Part 16 - Jebakan

Start from the beginning
                                    

Sepertinya Finn tidak mau tidur lagi meskipun sudah kenyang, sehingga Allen mengambil alih untuk menenangkannya.

Julia menghela napas berat. Dia melirik Allen yang sedang menimang-nimang agar Finn tenang.

"Kamu tidur duluan," ucap Allen dengan pengertian. Allen menyebabkan Julia ikut begadang.

Tetapi Julia memutuskan untuk menemani Allen sampai Finn tertidur lagi. Dia duduk di sisi ranjang dan memegang dot.

"Finn sering bangun tengah malam begini?" tanya Allen mendekati Julia.

"Kadang-kadang," jawab Julia dengan suara serak.

Ada rasa bersalah di dalam diri Allen telah membiarkan Julia berjuang sendiri mengurus Finn selama ini. Di tengah malam, waktunya semua orang istirahat, wanita itu terjaga karena Finn bangun.

Allen menepuk-nepuk badan Finn dan perlahan bayi itu mulai memejamkan mata. Dia menyandar nyaman di bahu Allen dengan kedua tangan kecilnya mengepal.

Julia segera memperbaiki tempat tidur Finn di boks bayi dan Allen meletakkannya dengan hati-hati.

Mereka menghela napas lega setelah Finn tidur. Namun, suasana canggung menyergap Julia setelahnya.

Mereka mengambil posisi tidur di ranjang dengan jarak yang cukup jauh. Julia memunggungi Allen sedangkan lelaki itu menatap langit-langit kamar dengan pikiran berkelana.

Allen menarik napas dalam-dalam dan bergeser merapat pada Julia. Memeluk wanita itu dan mengecup puncak kepalanya.

Julia tidak menunjukkan penolakan. Allen berbisik pada Julia, dia masih penasaran dengan perasaan wanita itu padanya.

"Bagaimana perasaanmu padaku?"

Julia memberikan jeda selama beberapa saat. Kemudian menjawab dengan ragu. "Entahlah,"

Allen merasa seperti dipermainkan. Namun, dia juga tidak bisa menyalakan wanita itu. Perlakuan kasarnya selama ini mengikiskan perasaan Julia untuknya.

Julia memandang Allen di atasnya ketika lelaki itu menekan bahunya dan hendak menciumnya.

Julia memejamkan mata, mencoba mencari sisa-sisa perasaannya pada Allen melalui ciuman lembut itu. Sayangnya, dia merasa hampa.

Julia menahan tangan Allen ketika lelaki itu hendak menyelinap di balik pakaiannya. Julia tidak ingin melakukan lebih dari itu.

Allen pun langsung tersadar dan mengeratkan pelukannya. Mereka belum mengantuk, perasaan emosional mempermainkan perasaan keduanya.

"Aku ingin datang ke apartemenmu tanpa alkohol. Biarkan aku datang," pinta Allen kemudian.

"Kamu udah datang selama ini," jawab Julia.

"Aku ingin datang secara baik-baik. Biarkan aku datang tanpa membebani kamu."

"Aku nggak bisa. Bagaimana pun, kamu udah membebani aku selama ini."

"Kamu membenci aku?"

"Sesungguhnya, kamu yang membenci aku." jawab Julia mengingatkan Allen.

Allen tidak berusaha menyangkal, "Seandainya ingatanku kembali, kamu akan kembali padaku?"

"Kamu tahu jawabannya,"

"Apa?"

"Setelah ingatanmu kembali." jawab Julia. Wanita itu tersenyum pedih, "Sekarang, kamu hanya membenciku. Perasaan ragu itu cuma jebakan."

"Finn,"

"Termasuk Finn. Dia juga menjebakmu." jelas Julian agar Allen tidak kebingungan lagi dengan perasaannya. "Kecelakaan itu menunjukkan perasaanmu padaku yang sesungguhnya. Kamu nggak mencintai aku, tapi kamu membenci aku."

"Selama ini kamu mempermainkan aku," keluh Allen sedikit kesal. "Kenapa kamu di sisiku selama kecelakaan itu kalau aku membencimu?"

"Aku ingin memastikan perasaanmu padaku."

"Aku nggak mungkin menikahi kamu jika aku membencimu." sela Allen tidak yakin.

"Buktinya kamu telah melakukannya. Di saat perasaan kamu kebingungan, kamu mengambil keputusan implusif. Kamu hanya dendam padaku."

"Aku mencintai kamu,"

"Nggak, Allen. Kamu nggak mencintai aku."

"Bagiamana kalau sekarang aku mencintai kamu?"

"Kamu konyol!"

"Mari kita ciptakan cinta baru. Aku nggak bisa jauh dari kamu."

"Sesungguhnya, itu perasaan dendam kamu."

"Aku nggak yakin ini dendam. Aku memikirkan kami dan Finn."

"Kamu memikirkan bagaimana caranya membalas dendam dan mengalahkan aku."

"Julia, aku nggak mengerti apa yang kamu pikirkan."

"Kamu akan mengerti setelah kamu menyadari perasaanmu yanh sesungguhnya."

"Kalau begitu, biarkan kita berteman,"

"Aku nggak ingin berteman dengan orang yang membenciku,"

"Lalu apa?"

"Nggak ada apa-apa," bisik Julia. "Mari kita fokus pada kehidupan masing-masing. Lanjutkan hidupmu dan kulanjutkan hidupku."

"Aku menginginkan Finn. Setidaknya jadikan itu sebagai pertimbangan."

"Dia hanya menjebakmu. Aku sudah mengatakannya padamu."

"Dia anakku. Anak kita!"

"Ya,"

***

Jakarta, 04 Februari 2024

Baca duluan di Karyakarsa.
Untuk update Karyakarsa mungkin besok ya

Untuk update Karyakarsa mungkin besok ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




BROKEN VOWWhere stories live. Discover now