2- Hari yang baik

Start from the beginning
                                    

      Kunikida yang belum bersiap menerima refleks hampir terjatuh ke depan sebab beratnya kertas-kertas tersebut.

     "Kenapa nggak pakai kardus, Sig? Kalau kaya' gini bukannya lebih ngerepotin? Kertasnya bisa aja terbang kemana-mana. Apalagi ini penting, 'kan?" tanya Dazai.

     "Nggak kepikiran..." jawabnya, masih terasa lelah. Setelah merasa mendingan, Sigma pun mengangkat tubuhnya. Dan betapa terkejutnya saat ia menoleh, melihat Dazai yang memperhatikannya dengan dekat. Kepalanya pun hampir bertumpu pada bahunya.

     "HUWAA- Zai! Jangan bikin kaget, dong!"

     "Soalnya kau kelihatan lelah sekali... Jadi penasaran aja." Dengan mudahnya, dia hanya terkikik tidak jelas.

     "Ya nggak usah dekat-dek- ugh- BAU APA INI?!" Sigma yang baru saja mendapatkan kekuatannya untuk kembali tegak, mendadak ingin jatuh saja menciumi bau tak mengenakkan berada disekitar nya.

     Dazai berkedip polos melihat Sigma yang sebegitu alay nya menutup hidung -menurut Dazai- Dan setelah menyadari nya lagi, Dazai tersenyum smirk.

     "SIGMA MAU PELUKAN GA-"

     "NAJIS. PERGI SANA JAUH-JAUH!" Sigma mengibas-kibaskan tangannya sambil menyuruh Dazai menjauh.

       "Gengsi amat, udah nggak usah malu-malu. Mana tahu setelah ini energi mu bangkit lagi?"

     "Jauh. Atau ku bunuh kau- AAAA DAZAAIII!!" Dan Dazai berhasil menyentuhnya. Walau hanya sekedar menyentuh tangan.

       Atsushi yang melihat itu jadi takut kelihatan oleh Dazai, dan dia berpura-pura ikut sibuk memerhatikan angket yang dipegang Kunikida. Kunikida bahkan tak menggubris kelakuan mereka yang sangat berisik itu, atau... dianya yang terlalu fokus sampai tak peduli?

      Dahi Kunikida mengernyit. "Tunggu, ini siapa yang ngasih?" tanya Kunikida sambil memperhatikan kertas teratas, isinya angket siswa yang masih kosong.

     "Kat- AAAIII!1!?" pekik Sigma sambil menghindari tangan Dazai yang masih menjahili nya.

      "Pantes." Kunikida membentuk garis membosankan di bibirnya setelah tahu siapa yang menyuruhnya untuk melihat semua tumpukan itu.

      "Si Katai itu- pasti karena mager. Orang kaya' dia kok bisa jadi OSIS, dah? Heran, heran... Tiap hari bawa futon pula-"

      Setelah melihat banyaknya kertas tersebut, dia memberikan setengahnya ke Atsushi -yang tak sadar kalau Kunikida telah membuka tangan nya untuk dibebani- dan dia pun menghembuskan nafas ringan. Dan beberapa detik setelah itu Atsushi pun berkedip cepat.

       "Maksud?" tanya Atsushi yang baru sadar.

      "Kamu aja yang urus. Aku capek, kan kamu juga OSIS, hehe..."

      "Heh, kak. Situ sekretaris, nggak ada hubungannya denganku yang jadi bendahara, ngurusin uang..." Atsushi mengatakan alasan yang sangat jelas. Juga pertanda bahwa sebenarnya dia sangat menolak pekerjaan ketik-tulis ini. Apalagi ini terlalu banyak.

     "Shi, kau itu adek kel-"

     "Nggak ada hubungannya, Kun. Yang jadi hubungan itu amanahnya," celetuk Dazai yang akhirnya melepaskan Sigma yang mencak-mencak sambil menciumi bajunya yang bau parit.

     Atsushi tersenyum penuh kemenangan. Dan dengan sombongnya mengembalikan semua kertas tersebut ke tangan Kunikida.

     "Hehehe~"

     Kunikida merengut. Menatap ketiga temannya secara bergantian.

       "Minimal bantu, kek..."

『 To My Youth 2 』|| Bungou Stray Dogs Where stories live. Discover now