One point One

171 23 2
                                        

"Siap?" (M/n) melirik Megumi dari bahunya. Saat ini dia sedang berada di lorong penginapan mereka dan menunggu Megumi keluar setelah mengganti baju mereka.

Megumi yang sudah selesai sekarang menutup pintu dan mengangguk mengiyakan. (M/n) memutar jari telunjuk nya satu kali sebelum mulai berjalan dan menuntun Megumi.

Ngomong ngomong, soal biaya jangan ditanyakan. Si bang Sat-oru itu benar benar tahu cara merepotkan anak muridnya. Keduanya harus patungan untuk membayar sewa penginapan semalam dengan uang yang mereka bawa.

Mari lanjutkan keadaan mereka yang masih berjalan melacak benda terkutuk yang sepertinya dibawa oleh pemuda berambut pink yang mereka lihat kemarin.

Selama perjalanan, (M/n) diam dan hanya menunduk fokus pada jalan. Matanya berubah menjadi coklat karena efek dari teknik nya. Megumi yang berada dibelakangnya hanya diam menatap kepala belakang pemilik rambut gagak.

Mencoba mencairkan suasana, Megumi membuka suaranya, "perlukah ku panggilkan Shikigami ku?" Megumi bertanya bersungguh sungguh, dia tak ingin menjadi beban dan menyusahkan temannya itu. (M/n) mengangkat salah satu tangannya sejenak tanda dia menolaknya.

"Tidak perlu. Mereka sebaiknya tidak keluar sekarang. Lagian, hanya melacak, aku pun bisa melakukannya." Jawab santai (M/n), mata coklatnya melirik Megumi dari pundaknya, tersenyum kecil dia kembali fokus pada pelacakannya.

"Demo sa... Aku merasa aneh." Pandangan Megumi kembali tertuju pada pemuda itu, alisnya mengkerut tidak mengerti maksudnya. Lagipula, mengapa juga (M/n) harus berbicara dengan nada pelan begitu?

Mata coklat (M/n) melihat lurus ke jalan, dia melihat kanan kiri sebelum pandangannya terjatuh pada toko bunga didekat sana. Mata coklatnya berkilau sejenak sebelum kembali ke warna mata aslinya, emas. Dia tersenyum kecil lalu menatap Megumi.

"Dia disini." Mereka berhenti didepan toko bunga itu, menatap kedalam. Megumi mengerutkan keningnya sekali lagi.

"Kenapa dia datang ke sini?" Mata biru tua nya menyorot ke setiap sudut di toko bunga itu lalu menatap ke teman sepantarannya dengan wajah datarnya. "Ngomong ngomong, dia tak terlihat tuh."

(M/n) yang sudah melihat ke arah lain hanya bisa menjulurkan sedikit lidahnya, mengangkat bahunya sembari tersenyum kecil, sepertinya ada yang mengganggu nya sampai sampai dia salah mendeteksi. Lebih tepatnya kurang akurat.

Sementara (M/n) mencoba kembali mengaktifkan teknik nya untuk melacak dari luar, Megumi pergi kedalam dan bertanya pada sang pemilik toko tentang pemuda berambut pink disekitar sini.

"Ah... Ya! Tadi sempat ada pemuda berambut pink yang datang kemari untuk membeli sebuket bunga." Mata Megumi melebar sedikit,  sebelum akhirnya dia berterimakasih.

Disisi lain, (M/n) yang sibuk fokus melacak mendecih kesal. Dia mengelus surai hitam gagak nya sedikit frustasi. "Sialan, aku baru saja menemukan teknik simpel ini tetapi tak ku sangka sesusah ini saat memakainya." Terlihat bahwa matanya tetap berada pada warna emas, makanya dia terlihat kesal karena tak bisa mengaktifkan teknik lacak sekali lagi.

Ditengah keputusannya, Megumi keluar dari toko bunga lalu memberikan setangkai bunga mawar merah padanya. Pemuda bermata emas itu tersentak sedikit saat merasakan aroma segar keluar dari bunga cantik didepannya.

"Hora, jangan memaksakan dirimu," (M/n) dengan ragu mengambil bunga mawar merah itu lalu menatap wajah datar Megumi. "Aku akan membantumu." Megumi langsung memanggil Skikigami anjing nya dan memulai kembali pelacakan.

(M/n) yang masih memperhatikan bunga ditangannya menatap heran pemuda bersurai seperti bulu babi itu. 'Darimana dia mendapatkan ini?' Megumi sudah berjalan beberapa langkah darinya dan (M/n) akhirnya menyingkirkan pikiran mengherankan itu lalu segera menyusul temannya.

•THE MAIN CHARACTERS| JJKxMaleReaderWhere stories live. Discover now