[03] Ellana, dan usahanya melarikan diri

Start from the beginning
                                    

"Nona bisa bicarakan perihal itu pada Tuan Rajendra. Sekarang, mohon masuk ke dalam mobil agar saya antar kembali ke kampus Nona."

Ellana merasa kehabisan kata melihat ketidakgentaran pria itu. Sebenarnya Ellana bisa saja memilih lari sebagaimana yang biasa dilakukannya untuk membuat para pengawalnya itu kewalahan. Tapi entah mengapa, pengawal yang satu ini seperti memiliki 1001 cara untuk membuatnya nyaris tak berkutik.

Atau mungkin karena perawakannya yang cukup menyeramkan bagi Ellana yang menjadi tampak menciut ini...?

"Kamu sadar nggak kalau kamu tuh nyebelin banget?"

"Itu merupakan hak Nona untuk memberi kesan apapun terhadap saya. Tetapi saya di sini berkewajiban atas tugas saya dalam menjaga Nona."

Ellana memalingkan wajahnya. Mulai muak dengan jawaban pria itu yang akan selalu sama dan tak terbantahkan. Meski demikian, Ellana tidak akan menyerah untuk membuat pria itu sungguh kewalahan dan memutuskan untuk berhenti mengejarnya!

"Nona Ellana."

Ellana tidak peduli dengan panggilan itu. Kaki-kakinya melangkah semakin cepat, bahkan berlari kala dirinya justru semakin menjauhi mobil sedan hitam yang sudah menunggunya. Di mana lantas terdengar derap cepat beserta sahutan di belakangnya sungguh mengejar.

Atas kenekatannya yang memanggil satu taksi sembari menyeberang jalanan cukup ramai, dering klakson timbul menyergap dari sisi berlawanan dan di waktu bersamaan, Ellana berhasil diselamatkan oleh tarikan kuat yang sekaligus menyentaknya mundur.

Sulit dipercaya bagi Ellana, bahwa Kalandra justru akan menyelamatkannya dari serudukan motor yang melaju cukup kencang.

Dan sudah seharusnya Ellana bersyukur bahwa dia tidak perlu terjatuh secara memalukan apalagi menyakitkan, sebab pria itu lebih sigap menangkapnya. Merangkul pinggang juga punggungnya sehingga kini dia bersembunyi di dekapan tak terduga yang kini tengah melindunginya dari umpatan si pengendara motor.

Bukan ini yang Ellana mau.

"Nona tidak apa-apa?"

Bukan begini yang Ellana rencanakan!

"Nona Ellana—"

Seketika Ellana mendorong keras pria itu. Oleh kepanikan atas momen tak terduga yang membuat wajahnya memerah padam begitu saja. Antara marah dan ... malu.

"Ka-kamu apa-apaan, sih?! Siapa yang nyuruh kamu pegang-pegang aku?!"

"Tidak seharusnya Nona menyeberang jalan secara sembarangan tanpa memerhatikan keselamatan Nona sendiri. Nona hampir berada dalam bahaya."

"Tapi nggak seharusnya kamu sentuh-sentuh aku! Kamu sengaja manfaatin kesempatan dalam kesempitan, kan buat sentuh aku?!"

"Saya hanya berusaha menyelamatkan Nona dari adanya kemungkinan Nona bisa terluka. Mohon maafkan saya jika perbuatan saya membuat Nona tidak nyaman."

Sekali lagi Ellana hampir kehabisan kata. Tangannya menunjuk Kalandra sedikit gemetar atas kebingungannya sendiri, dan hanya berakhir dengan seruan, "Pokoknya kamu nyebelin! Jauh-jauh dari aku!!"

Lalu berlari masuk kembali ke pelataran restoran, menuju mobil yang sigap dibukakan kuncinya oleh Kalandra dari jauh sehingga dia bisa cepat-cepat masuk lalu menutupnya dengan bantingan.

Tapi setidaknya si nona keras kepala itu tidak lagi melarikan diri.

***

"Kayaknya mau sekeras apapun lo mencoba kabur, dia bakal tetap bisa nemuin lo. Mungkin aja bodyguard lo yang sekarang ini jelmaan cenayang."

Ellana mencebik atas ucapan asal Tamara setelah sebelumnya menertawakan. Merupakan hal konyol setelah dirinya terpaksa duduk di dalam kelas mengingat kuliah dimulai sebentar lagi, lalu kini dia dikerubungi Tamara dan Riska yang nampak puas sekali mengejeknya.

The Bodyguard and His LadyWhere stories live. Discover now