CYBERPUNK: THE VARIEGATION BLUE • NOMIN

CHAPTER 17: PART 3 - CALCULATION ZONE

"Hyung," Jisung berusaha mendapatkan perhatian Jaemin, "Hyung ingin sup dumpling?"

Semua orang tahu mengenai rasa suka Jaemin terhadap sup dumpling. Jadi tidak ada yang salah Jisung bertanya, terlebih lagi, Jaemin sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari restoran china yang ada di depan tadi. Jaemin sendiri tidak bisa menahan tawanya, ia tertawa lalu mulai berhenti sambil menepuk-nepuk punggung Jisung. Tidak memperhatikan wajah sosok muda yang terlihat linglung dan kebingungan dengan tingkah pemuda manis itu.

"Aku masih kenyang." balas Jaemin sambil berusaha untuk tidak kembali tertawa.

Jisung menganggukkan kepalanya, "Memikirkan Jeno hyung?"

Tepat pada sasaran, karena itu Jaemin segera terdiam dan menatap kearah Jisung dengan wajah datarnya. "Apa terlihat jelas di wajahku?"

"Hm." sosok yang lebih muda mengalihkan pandangannya kearah lain saat Jaemin mulai menatapnya tajam, menakutkan. "Karena, Jeno hyung sekarang sangat jarang kemari."

Jisung melemparkan fakta tepat di hadapan muka Jaemin. Pemuda manis itu mendengus kecil sambil mendelik, membuat Jisung semakin terbingung dengan tingkah sosok yang lebih tua dua tahun darinya itu. Akhir-akhir ini suasana hati Jaemin memang tidak begitu bagus, setidaknya begitulah hasil observasi singkat yang didapatkan oleh Jisung. Dan sepertinya bukan hanya Jisung yang menyadarinya, Yiyang hingga Taehyun juga bisa melihat semuanya dengan jelas dari wajah manis Jaemin yang lebih sering mengerut.

"Jisungie," Jaemin menarik-narik ujung baju Jisung, "Antarkan aku ke cybertech ring."

***

Satu pertarungan akan Jeno lakukan beberapa jam lagi. Ia kini hanya diam diantara beberapa penonton untuk menonton pertarungan milik salah satu temannya, Hyunjin. Pemuda berambut pink itu berhasil membuat Jeno tertawa saat satu pukulan mengenai wajahnya, namun wajah Jeno kembali fokus saat melihat Hyunjin berhasil memberikan pukulan lain sebagai balasan. Pukulan yang diberikan temannya itu juga tidak hanya satu, melainkan berkali-kali hingga membuat lawannya terpojok. Jeno terkekeh lalu memilih untuk pergi menuju ruang istirahat. Sepertinya ia akan diam disana hingga pertarungan selanjutnya berlangsung.

Melewati lorong, sesekali Jeno akan menyapa beberapa cybertech fighter atau staff yang berjalan melewatinya. Langkah pemuda tampan itu semakin melambat saat merasakan seseorang mengikutinya dari belakang. Tidak aneh saat seseorang berjalan dibelakangmu, tapi sensasi yang dirasakan oleh Jeno sekarang berbeda. Jelas sosok yang berada dibelakangnya tengah mengikuti Jeno, karena saat pemuda tampan itu berjalan lambat, sosok dibelakangnya juga berjalan lambat, begitu juga jika berjalan cepat.

Tanpa ragu Jeno segera berbalik kebelakang, "Shota! Jangan bertingkah seperti ini."

"Hehehe," pemuda bernama Shota itu hanya tertawa pelan lalu mengulurkan tangannya untuk memberikan sebuah permen lolipop berwarna merah yang terbungkus oleh plastik bening, "Untukmu."

Permen tersebut Jeno terima lalu ia memasukannya ke dalam saku jaket yang ia pakai. Matanya menatap sambil sedikit menelisik, "Kau menginginkan sesuatu."

"Jeno!" Shota merajuk lalu menatap malas kearah pemuda yang memiliki ukuran badan sedikit lebih besar darinya, "Kau berjanji memberikanku kontak Sungchan!"

Jeno membuat raut wajah kebingungan yang penuh kebohongan untuk sedikit bermain-main dengan pemuda itu, "Aku tidak ingat."

Shota menaikkan sebelah alisnya dan menatap penuh selidik pada Jeno. Mengetahui dengan jelas jika sosok cybertech figther itu tengah berbohong padanya. Jeno menghembuskan napasanya kasar saat melihat reaksi Shota. Tanganya mengambil sesuatu disaku jaket yang sebelumnya ia gunakan untuk menyimpan permen. Jeno mengambil sebuah buku catatan kecil di sakunya lalu membukanya dan merobek satu lembar didalamnya. Mata Shota berbinar-binar penuh kebahagiaan saat Jeno mengulurkan kertas tersebut, menunjukkan sebuah deretan angka yang bisa saja dihubungi.