63

1.1K 92 5
                                    

Elena terpaksa memutuskan untuk berbohong pada Shawn tentang keberadaan Frank. Di hadapan Shawn ia tidak bisa mengatakan tentang proses perceraian itu.

Sebelumnya ia sangat percaya diri dan mengira ini akan mudah. Namun nyatanya saat berdiri di hadapan Shawn lidahnya kelu. Belum lagi nanti jika itu adalah Mattew.

Elena menangis di kamar mandi karena rasa bersalah telah berbohong pada Shawn. Ia menguatkan hatinya untuk berpikir jernih. Rasanya sungguh berat untuk menyimpan ini sendirian.

Apa kau senang sekarang?

Sekali lagi Elena mencoba menghubungi Frank untuk melampiaskan segalanya. Ia sendiri tidak mengerti mengapa ia begitu marah saat ini. Terutama panggilan telepon yang tidak dijawab Frank sama sekali.

Shawn telah pulang ke Naerum karena Elena mengatakan Frank sedang di luar negeri. Ia hanya boleh menerima pesan teks.

"Jika ayah pulang nanti aku ingin bertemu ayah. Bisakah ibu mengatakan itu padanya?".

Ucap Shawn saat akan tidur. Ia menatap wajah Elena lekat.

"Baiklah. Kau bisa menghabiskan satu hari penuh dengan ayahmu. Ibu janji".

Elena pergi ke mansion dan mengambil dokumen perceraian itu. Ini adalah satu-satunya cara yang ia pikirkan agar Frank bisa menjawab ponselnya.

Saat membuka dokumen itu ia terkejut karena Frank tidak tanda tangan di sana. Jantungnya berdegup kencang. Ia segera keluar dan pergi ke kamar ayahnya. Namun ia melihat Tuan Mayer sedang tidur. Ia tak berani membangunkannya.

Elena menelepon Theodor.

"Dimana Frank?".

"Aku tidak tahu Nyonya".

"Kau sekretarisnya. Kau seharusnya tahu dimana dia berada dan apa yang ia lakukan".

"Maaf Nyonya tapi aku benar-benar tidak tahu".

Percakapan itu terputus. Elena semakin marah. Ia menyugar rambutnya dan menghentakkan kakinya ke lantai. Kemudian ia pergi ke apartemen Frank. Ia akan memeriksa sendiri.

Tiba di sana suasana tampak hening. Tak ada tanda-tanda bahwa suaminya itu ada di rumah. Ia pergi ke kamar Frank dan kamar itu tampak rapi dan kosong. Saat memeriksa kamar mandi terlihat bahwa lantai itu sangat kering. Artinya tidak digunakan dalam beberapa waktu.

Ia menatap dokumen perceraian di tangannya. Emosinya memuncak dan akhirnya ia menelepon Derek.

"Ini permintaan terakhir. Aku akan membayar dengan berapapun yang kau mau".

Derek tidak menolak sama sekali. Ia kemudian menjemput Elena dan melakukan penerbangan ke Inggris. Derek membawa Elena ke halaman rumah tempat Larine tinggal.

Dua orang pengawal yang ada di depan langsung menghadang Elena.

"Aku ingin bicara dengan wanita di dalam sana. Aku adalah putri Tuan Mayer".

Mendengar nama Tuan Mayer kedua pengawal itu langsung mundur dan menunduk hormat. Elena berjalan dengan langkah cepat ke ruang tamu. Larine yang sedang menonton televisi menoleh dengan tatapan bingung. Kepala pelayan datang dan menyapa Elena.

"Anda di sini nona Mayer".

Mendengar ini Elena langsung yakin bahwa ini adalah orang kepercayaan ayahnya.

"Bisakah kau tinggalkan kami sebentar?".

"Tapi Nona...".

"Jangan khawatir. Aku hanya akan bicara dengan cepat ".

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now