Rencana Yang Batal

27 11 0
                                    

Esok harinya saat disekolah Audrey tidak hadir hal itu dimanfaatkan oleh Putri untuk membuat Ranendra jatuh cinta kepadanya. Setiap ada kesempatan Putri berusaha mendekati Ranendra, walaupun sudah berusaha seperti itu dia selalu diganggu oleh Nada dan Raditya yang selalu ada di dekat Ranendra.

Walaupun Nada dan Raditya tak ada didekat Ranendra tetap saja usahanya gagal karena Ranendra hanya sayang sama Audrey.

" Ranendra, napa lu dari tadi bengong? " Tanya Nada yang sudah lelah melihat temannya yang seperti ingin bunuh diri.
" Kamu pakai nanyak lagi jelas dia begitu karena nggak ada Audrey disini. " Ucap Raditya sambil menepuk-nepuk pundak Ranendra sebagai tanda penyemangat.

" Elu emang kagak berubah, yaudah kalau gitu gw bakal beliin lu minuman dulu. " Ucap Nada yang kemudian dia pergi bersama Raditya. Saat mereka berdua telah pergi Putri langsung mendekati Ranendra.

" Ranendra kamu ngapain sedih sih karena Audrey nggak masuk, siapa tau dia manfaatin situasi ini buat selingkuh. " Ucap Putri yang berusaha membuat Ranendra marah tapi tak berhasil. Ranendra hanya fokus melihat kearah hpnya sambil tersenyum.

" Loh ada Putri disini, ada urusan apa ya sama Ranendra? " Tanya Raditya yang kehilangan mood nya.
" Nggak ada, tadi kebetulan aja aku liat Ranendra sendirian makanya aku temenin. " Ucap Putri mencari alasan.

" Sebenarnya elu nggak perlu nemenin gw sih karena gw lagi video call sama Audrey. " Ucapnya sambil memperlihatkan Audrey yang sedang tertidur.
" Kok lu nggak bilang sih gw kan juga pengen ngobrol sama Audrey. " Ucap Nada yang kesal.

Karena merasa tak dirinya tak dianggap ada oleh mereka bertiga akhirnya Putri pergi meninggalkan mereka tanpa berpamitan.

" Heh pergi juga dia, oiya katanya Audrey izin karena sakit emang dia sakit apa? " Tanya Nada penasaran.
" Katanya dia demam kemungkinan dia nggak bakal ikut nonton. " Ucap Ranendra, setelah mendengarkan hal itu Nada langsung sedih.

Saat mereka bertiga sedang asik berbicara, kakak-kakak mereka datang menghampiri mereka dengan wajah yang sedikit mencurigakan bagi mereka.

" Hey kenapa ngeliatinnya kek gitu? " Ucap Garendra seperti anak kecil.
" Lagian kalian dateng kesini pakai ekspresi kayak gitu. " Ucap Nada sambil makan jeruk.

" Oiya nanti kita tetep nonton oke, selesai nonton baru kita jenguk Audrey. " Ucap Jeffri dengan semangat.
" Kak Jeffri mending ajak aku biar nggak rugi beli tiketnya tapi Audrey nggak ikut. " Ucap Putri entah darimana dia datang.

" Maaf ya tapi sayangnya Jeffri nggak rugi beli tiketnya karena uangnya nanti gw ganti. " Ucap Maudy yang langsung memegang erat tangan Garendra walaupun matanya fokus terhadap hpnya.

" Danen ayo kita pergi dari sini aku nggak suka kalau dia ada disini. " Bisik Clarissa yang langsung di iyakan oleh Jeffri. Akhirnya mereka semua bubar meninggalkan Putri seorang diri disana.

' Kenapa sih semuanya mentingin Audrey padahal nggak ada hebatnya. '

Di sisi lain Audrey hanya bisa membaringkan badannya yang hangat itu sambil memakan sup. Saat makan telponnya berdering ternyata itu dari Asya.

" Adek kenapa kamu bisa sakit kan udah kakak bilang jaga kesehatan. "
" Aku kemarin malem kenak hujan pas beli cemilan terus nggak mandi akhirnya demam deh, maafin aku kak udah bikin khawatir. "
" Iya nggak apa, kakak udah nelpon Derren untuk kerumah bawain kamu makanan setelah pulang sekolah. "
" Makasih kakak, I love you. "
" Love you too. "
" Yaudah kak aku mau istirahat dulu, kakak sama kak Ayena jaga kesehatan disana yaa. Byee. "
" Iya sayang, bye. "

Selesai makan, Audrey langsung tidur karena kelelahan.

Kembali ke sekolah, saat sudah waktunya pulang Ranendra dipanggil Derren. Hal itu membuat Ranendra takut karena Derren memanggil nya dengan wajah serius.

" Kamu tolong belikan makanan untuk Audrey ini disuruh sama Asya, makanan yang disuruh beli udah aku kirim diwa. " Ucap Derren sambil menyerahkan black card ke Ranendra.

" Iya kak, tapi kenapa harus black card dikasih ke aku kan bisa uang cash. " Ucap Ranendra yang masih kagum kepada Derren.
" Udah pakai aja itu, untuk pin nya udah aku kirim di WA, udahnya aku titip adik ipar gw. " Ucap Derren pergi meninggalkan Ranendra.

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Derren ntah kenapa dia sangat merasa senang. Dengan cepat Ranendra pergi mengambil motor dan melaksanakan tugas yang disuruh Derren. Sekitar satu jam Ranendra menghasilkan waktu berbelanja karena tak dia sangka banyak banget yang harus dibeli.

" Pantes aja dikasih black card belanjaannya aja segini mana total harganya setara uang bulanan gw lagi. " Ucap nya sambil menghela nafas. Setelah berbelanja dia langsung menuju rumah Audrey. Setelah sampai di sana dia langsung menekan bel rumah Audrey.

" Sebentar~~ " Terdengar suara Audrey yang sambil berlari menuju arah pintu.
" Siapa disana? " Ucap Audrey.
" Ini Ranendra pacarnya Audrey. " Ucapnya dengan suara yang lelah karena membawa belanjaan yang begitu banyak.

" Kau bukan pacar ku, pacarku namanya Akasa. " Ucap Audrey sambil terkekeh pelan.
" Ayolah Audrey jangan bercanda. " Ucap nya yang sudah pasrah yang membuat Audrey tertawa.
" Iya ganteng, jangan ngambek dong. " Ucap Audrey sambil membuka pintu rumahnya.

Setelah pintu rumah itu terbuka, Ranendra dengan cepat masuk dan menaruh semua belanjaan itu didapur, Audrey pun membantu Ranendra membawa belanjaan itu dan segera membawakan Ranendra air karena dia keliatan kelelahan.

" Kamu bukannya mau nonton ya? Kenapa malah kamu kesini bukan kak Derren? " Tanya Audrey.
" Kak Derren yang nyuruh kesini bawain belanjaan ini, kenapa kamu nanya gitu? " Ucap Ranendra sambil terus minum.

" Iya jelas dong aku nanya karena kata kak Asya yang bakal bawain belanjaan ini kak Derren. " Ucap Audrey sambil melihat apa saja yang dibeli oleh Ranendra.

Mendengar hal itu Ranendra hanya dia memikirkan ucapan Audrey, setelah lama dia diam dia pun tersadar mungkin Derren sengaja menyuruh dirinya untuk berbelanja agar aku bisa ketemu Audrey. Setelah mengetahui hal itu dia langsung membuka hpnya. Saat ingin mencari kontak Derren dia melihat pesan dari Derren.

' Tolong tetap diam dirumah Audrey sampai Maudy dan Baskara datang. '

" Kamu kenapa bengong? " Tanya Audrey yang masih sibuk dengan belanjaan itu.
" Tidak ada, ada yang mau aku bantu? " Ucap Ranendra sambil menghampiri Audrey.
" Kamu buatin nasi goreng, aku lagi laper banget. "

" Baiklah tuan putri ku, kalau gitu tuan putri tunggu aja aku bakal buatin nasi goreng yang spesial kayak yang di abang-abang pinggir jalan. " Mendengar itu Audrey yang bisa tertawa melihatnya.
" Siap pangeran ku, mau gimanapun nasi gorengnya tetap lebih special kalau makannya sama kamu. " Ucapannya mampu membuat muka Ranendra sangat merah.

Ranendra pun membuat nasi goreng dengan porsi yang cukup banyak karena dia takutnya mereka bertiga akan datang saat dia sudah selesai memasak, sedangkan Audrey membereskan belanjaan itu dan duduk sambil menonton TV di ruang tamu.

Dugaan Ranendra pun benar ternyata mereka datang saat selesai dirinya masak.

" Audrey gimana? Udah mendingan? " Tanya Baskara sambil memegang dahi Audrey.
" Udah mendingan kok besok aku bakal masuk sekolah. " Ucap Audrey dengan semangat.
" Ayo makan, nasi gorengnya udah selesai. " Ucap Ranendra.

Akhirnya mereka mengakhiri hari dengan makan nasi goreng dan tak lupa menelpon Asya untuk menghilangkan rasa rindu. Tak lupa juga sebelum pulang Ranendra menghampiri Derren.

" Kak ini kartu mu, terimakasih udah bikin aku ada waktu berdua bareng Audrey. " Ucapnya sambil membungkuk sebagai tanda hormat nya.
" Santai aja tidak perlu seperti itu. Gw mau minta maaf karena bikin lu nggak jadi nonton. " Ucap Derren

" Nggak apa kak, walaupun rencana nontonnya gagal tapi aku seneng bisa ngeliat Audrey bahagia tadi pas aku dateng. " Ucapnya yang membuat Derren tersenyum kemudian meninggal Ranendra.

' Gw seneng kalau bisa ngeliat orang yang disayang Asya bahagia. Gw bakal ngelindungin kalian dari orang yang ngerusak hubungan kalian. '

Hanya Kamu Didalam HatikuWhere stories live. Discover now