•[PROLOG]•

55 2 0
                                        

Aura tengah merenung di balkon kamarnya, dengan tatapan mata yang fokus menatap jutaan gemerlap permata langit malam, hingga renungannya terus berlanjut beberapa jam lamanya.

"Apa kau akan terus merenung seperti itu tiap malam?" Ucap seorang pria yang sangat ia kenal

Pria tersebut berdiri di ambang pintu seraya membuka jas hitam, menyisakan kemeja putih dan celana hitam yang melekat di tubuh atletisnya. Setelah jas tersebut tanggal, ia pun melemparkan jas hitam itu ke sembarang arah.

"Aku tak akan seperti ini jika bukan karena ego mu Aresh" jawab Aura

"Ego ku tidak salah, aku hanya ingin membuktikan pada mu bahwa cinta itu adalah penderitaan"

"AKU PUNYA SALAH APA PADA MU HINGGA KAU MELAKUKAN HAL SEPERTI INI PADAKU??!!" Teriak Aura disertai air mata yang mulai keluar dari mata indahnya

"Apa kau tidak berpikir bagaimana perasaan ku setiap kali kau pulang dan datang pada ku? Kau anggap aku apa Aresh? Kau ingin tubuh ku? Kau ingin harta ku? APA YANG KAU INGINKAN!! AKU AKAN MEMBERIKANNYA PADA MU!! Tapi aku mohon, cukup! Jangan buat aku menderita lagi, hidup ku sudah sangat menderita" lirih Aura

"Dia benar, apa yang aku inginkan darinya? Aku juga bingung apa yang sedang aku lakukan" Batin Aresh

"Aku sudah tidak punya apa-apa lagi Aresh, masa depan ku, keluarga ku, aku hanyalah rakyat jelata yang tak bisa apa-apa Aresh.. jangan renggut apa-apa lagi lebih dari ini, aku sudah tidak sanggup"

"Ini takdir mu Aura, terima saja lagipula seharusnya kau bersyukur karena telah menikah dengan ku bukan?" Ucap Aresh seraya menghisap rokok yang baru saja ia nyalakan

"Jika ini takdir kenapa takdir ku sangat buruk? Apa sebaiknya aku akhiri saja ini semua sebelum aku benar-benar menyesal?"

"Jangan berpikir untuk menghentikan ku Aura, kau tak akan per-"

BRAAKKK!!

Sebelum Aresh menyelesaikan ucapannya, Aura terlebih dahulu terjun dari balkon kamarnya. Aresh yang belum mengetahui hal tersebut bangkit dari posisi duduknya lalu berjalan menuju balkon.

"Apa yang kau lakukan A--ura.."

"Aura, dimana kau? Kau ingin bermain-main dengan ku? Ini bukan hal yang lucu" ucap Aresh dengan kaki yang terus berjalan mendekati pagar balkon

Pandangannya mengedar ke setiap sisi balkon mencari keberadaan sang istri, hingga saat pandangannya beralih ke bawah, Aresh sangat terkejut mendapati Aura yang tengah berbaring terlentang bersimbah darah.

"A-aura.." lirih Aresh

"AURAA!!!" Teriak Aresh

"ASTAGA!! SIALAN!! JANGAN MATI AURA!!"

Aresh yang panik segera pergi keluar kamar dan berjalan tergesa-gesa menuju tempat dimana Aura menjatuhkan dirinya.

"Aresh, ada apa?"

"Apa ada benda yang jatuh dari kamar mu nak?"

"Apa kakak ipar marah-marah lagi?"

Berbagai pertanyaan dari anggota keluarganya terus ia acuhkan, jauh di lubuk hatinya ia sangat khawatir dengan keadaan Aura saat ini.

"Bangsat! Kenapa harus disaat seperti ini" umpatnya

Sesampainya ia ditempat Aura jatuh, ia segera mengangkat tubuh Aura dan memeriksa detak nadi Aura.

"Aura.." lirih Aresh

"AURAAAAAAAAAAAA!!!" Teriak Aresh membuat beberapa anggota keluarganya yang tengah duduk bersantai di dalam rumah datang menghampirinya

"Ha!! Kak Aura!!"

"Cepat panggil ambulans!!!" Teriak Bagas

"Aura, kenapa bisa seperti ini Aresh!!" Isak Santi

"Jelaskan ini sekarang anak bodoh, apa yang sudah kau lakukan pada menantu ku? Aku tak pernah mengajarkan mu untuk menjadi brengsek seperti ini Aresh"

"A--aura.."

Next Chapter=>>>

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 08, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ARESH [hiatus]Where stories live. Discover now