07

121 26 5
                                    

Chanyeol sedang berada di kapal besar ditengah lautan, pria dengan tato ditangannya itu sengaja ikut bersama Lay untuk menyaksikan secara langsung bagaimana transaksi besar-besaran itu terjadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chanyeol sedang berada di kapal besar ditengah lautan, pria dengan tato ditangannya itu sengaja ikut bersama Lay untuk menyaksikan secara langsung bagaimana transaksi besar-besaran itu terjadi. Tentu Chanyeol tidak akan melewatkan begitu saja bertemu dengan pimpinan mafia Italia, Carlio William.

Carlio William tadinya hanya ingin bekerjasama di bidang senjata, tapi ternyata ECM bukan hanya kelompok mafia biasa. Bekerjasama membuat dua kelompok itu mempunyai untung yang sangat besar.

"Senang bertemu dengan anda secara langsung, tuan Davide." Ujar Carlio, pria berusia 43 tahun itu menyalami tangan Chanyeol.

"Bagaimana dengan Korea, tuan Carlio? Apa lebih baik dari Italia?" Tanya Chanyeol, berada ditengah lautan lepas seperti ini memang yang terbaik.

Apalagi Chanyeol mempunyai kekuasaan yang sangat besar, Presiden bahkan ada pihaknya. Jadi, dia tidak akan susah-susah takut ketahuan melakukan transaksi ilegal.

Semua terasa mudah ketika Presiden ada dibawah kendali ECM.

"Tentu saja, aku merasa lebih aman disini." Carlio William memang orang yang tidak asing di Italia, tidak seperti Chanyeol yang bahkan orang-orang tidak tau dia siapa.

Carlio William sengaja memperlihatkan wajahnya dihadapan publik, tidak heran pria itu banyak diincar dan kadang menjadi pusat perhatian.

"Aku menyesal tidak bekerjasama denganmu dari dulu." Lanjut Carlio dan Chanyeol hanya terkekeh pelan.

"Ini belum terlambat," Ujar Chanyeol, sorot matanya yang tajam lalu menatap kapal besar mikik Carlio. "Kau harus berhati-hati, jalur laut ke arah sana sedang dikuasai James Hendrik."

"Pria itu," Carlio mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Aku masih ingat dia menembak anakku. Dulu memang kelompoknya yang terkuat, tapi sekarang sudah berbalik."

"Kau tidak ingin balas dendam, tuan? Kau bilang James menembak anakmu?!"

Carlio tersenyum, entahlah senyumnya itu mengartikan apa. "Kau saja yang mengurusnya, aku sudah cukup muak dengannya. Aku dengar dia juga mengacau diwilayah mu?"

Chanyeol mengangguk, semua yang terjadi dipabrik senjata sudah selesai tanpa kegaduhan. "Ya, itu benar."

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Tidak tau." Jawab Chanyeol, tidak mungkin ia memberitahu rencana yang ia susun dengan susah payah begitu saja. Bekerjasama bukan berarti dia harus memberitahu dan mempercayai Carlio.

Dalam dunia gelap yang ia tekuni, memberitahu rencana nya pada sekutu bukan suatu hal yang perlu dilakukan. Karena sekutu bisa menjadi musuh kapan saja.

"Father, arah jam 3." Bisik Kim Minseok, dan Chanyeol terdiam sebentar. Pria itu jelas tidak menengok ke arah sana.

Disana terlihat ada kapal yang tidak begitu besar sedang mengintai.

APPROVALWhere stories live. Discover now