𝟎𝟔: 𝐇𝐨𝐰 𝐈𝐭 𝐀𝐜𝐭𝐮𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐅𝐞𝐞𝐥𝐬 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐀𝐝𝐨𝐫𝐞𝐝

303 36 9
                                    

══ ❀•°❀°•❀ ══

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

══ ❀•°❀°•❀ ══

Aroma kopi menguar ketika air panas dituangkan. Jean mengaduk kopinya, kemudian menyesapnya. Saat ini ia berada di kantor agensi [Name], dan kebetulan ada mesin pembuat kopi di sana. [Name] sedang rapat dan Jean menunggunya di luar ruang rapat. Ia menyandarkan punggungnya di kursi itu.

Sejak kencannya dengan [Name] kemarin, Jean tidak bisa tidur dengan nyenyak. Ia terus memikiran kencan itu. Wajah [Name] yang ceria saat diajak kencan ala anak SMA, wajah [Name] yang memerah dibalik tangannya, dan...

"Sarung tanganmu wangi..."

Entah mengapa kalimat itu terus bergema di kepalanya. Dan setiap mengingatnya, jantung Jean berdebar kencang lagi.

Akhirnya rapat itu selesai. [Name] keluar ruang rapat bersama beberapa orang agensi yang ikut dalam rapat itu.

Jean langsung berdiri dari kursinya, "Sudah selesai?"

"Yap!" Jawab [Name]. Mereka pun berjalan beriringan di lorong.

"Kara bilang setelah ini ada jadwal acara TV," ucap Jean.

"Ya, sebuah acara musik," jawab [Name].

Saat mereka menemui Kara di kantor, wanita pirang itu sedang memegang banyak surat di tangannya. "Oh, [Name], rapatnya sudah selesai?"

"Ya. Apa itu?" [Name] mendekati Kara.

"Ini surat-surat dari penggemarmu." Jawab Kara.

[Name] pun mengambil salah satu surat itu, membuka amplopnya dan membacanya. "Untuk idolaku, [Name]. Halo! Hmmm... Aku tidak tahu bagaimana harus menyapamu. Aku adalah gadis SMP biasa, aku tidak memiliki bakat, juga tidak percaya diri. Tapi saat melihatmu di TV, aku merasa ingin menjadi seperti dirimu. Saat aku tidak yakin dan hanya menganggap itu sebagai angan-angan, aku mendengar ucapanmu di siaran radio yang memotivasiku. Sekarang aku lolos audisi sebagai model cilik. Semuanya berkat motivasimu, terimakasih! Aku harap aku bisa bekerja bersamamu jika sudah menjadi model sungguhan hehe."

"Manis sekali!" Ucap [Name] setelah selesai membaca. "Aku sangat senang kalau aku bisa memotivasi orang-orang."

"Surat selanjutnya..." [Name] membuka surat lain. Dan membacanya dengan lantang lagi. "Untuk pujaan hatiku, [Name]. [Name], aku sangat mencintaimu. Setiap hari aku memikirkanmu. Bahkan tadi malam aku memimpikanmu lagi. Dalam mimpi itu, kita--" [Name] berhenti. Senyuman di wajahnya tiba-tiba sirna.

Jean memerhatikan wanita itu. Mata [Name] masih bergerak membaca surat itu, namun tidak ia baca dengan suara lagi. Tiba-tiba ia menutup mulutnya seperti terkejut sekaligus takut.

"Ada apa?" Jean mendekat dan mengambil kertas itu. Ia membacanya cepat.

"Kurang ajar...." Batin Jean. Isi surat itu sangat menjijikan. Fantasi liar seorang pria yang kesepian.

𝐁𝐨𝐝𝐲𝐠𝐮𝐚𝐫𝐝 [𝐉𝐞𝐚𝐧 𝐗 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]Where stories live. Discover now