia sudah bisa menggunakan sihir sejak usia dini tanpa pelajaran khusus sebelumnya. Namun, sihirnya tersebut digunakan menjadi kenakalannya. Gusion selalu mempermainkan guru-gurunya yang tengah memberikannya pelajaran. Hal tersebut membuat para tetua Paxley marah akan tingkah laku Gusion dan ingin Gusion memperbaiki kesalahannya tersebut.

Namun, beginilah Gusion Paxley, nakal dan keras kepala. Dia malah semakin membuat keributan di dalam kastil. Dia bahkan bergerak dengan sangat cepat ketika saat situasi mengancamnya dan berhasil bersembunyi dari kejaran para tetua. Banyak dari mereka yang mempertanyakan dimana tempat Gusion melarikan diri.

Krieet!

Brak!

"Fyuh! Sekarang aman!" Mengeluarkan suara helaan nafas dari mulutnya dengan sengaja, Gusion menyeka keringat yang membasahi pipinya.

Kini, Gusion berada di dalam ruangan yang megah dan mewah. Setiap sudutnya dihiasi dengan perhiasan yang berkilauan, dimana meningkatkan nafsu para perampok untuk mengambil semua perhiasan tersebut. Ruangan pun memiliki ukiran yang memanjakan mata dengan kesan gothic.

Ini adalah tempat persembunyian Gusion paling teraman untuk saat ini.

Hufft!

Helaan nafas terdengar, bukan dari Gusion, melainkan orang lain. "Kamu membuat masalah lagi?" ujarnya.

Anak kecil bernama Gusion itu hanya menyengir, menunjukkan deretan giginya yang putih bersih. Dia berdiri di depan pintu tanpa rasa bersalah.

Puk!

Sebuah buku yang digenggam itu, ditutup dengan tenang. Seseorang yang memegang buku itu, tengah duduk di sofa panjang yang terdapat di tengah-tengah ruangan. "Kemarilah," ucapnya.

Dengan ringan, kaki Gusion melangkah menuju orang tersebut. "Seperti biasa, Kakak dan kamarnya terlihat sangat suram!" celetuknya. Gusion memperhatikan beberapa camilan dan beberapa buah apel di atas meja, ditemani oleh sebuah belati.

"Kau banyak protes pada seseorang yang sudah mau memberikan tempat persembunyian untukmu," balasnya.

Bruk!

Gusion menjatuhkan pantatnya di sofa, di sebelah orang yang dipanggil kakak olehnya. Dia terkekeh kecil saat mendengar balasan darinya. "Kakak mulai perhitungan, huh?" ujarnya.

Wle!

Gusion menjulurkan lidahnya keluar, dia meledek kakak laki-lakinya tersebut.

Tidak banyak bicara, sang lawan bicara hanya tersenyum kecil. Tangan kanannya yang memegang buku, terangkat untuk mencapai kepala Gusion.

Srak! Srak!

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Jan 08 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

How to End The Curse on PaxleyUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum