Nobara yang melihatnya mendecih, "tch, payah," katanya lalu berbalik dan berjalan menuju bangunan tersebut sembari memakai pocket di pinggangnya, Yuuji dari belakang menyusul tetapi suara Satoru menghentikannya.
"Selain itu, jangan biarkan Sukuna keluar. Jika dia keluar kutukan disini akan lenyap, tapi itu juga akan menyebar ke manusia didekatnya." Satoru memperingati Yuuji akan hal itu dan dibalas acungan jempol dari Yuuji, "oke! Sukuna takkan keluar."
Nobara yang sudah mengangkat pintu melirik Yuuji kecil dari bahunya lalu segera berteriak tidak sabar, "ayo cepat!" Yuuji yang mendengarkan itu hanya bisa nurut, "ha'i, ha'i." Pemuda bersurai pink itu langsung berjalan menuju Nobara.
"Itterashai!" Satoru berkata dengan nada bermain mainnya. Dan sesaat kemudian keduanya sudah masuk kedalam bangunan.
"Hanya tinggal satu hal yang perlu ku urus..." Satoru berbalik melihat kedua muridnya yang sudah duduk dibelakang. (M/n) sih terlihat baik baik saja, walaupun sepertinya dia cukup mengantuk. Megumi mencoba sebisa mungkin mengurus keadaan (M/n), pemuda berambut bulu babi itu tak banyak bicara tetapi banyak bertindak.
"(M/n)-chan, hontou ni daijobu no ka?" Satoru menghampiri keduanya sembari kedua tangannya berada dikantong celananya. Yang dipanggil mengalihkan perhatiannya ke Satoru dan mengangguk, "un, daijobu yo Gojo-sensei," jawabnya dengan suara seraknya. Itu dikarenakan dia dari tadi hanya diam saja, benar benar tidak nimbrung sama sekali.
"Benarkah? Kelihatannya kau jauh dari kata baik, (M/n)." Satoru menjongkok kan dirinya didepan (M/n) yang sedang duduk bersama Megumi. Salah satu tangan besarnya terulur menyentuh leher pemuda itu, senyuman Satoru menghilang sejenak saat dia merasakan suhu (M/n) mulai sedikit naik.
"Yap, kau sakit. Tunggu sebentar disini." Satoru segera tersenyum lalu bangkit dari jongkok nya dan langsung menghilang dari pandangan keduanya. (M/n) menghembuskan nafas lelah sembari menggeleng geleng kecil melihat tingkah gurunya.
"Kenapa kau tidak bilang dari awal? Aku bisa mengantarmu pulang jika kau ingin." Megumi menepuk kepala (M/n) lembut, dia mengelus surai hitam legam milik pemuda beriris emas. Sedangkan pemuda yang ditanya hanya menggeleng.
"Jika aku tau dari awal aku takkan ikut, Megumi." Gerutunya kecil sedikit kesal ditanya begitu, dia kan baru merasa tidak enak barusan dan tadi pagi dia hanya merasa ngantuk, bukan sakit. Megumi mengelus rambut Charcoal milik (M/n) lalu menarik pelan kepalanya untuk menyandar di pundaknya.
"Wakatta, maaf sudah bertanya seperti itu. Kau bisa beristirahat selagi kita menunggu mereka keluar." Megumi dengan penuh rasa kasih sayangnya membiarkan (M/n) menyandar padanya. Tangannya tak ada henti hentinya mengelus lembut rambut gagaknya, mata biru tuanya hanya menatap (M/n) yang sedang menutup mata emasnya.
Beberapa detik kemudian Satoru kembali, kali ini dengan syal yang melilit lehernya. Jangan salah sangka, itu bukan syal bekas. Satoru membelikan muridnya syal yang baru dan memilih yang paling lembut. Satoru menarik syal biru yang melilit lehernya lalu berjalan mendekati (M/n) yang menutup matanya serta menyandar pada Megumi.
"Hah... Kubilang tidak perlu bukan?" (M/n) yang mengenal keberadaan Satoru langsung menghela nafas panjang karena meskipun dia tidak membuka matanya dia tau Satoru membelikan dirinya syal. "Iie, ini perlu untukmu," Satoru tetap mengotot dan kemudian dia melilitkan syal biru muda tersebut di leher (M/n).
"Jarang jarang aku melihatmu sakit, sepertinya kondisimu beberapa hari ini mengkhawatirkan ya." Satoru menata sedemikian rupa letak syal yang dipakai hanya untuk membuat (M/n) nyaman. Megumi juga membantu sedikit sehingga saat ini pemuda bersurai gagak dengan mata emas indahnya sudah mendapatkan syal biru tambahan dari Satoru.
"Istirahatlah." Selesai dengan pekerjaan menjaga (M/n), Satoru kemudian memberikan tepukan kecil di kepala (M/n) yang langsung membuat pemuda tersebut tertidur di bahu Megumi.
YOU ARE READING
•THE MAIN CHARACTERS| JJKxMaleReader
Action"Tidak ada yang namanya pemeran sampingan disini. Kita semua adalah pemeran utama didalam hidup kita masing-masing."
One point Two
Start from the beginning
