Zona Nyaman

11 0 0
                                    

          Suara binatang malam jadi satu-satunya yang terdengar. Dua orang yang duduk diserambi teras hanya diam sejak setengah jam yang lalu. Mereka hanya melamun dan sesekali menyesap kopi hitam yang tersaji dimeja.

Dean dan Aryo. Dua laki-laki itu asik dengan isi kepala masing-masing. Entah apa yang saling mereka pikirkan.

Dara yang datang dari dalam rumah, membawa sepiring pisang goreng yang baru matang. Beberapa menit lalu, ia dibantu Rahayu membuat pisang goreng sebagai camilan setelah seharian ini mereka bekerja keras di klinik.

"Yo, gue mau cerita deh." Ucap Dara ikut duduk dikursi rotan disebelah Aryo.

Aryo menghisap lebih dulu rokoknya dan mengembuskan asapnya ke udara, baru kemudian menoleh dan menyahut ucapan Dara.

"Cerita apa?"

Dara melirik kearah Dean. Ia pikir tidak ada salahnya jika laki-laki itu akan mendengar ceritanya tentang Kaisar. Lagipula, pasti Dean tidak akan peduli. Dara melanjutkan ucapannya.

"Tadi gue ngobrol sama Kaisar."

"Kaisar si fotografer dari Jogja itu?" Bukan Aryo yang bertanya, melainkan Dean.

Dara berdecak pelan. Tapi akhirnya mengangguk juga.

"Ngomongin apaan?" Tanya Aryo penasaran.

"Basa basi doang. Dia nanya alamat gue, terus katanya mau ketemu sama mama."

"Modus banget. Padahal baru kenal," komentar Dean otomatis membuat Dara melirik sinis.

"Sorry, Ra. Hehe" Dean mengangkat jari manis dan jari tengahnya membentuk gentur dua jari.

"Dia mau ngapain ketemu mama?" Sahut Aryo.

"Nggak tau. Dia aneh, Yo. Tapi gue lebih aneh bisa seneng ngobrol sama dia."

"Selama ini nggak pernah ada yang mau ngobrol sama lo, Ra. Semua orang keburu takut duluan, karena lo jutekin." Lagi-lagi Dean berkomentar. Padahal Dara sama sekali tidak butuh kritik dari ketua kelompoknya itu.

"Diem deh, Yan. Nggak ada yang suruh lo komentar." Selak Dara sedikit kesal.

Aryo memberi kode pada Dean untuk diam saja daripada Dara berubah jadi mode singa betina.

"Bagus kalau lo mulai terbuka sama oranglain, Ra. Biar lo punya teman selain gue dan anak-anak di PMI." Jawaban Aryo membuat Dara berpikir dalam.

"Tapi gue takut, Yo."

"Takut kenapa?"

"Takut kalau gue mulai nyaman sama oranglain. Selama ini gue cuma bisa nyaman di deket mama sama lo doang. Gue takut mulai bergantung sama orang selain lo dan mama. Gue takut kecewa, Yo."

"Ra, gue sering kan, bilang. 'jangan selalu berasumsi buruk sama segala hal'. Kaisar keliatannya baik kok. Nggak ada salahnya lo biarin dia masuk ke dunia lo. Gue yakin mama lo juga pengen lo seneng, Ra."

Dan sepanjang malam itu, Dara tidak bisa berhenti memikirkan ucapan Aryo. Mungkin benar, selama ini ia terlalu menjaga jarak dari lingkungannya. Membatasi orang-orang yang ingin mengenal lebih dekat dunianya. Kalimat yang Aryo ucapkan seolah membangunkan sesuatu dalam dirinya yang selama ini terkubur tumpukan emosi.

***

          Sepagi ini, suara Inka yang terkenal nyaring berhasil membangunkan seisi posko. Jam menunjukan pukul 5.30 pagi. Para volunteer tidak ada kegiatan di sekolah maupun klinik, karena hari ini hari minggu. Dean mengintruksikan teman-temannya untuk istirahat diposko dan kembali berkegiatan esok hari saja.

BANDA NAIRAWhere stories live. Discover now