"Satoru, jangan membuat malu. Kau lebih terlihat seperti bocah barusia 7 tahun dari pada (M/n)." Suguru mendesah lelah melihat Satoru yang ngambek dipojokkan. (M/n) sudah turun dari sofa dan hanya menatap Satoru datar.

Pada akhirnya mereka bertiga keluar dari kediaman (M/n) dengan mati matian meminta izin pada Kakak perempuannya untuk membawa adik kesayangannya keluar. Yah... Untungnya mereka berhasil.

Di perjalanan (M/n) hanya berdiam diri sembari mendengarkan omelan Satoru dan tanggapan dari Suguru. Suara angin dan daun bergoyang memanjakan telinganya. Kedua pemuda yang bersamanya benar benar tau apa yang dia suka. (M/n) menginjakkan kakinya, hendak menuruni anak tangga bersa-







BRUK






"(M/n)??!!"







CLINGGGG....





...




Banyaknya korban jiwa yang berjatuhan. Banyaknya kutukan yang berkeliaran. Membuat satu persatu mental Penyihir Jujutsu diujung tanduk.

Tetapi... Mereka memang dilatih untuk ini. Semakin lemah mental mereka maka semakin meningkat kekuatan mereka.

Tapi... Apa memang benar seperti itu?


...



"Hah?!" Seorang pemuda membuka matanya ketakutan secara tak langsung membangunkannya dari tidur nya. Dia masih terlentang di kasurnya menatap atas atas dengan nafas yang tak teratur.

"... Apa itu tadi?" Pemuda itu bertanya tanya dan mengingat ingat mimpinya. Hasilnya nihil, ia tak mengingat kelanjutannya walaupun dia merasa dia melihatnya jelas jelas di mimpi.

Teringat sesuatu, dia bangun dari posisinya dan menatap ke arah jam. Oh sial, dia kesiangan.

Seperti pemuda lainnya, dia langsung bergegas melaksanakan ritual paginya. Memakai seragam khas sekolahnya lalu berlari kecil ke pintu.

Dimana saat dia hendak melakukannya, pintu itu terbuka duluan memperlihatkan satu pria jangkung dan satu pemuda seumurannya.

"Oh, ohayo (M/n)-chan." (M/n) mendongak guna menatap orang yang paling ngeselin di hidupnya, Gojo Satoru yang menyapanya dengan senyuman lebarnya.

"Ohayo gozaimasu." Pemuda di samping sang albino ikut menyahut, dengan penampilan kalem nya dia menyapa (M/n). Rambut hitamnya selalu mengingatkan (M/n) pada bulu babi.

"Ohayo Gojo-sensei, ato Megumi mou." (M/n) menyapa mereka dengan wajah datar khasnya. Satoru menurunkan senyumannya sejenak lalu kembali membuat senyuman khas nya itu.

"Tumben kau molor, biasanya paling rajin~" Satoru terkekeh menggoda kecil murid kesayangannya itu. (M/n) mendesah kecil dan hanya diam, tak mau membicarakan mimpinya tadi.

Megumi hanya menatap teman sepantarannya itu dengan wajah datarnya, mereka berdua benar benar 11 12 dimata Satoru. Sama sama pendiam dan gampang emosi, diem diem yang paling pinter, lebih pinter dari guru mereka sendiri.

Intinya di pagi hari menjelang siang itu, (M/n) dan Megumi hanya disuruh berlatih karena Satoru beralasan, "nanti malam kalian akan menjalankan misi~ makanya aku tak mau kalian kelelahan lebih dulu," begitulah kata pria ubanan yang memakai penutup mata hitam itu. Di pikir pikir, pria albino itu terdengar baik pada mereka, tetapi percayalah, Megumi dan (M/n) memiliki firasat yang tak enak.

Malam harinya, Megumi juga (M/n) akhirnya diberitahu akan misi malam ini yang katanya sangat penting.

...

•THE MAIN CHARACTERS| JJKxMaleReaderWhere stories live. Discover now