Gedung tempat acara press conference di adakan memiliki rooftop besar karena sering diadakan syuting untuk banyak judul drama, untungnya hari ini rooftop itu sepi karena keramaian sedang berpusat di bawah sana.

Setelah memberi pesan kepada Arkhan dan memberinya kabar di mana dia sekarang, Reksa berdiri di balkon yang terbentang mengelilingi ruangan tanpa atap itu, netranya memandang luas langit yang di penuhi bintang. Masalah yang sedang dia hadapi memang belum mendapatkan solusinya, tapi setidaknya saat ini, dia ingin bernapas lega karena kemungkinan besar, karir Arkhan akan naik kembali.

Reksa tidak mengharapkan banyak hal, kebahagiaan Arkhan dan Mamihnya adalah prioritas utama di daftar keinginan tidak tertulis miliknya.

"Areksa Xavellyn? Atau Areksa Xavellyn Alderick?"

Suara yang berasal dari belakang tempatnya berdiri membuyarkan lamunan Reksa, omega itu berbalik dan menemukan sosok yang tidak asing mulai berjalan ke arahnya.

Sial, itu Gilang Dirgantara.

Sekuat tenaga Reksa berusaha untuk tidak gentar, tubuhnya mulai mengeluarkan bau feromon masam, pertanda bahwa dia tidak ingin di dekati oleh alpha brengsek yang malah terlihat tidak peduli.

"My brother said that you have a sweet pheromone, I guess he's lying?"

"Jadi alpha yang menerobos masuk ke dalam apartemen gw malam itu, kakak lo?"

"Kakak sepupu, I'm an only child"

"Too much information, tapi gw gak peduli tentang silsilah keluarga lo" Jawab Reksa, dia tidak ingin terlihat lemah di depan Gilang saat ini.

Reksa merapatkan tubuhnya pada pagar besi yang ada di belakang, untungnya jarak dari sini ke ujung rooftop lumayan jauh, jika tidak mungkin dia akan jatuh ke bawah menerobos pagar yang tingginya hampir satu meter.

Langkah Gilang terhenti, dia menatap Reksa dari tempatnya "Kayaknya Arkhan memang keras kepala dan egois, dia bahkan masih berani datang ke sini tanpa takut dengan ancaman yang gw kasih" Reksa dapat merasakan emosi yang mengalir di tiap kalimat yang Gilang ucapkan.

"Bukankah itu artinya ancaman lo gak berlaku buat dia?" Jawab Reksa, dia tidak memiliki alasan untuk takut dengan Gilang.

Kedua tangan alpha itu mengepal kuat "Orang waras manapun pasti takut dengan ancaman video yang nunjukin gimana pacarnya di lecehkan tersebar luas di internet"

Kali ini ucapan Gilang berhasil mengejutkan Reksa, dia bahkan mengeratkan pegangannya di besi dingin yang ada di belakang. Tapi Reksa berusaha untuk tidak menunjukkan itu di depan Gilang karena hanya akan memuaskan ego dan emosinya saja.

"Doesn't it means, kita sama-sama gak waras kan?" Jawab Reksa dengan nada main-main.

Ujung bibir Reksa terangkat ketika melihat raut kesal dari alpha yang ada di depannya "Lo pikir dengan nyebarin video dan foto itu bisa bikin karir Arkhan hancur dan berantakan? Bahkan berita bohong yang lo sebar juga gak berhasil buat jatuhin nama dia"

Rahang alpha dengan tinggi hampir sama dengan Arkhan itu mengeras, serigala dalam tubuhnya memberontak ingin keluar, berniat menghabisi omega kurang ajar di depannya dengan wujud paling kuat yang dia punya.

"Kenapa? Rencana lo gak ada yang berhasil satupun, kan?"

Indera penciuman Reksa mulai menghirup feromon kuat milik alpha di depannya, dia meneguk ludahnya, hanya menunggu waktu yang tepat sampai Gilang mengubah wujudnya, dan Reksa harus pergi dari sana sebelum hal itu terjadi.

Gilang benar-benar berjalan mendekat ke arahnya, tangannya bergerak ke depan hendak menarik pergelangan tangan Reksa.

Netra Reksa melirik pintu keluar yang masih terbuka setengah, dirinya hanya perlu lari beberapa meter lalu turun dan berteriak kuat mencari orang lain yang mungkin akan menolongnya atau setidaknya membuat Gilang mengurungkan niat untuk melancarkan aksi jahatnya.

ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}Where stories live. Discover now