1🍒

76 5 0
                                    

Seindah Langit yang dicintai oleh Naisa🌹

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seindah Langit yang dicintai oleh Naisa
🌹


Di waktu sepagi ini aku berlari kesana-kemari tak tentu arah, sampai pandanganku mengabur dengan nafas yang terengah-engah karena kelelahan. Aku melihat langit sesaat, cuaca yang cerah ini sama sekali tak membantuku. Tetapi, sudah cukup waktuku terbuang, aku kembali berlari mengejar seekor kucing yang mencuri ikan dari kedai ibuku. Dan pada akhirnya usahaku tetap sia-sia, kucing itu lolos, tenagaku habis.

Aku merutuk, menyumpah-nyumpah kemudian terkulai lemas di rerumputan hijau, sesaat sebelumnya memeriksa tempat itu bersih atau tidak. Di sekitar tempat itu hanya ada beberapa rumah sehingga tidak terlalu membuatku terganggu.

"Hei!" Seru seseorang menepuk pundakku dari belakang hingga membuatku terperanjat sambil menjerit.

Dia tertawa sambil mengatakan, "ahahaha... Ekspresi kamu berlebihan," ledeknya dengan nada menggoda.

"Kamu!. Ku kira siapa?!" Aku membetulkan posisi dudukku, "memangnya kenapa?," Lanjutku dengan raut kesal, menepuk-nepuk baju khawatir ada yang kotor

"Ah, tidak. Kamu ngapain tepar di rumput? Kasur di rumah sudah di jual?," Tanyanya ceplas-ceplos.

"Kamu lihat?" Aku menunjuk wajahku yang kelelahan, dia pun menilik mukaku lebih dekat jarak lima belas senti hingga membuatku sedikit menjauh takut.

"Hm.... Sepertinya tidak ada yang salah dengan wajahmu," ujarnya santai, memundurkan kembali wajahnya.

"Aku kelelahan, mengejar kucing pencuri."

"Hah? Kucing pencuri?"

"Ini sudah kejadian yang ketiga kalinya, saat aku sedang berbaring santai di kamarku, ibuku menjerit. Aku kira kenapa ternyata lauk yang di jual di kedai dicuri kucing. Mau bagaimana lagi, aku disuruh mengejarnya walaupun sampai sekarang tidak pernah berhasil ku tangkap," keluhku padanya. Disaat aku berpikir dia akan tertawa, ternyata dugaanku salah. Dia menatapku serius.

"Aku tidak berpikir ini masalah yang besar. Oh iya, kenapa kamu mengejar kucing itu? Memangnya setelah tertangkap mau diapakan?."

"Mungkin menghukumnya, sudah sering begini bisa menjadi kebiasaan, nanti kucing itu setiap pagi akan terus mencuri. Dan setiap hari juga ibuku akan marah," jelasku.

Dia berpikir, "menghukum kucing?!, Aku tidak yakin tindakan itu benar. Ku rasa perspektif kita sebagai manusia yang harus diubah. Oh iya, kenapa tidak kamu anggap saja setiap pagi kamu bersedekah satu ikan sama kucing dan mungkin begitulah cara kucing itu menjemput rezekinya."

"Dengan mencuri?," Sanggahku.

"Apa kucing diberi akal seperti manusia?" Dia justru balik bertanya padaku.

Aku diam, lalu menghembuskan nafas berat. "Coba saja kamu bilang begitu pada ibuku!"

"Aku tidak berani," ujarnya lalu bergelak tertawa.

Seandainya Aku Jadi Awan Where stories live. Discover now