PROLOG

351 22 8
                                    


Bismillahirrohmanirrohim.

Maaf jika ada kesamaan nama tokoh, Tempat, atau yang lainnya. Ini murni hasil pemikiran saya no plagiat.









✨️ Setiap pertemuan pasti ada perpisahan✨️

✨️Jika memang kita sudah di takdirkan untuk bersatu, pasti akan bersatu bagaiman pun caranya✨️



~Zayyandra Haidar Aziz~











Kiara, gadis cantik yang sedang berjalan itu tiba-tiba teringat masa lalunya 11 tahun yang lalu.

Taman yang selalu ramai itu hari ini tak seperti biasanya, pagi ini, hanya ada dua anak kecil laki-laki dan perempuan, yang tengah duduk di kursi panjang. Taman ini lumayan luas banyak pepohonan, bunga dan juga wahana permainan untuk anak anak.

Bocah laki-laki yang bernama Zayyan menarik nafas sebelum berbicara dengan teman yang berada di sebelahnya, Zayyan sangat berat mengatakan ini. "Kia... kak Zay dan keluarga kak Zay abis dzuhur mau ke Malang, kita akan tinggal di sana selamanya."

Teman perempuan di sebelahnya yang bernama Kiara itu lantas bergeming mendengar penuturan Zayyan. "Kak Zay lagi boong kan masa tiba tiba pindah kota?"

"Zay gak boong kiaa... Zay mau pindah rumah," ujar Zayyan serius sambil menahan tangisnya. Kiara yang mendengar penuturan Zayyan dadanya sesak ntah rasa kecewa karna akan berpisah dengan teman yang selama ini selalu ada untuknya dan sumber kebahagiaan.

"Kak... Kia mohon Kak Zay jangan pindah, Kia gak ada temen selain Kak Zay... Kak Zay temen terbaik Kia..." Kiara tidak bisa membendung air matanya lagi, ia memohon sambil menangis.

"Kali ini Kaka gak bisa kabulin permintaan Kia, Kaka minta maaf... Kaka udah berusaha bujuk Abi buat tetep di Jakarta tapi Abi udah mutusin buat pindah rumah, karna mau Ngurusin Pondok Pesantren milik almarhum Kakek," lirih Zayyan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kak Zay... Kia gak rela hiks jauh dari Kaka, Kia gak ada temen bermain selain kak Zay." Kiara lalu menangis.

Zayyan yang melihat Kiara menangis langsung menghapus air mata Kiara lalu mengelus pucuk kepala Kiara. "Kaka minta maaf... Kaka pun sama gak mau berpisah sama Kia, mungkin ini udah takdirnya kamu gak boleh nangis, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kak Zay harap kita bisa bertemu lagi nanti dan takkan terpisah lagi."

"Kak Zay jahat," tuduh Kiara lalu ia berlari pulang kerumahnya sambil menangis

"Maafin Zay... Zay berjanji Zay akan kembali nanti dan menikahimu," Ucap Zayyan sambil meneteskan air mata.

Setelah mengingat kejadian itu Kiara menyebrang tak melihat kanan, kirinya terlebih dahulu.



Tin Tinnn...



"Aaaarhhhh...." jerit Kiara saat melihat sebuah mobil yang melaju kencang menghampirinya. Mungkin jika orang lain yang ada di posisi kiara pasti akan langsung berlari menghindari mobil itu, Kiara malah menjerit, menutup telinga dan juga matanya lalu diam berjongkok di tempat, ia trauma dengan masa lalunya, ia dulu pernah
tertabrak mobil sampai koma beberapa bulan, orang yang menabraknya tak bertanggung jawab malah pergi begitu saja.



Ngikk...



Suara Rem mobil melengking kemudian sorang pria tampan yang memiliki jakun di lehernya, berkulit putih,rambut hidung mancung, bibir yang bagus dan mata indah yang membuat kaum hawa tertegun. keluar dari mobil itu lalu mendekat ke tempat Kiara berada, namun tidak terlalu dekat, ia masih menjaga jarak dengan yang bukan mahramnya.

"Mbak... Halo," panggil pria itu menyadarkan Kiara, Kiara akbirnya membuka mata dan telinganya dia sangat panik sampai-sampai ia tak sadar memeluk lelaki itu.

"Astagfirullah mbak!" Lelaki itu kaget dan langsung mendorong Kiara. Kiara pun sadar dengan perbuatannya lalu tersipu malu dan menunduk.

"Maaf maaf gue gak sengaja refleks," sesal kiara ia sangat malu dengan perbuatannya tadi.

"Mbak tidak apa-apa kan, tidak ada yang terluka?" tanya pria itu sambil melirik inci mencari luka di tubuh Kiara.

"Sebentar-sebentar, kok mukanya kaya tidak asing yah, matanya kayak pernah liat sebelumnya" Batin pria itu sambil terus memandangi Kiara.

"Woey Om, ngapain liat gue kayak gitu!" Ketus Kiara yang risih di lihat lama seperti ini. Pria itu pun sadar dan menggeleng sambil istighfar di dalam hatinya lalu menunduk.

"Apa kah sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya pria, Kiara meelirik kearah pria yang menunduk. "Mmm... kayanya ga deh," jawab Kiara.

"Om kalo bawa mobil pelan pelan dong, kan jadinya mau nabrak orang," tegur Kiara

"Bukan kah ini salah kamu, Menyebrang tidak melihat kanan kiri terlebih dahulu? Lagi pula jalanannya sepi," ujar pria itu datar, masih terus menunduk.

"Apa sih! om yang salah," protes Kiara tak mau kalah, Zayyan yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas.

"Apa tadi kamu bilang Om, saya ini masih muda dan kelihatannya umur kita tidak berbeda jauh, kok kamu panggil saya Om"

"Bodo Amat! terserah gue dong manggil apa, emang lu keliatannya udah tua!" Ceplos kiara, Pria itu melotot mendengar ucapan Kiara barusan.

"Ya in aja takut nangis" Ujar pria itu datar.

"Dihhh," Kiara menarik bibir kirinya keatas.


Tin tin


Klak son dari mobil pengendara lain berbunyi dan membuat mereka berdua kaget. Pria itu beranjak.

"Saya duluan Assalamu'alaikum" Pamit Zayyan kepada Kiara.

"Wa'alaikumusalam" Jawab Kiara kemudian berdiri lalu minggir di tepi jalan.




🍀🍀🍀





Segini aja yah Prolognya🫠
Yang penasaran kuy lanjut ke CHAPTER 1

















Sabtu 30 Desember 2023

My Husband is My Little FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang