Act 45

148 10 2
                                    



🍂


Di ruangan yang cukup luas, ada satu wanita yang tengah sibuk dengan laptop dan beberapa kertas yang berhamburan disampingnya.

Tidak ada musik yang menemaninya, hanya suara keyboard yang ditekan dan terkadang dering ponsel yang setiap 10 menit sekali berbunyi lalu dijawabnya dengan sopan sesuai SOP.

Bukan sepenuhnya sukarela dia melakukan itu, tapi dia melakukannya karena menurutnya itu sudah tanggung jawab yang harus dia selesaikan walau dengan wajah yang tampak frustasi dan kesal di depan semua tumpukan berkas yang dikerjakannya.

Siapa lagi kalau bukan Seki Yumiko.

Yang beberapa hari bahkan minggu ini tengah disibukkan dengan segala hal yang bersangkutan dengan urusan bisnis dari cabang perusahaan ayahnya yang ada di luar negeri.

"INI KAPAN SELESAINYA SIH?! 😠." Ucap Seki frustasi masih sambil terus mengetik di lapotopnya walau sudah dengan kekuatan penuh dia menekan tombol-tombolnya.

Dia bukan frustasi atau kesal karena pekerjaan yang terlalu banyak untuk seukuran calon penerus perusahaan yang seharusnya ini dikerjakan karyawannya, dia bisa-bisa saja mengerjakannya dengan santai walau terkadang sesekali berselisih paham dengan ayah juga sekertarisnya, tapi itu bukan masalah.

"pekerjaannya tidak banyak, anda harusnya bisa menyelesaikannya malam ini kalau bekerja dengan serius." Ucap sekertarisnya

"boleh aku pinjam hpku?..." tanya Seki karena semenjak dia meninggalkan Jepang untuk urusan pekerjaan, ponsel miliknya ditahan sekertarisnya ini dan digantikan Hp khusus untuk pekerjaan

"kita sudah buat perjanjian, anda boleh mengambil kembali ponsel anda kalau semua pekerjaan sudah selesai dan kita kembali ke Jepang." Jawab sekertarisnya

"aku cuma pinjam 10 menit saja."

"tidak, semakin lama kamu memohon akan semakin lama pekerjaanmu selesai."

"aku bisa selesaikan semua ini dalam 2 jam."

"kalau begitu lakukan."

"berikan dulu Hpku, aku harus menghubungi seseorang."

"kalau mau menghubungi Tuan atau Nyonya, nomor meraka sudah ada di ponsel yang anda pakai, bahkan nomor dari Rika-sama juga ada."

"bukan mereka yang mau aku hubungi."

"tidak ada orang lain lagi yang harus anda hubungi saat ini, kalau masalah teman kampus mereka harusnya mengerti."

"bukan mereka, aku mau—"

"pacarmu?.." potong sekertarisnya

"iya, jadi kumohon pinjami Hpku 10 menit saja."

"pacar anda ini teman saat di SMA, Inoue Rina."

"memangnya kenapa?..."

"anda tidak perlu menghubunginya, dia harus mengerti keadaan anda sekarang dan 2 hari lalu juga sudah saya izinkan mengiriminya pesan."

"aku mau dengar suaranya."

"kenapa anda begitu ingin menelfonnya daripada keluargamu sendiri?..."

Seki sebenarnya ingin bilang kalau dia kangen, tapi karena gengsinya yang tinggi akhirnya dia memilih diam.

Berbeda dengan Shiori, dimana dia bisa blak-blakkan soal perasaannya dan merengek kalau sudah ada sangkut pautnya dengan Inoue.

Sekertarisnya yang saat ini menemaninya benar-benar terlihat tidak bisa diajak kerjasama, dan sejak awal sebelum ada Shioripun mereka tidak pernah bisa akrab melebihi hubungan antara atasan dan bawahan saja.

Kokoro no Katasumi deWhere stories live. Discover now