𝐄𝐩𝐢𝐥𝐨𝐠𝐮𝐞: 𝐒𝐩𝐞𝐧𝐝 𝐌𝐲 𝐋𝐢𝐟𝐞 𝐖𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮

341 30 20
                                    

17+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17+

Suara pisau yang memotong bahan-bahan makanan menghiasi dapur kecil rumah sederhana itu. Disusul suara bawang yang ditumis.

"[Name], bisakah kau ambilkan air?"

"Air segera datang!" [Name] yang sedang memotong sayuran meninggalkan pekerjaannya untuk sementara. Tangannya meraih sebuah teko, kemudian ia melangkah untuk mengambil air di dispenser. Setelah itu, ia menaruh teko berisi air itu di dekat kompor, tempat Jean sibuk menumis bawang.

"Ini chef!" Ucapan [Name] membuat Jean terkekeh.

"Berhentilah memanggilku chef setiap aku sedang masak," kata Jean.

"Tapi kan kau jago masak," balas [Name], melanjutkan memotong sayuran.

"Aku tidak jago," jawab Jean. "Kemampuanku standar saja,"

"Tapi setidaknya lebih baik dariku," kata [Name]. Jean pun tertawa lagi. Ia menuangkan air yang tadi [Name] berikan di panci.

"Apa kau sudah selesai memotong sayurnya?"

"Ya, chef!"

"Sekarang masukan sayuran itu kesini,"

"Baik!" [Name] melakukan seperti yang Jean suruh.

Jean pun menggelengkan kepalanya, merasa lucu dengan tingkah istrinya yang seolah sedang berada di kelas masak. Kemudian ia menyiapkan daging untuk dimasak.

Memasak berdua adalah salah satu kegiatan rutin mereka setiap hari. [Name] yang lahir di keluarga kaya dan merupakan mantan model itu tidak biasa memasak-- bahkan saat sempat bangkrut, ia lebih sering makan makanan instan atau kalau masak hanya merebus atau menggoreng telur-- sehingga kemampuan masaknya jauh dibawah Jean. Itu sebabnya ia sangat antusias setiap memasak bersama Jean, karena ia akan belajar banyak dari suaminya itu.

Selain itu, [Name] juga merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Jean seperti itu. Ia sangat suka melihat Jean yang fokus memasak, menurutnya hal itu membuat pria itu semakin mempesona.

Setelah selesai memasak sup dan daging, mereka menghidangkannya di meja makan. Kemudian mereka duduk bersama. Sudah seminggu sejak mereka pindah ke rumah itu dan rumah mereka sudah selesai didekorasi. Sebagian besar dekorasi adalah ide [Name] dan Jean sangat menyukainya. Menurutnya [Name] memang berbakat di bidang desain, baik pakaian maupun dekorasi rumah.

"Wahh! Kelihatan lezat!" Ucap [Name] antusias. Kemudian ia menyatukan kedua tangannya, "Selamat makan!"

"Pelan-pelan makannya, masih panas lho," ucap Jean, namun terlambat. [Name] sudah terlanjur memasukkan sesuap ke mulutnya. Wanita itu pun mengibaskan tangannya di depan mulut karena kepanasan. Melihat itu, Jean hanya tertawa.

Jean senang karena sekarang [Name] makan dengan lahap. Ia bukan lagi model sehingga tidak ada tuntutan untuk diet. Dan [Name] terlihat lebih bahagia sejak bebas dari diet yang membelenggu hidupnya selama ini.

𝐁𝐨𝐝𝐲𝐠𝐮𝐚𝐫𝐝 [𝐉𝐞𝐚𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang