HN 6 🧸

34.1K 2.1K 42
                                    


Ngobrol Ngobrol sama Authornya tentang cerita ini yuk di Instagram Author
@Widyaarrahma20_
Yg ada _ nya yah





























Pagi ini cukup mengejutkan bagi Shofia karna tanpa disangka Adnan kembali melamarnya secara resmi, dengan ungkapan bahwa Shofia tak perlu menjadi ibu untuk putrinya dan tak nantinya juga gak akan langsung satu kamar dengan putrinya juga tak perlu mengurusi putrinya

Shofia dibuat pusing apalagi kedua kakaknya juga tak memberinya pendapat, mereka membiarkan Shofia menjawab sesuai isi hatinya

Dan Adnan bukan datang ke Pesantren abah Ibrohim melainkan ke Gresik ditemani abah umi dan Fajrin juga Reni

"Gimana Shofia ?" Tanya Abah

"Maaf Gus Adnan saya gak bisa"

"Kenapa ? Masalah anak atau umur ?"

Shofia bungkam, dia tak bisa menjawab, andai disini ada Adhifa pasti akan digenggam erat tangannya setidaknya diberinya kekuatan

Namun Reni tak sepeka Adhifa

"Aa-aku ..."

"Coba tenangin dulu hatinya, jawab pelan pelan" ucap Fajrin

Shofia membuang nafas beratnya lalu perlahan mengucapkn hal yg mlah tidak sinkron dengan isi hatinya

"Aku udah punya seseorang yg aku suka bah, mi, Gus"

Fajrin dan Reni sontak saling bertatapan, padahal bulan lalu Shofia bilang belum ada yg disuka, kenapa sekarang berbeda

"Siapa ?" Tanya abah

"Temennya Mas Hamdan"

"HAAAH ?!"

Reni dan Fajrin sontak mengatakan itu bersama, Hamdan sudah menceritakan pada mereka dan tak menyangka kalau Shofia sudah menaruh hati pada Tentara tengil itu

Shofia yg terjengit pun sadar akan ucapannya, dia mengeruntukki dirinya bisa bisanya mengatakan hal itu padahal benar benar

Shofia menatap Fajrin dan Reni dengan wajah cengo sungguh yg keluar dari mulutnya tak sesuai dengan yg dia simpan di hatinya

Bagaimana ini ?

Gus Adnan merubah wajahnya menjadi sendu, penantian 4 tahunnya kembali gagal

Namun beliau tak dendam dan tak marah karna beliau pun orang beragama, beliau dengan lapang dada menerima apapun jawaban Shofia yg memang dari awal sudah menolaknya

Abah berusaha memberikan penjelasan pda Adnan dan Gus satu anak itu mengangguk dan mengatakan tidak masalah atas penolakan ini toh memang semuanya sudah ditakdirkan sama Allah

1 jam setelah itu Adnan memilih izin pulang menjemput putrinya yg dia titipkan di Surabaya, diikuti abah dan umi jga yg ikut pulang karna Pesantren sepi jika tak ada beliau

Reni dan Fajrin memilih ditinggal karna butuh klarifikasi dari Shofia

"Shof, serius ?" Tanya Fajrin

"Enggak bang aku keceplosan" jawabnya

"Ah gak mungkim, berarti bener kamu nolakin gus gus itu cuma karna mau sama kawannya Hamdan itu kan ?" Ucap Reni

"Demi Allah mba aku keceplosan pdhl aku mau ngomong kalau aku mau lanjut s2 dulu"

Fajrin dan Reni memasang wajah Ledekkan, mereka sudah kembali duduk di Shofa ruang tengah

Fajrin mengambil hpnya lalu menghubungi Hamdan

"Iiihh abang jangan nelfon mas Hamdan"

"Yah telat udah keangkat" jawab Fajrin menunjukkan Ponselnya sudah terlihat bawah Hamdan mengangkat telfonnya

Assalamualaikum bang, kenapa ?

Waalaikumussalam ini Bapak tentara saya mau melaporkan sesuatu

Hahaha melaporkan apa Gus ?

Ini ada yg sedang jatuh cinta pada kawannya bapak, udah ngomong ke abah umi

Shofia langsung bertindak merebut hp itu namun Fajrin juga tak kalah cepat dia langsung menjauhkannya dari sang adik

Waduuuuh serius bang ?

Serius pak, nikahin sekarang paaak Tentaraaa

Shofia terus mengejar sang abang hingga mereka seperti anak kecil berlarian kesana kembari sedangkan Reni tak memisahkan hanya memvidio agar nanti dikirimkan pada Adhifa dan umi

"Hei hei hei kalian apa apaan lari larian kaya anak kecil" tegur Jiddah yg baru pulang dari mengajar

Namun tak dihiraukan keduanya

"FAJRIN SHOFIA, BERHENTI JIDDAH BILANG" ucap beliau dengan nada lebih tinggi

Dan sukses membuat keduanya mematung ditempat sebab jika Jiddahnya sudah nada tinggi artinya sudah marah karna Jiddah Halimah orangnya jarang sekali marah

"Maaf Jiddah" ucap keduanya

"Beresin, rumah Jiddah kaya kapal pecah"

"Bang Fajrin yg mulai Jiddah"

"Jiddah gak terima bantahan, beresin"

"Nggeh Jiddah"

Reni menahan tawa melihat wajah duaminya yg ketakuttan mendengar ucapan Jiddahnya itu dan langsung menghentikkan vidionya lalu mengirimkan pada Adhifa dan Umi

"Yang, bantuin yang" ucap Fajrin memelas

"Gamau, kalian yg bikin rusuh" jawab Reni smebari terkekeh

Sementara telfon Hamdan masih menyambung dan Hamdan juga ikut terkekeh mendengar amarah Jiddahnya itu

"Udah bang tutup dulu, besok aku ke Gresik mumpung sabtu"

"Iya Dan abang jga nginep"

Shofia masih merengut kesal karna dia harus siap besok di ledek kedua kakaknya terlebih Hamdan

Dia memberesi bantal shofa dengan kesal dan menatap kedua kakaknya dengan tatapan maut

"Udah lah Shof kan emang bener kamunya emang mau sama temennya Hamdan kan ?"

"Engga abaaaaaang" geramnya

"Lah tadi ?"

"Keceplosan"

"Gak mungkin keceplosan kalau gak disimpen dihati, ah abang gak sabar nungguin pedang pora kamu"

Shofia mendengus kesal lalu duduk disamping kaka Iparnya yg sedari tadi terkekeh melihat tingkah kaka beradik itu

"Mba dieeem berhenti ketawa" kesal Shofia sembari menepuk paha Reni

Reni hanya bisa menutup mulutnya namun tawa masih terdengar disana

Hallo Ning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang